Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gejala Hipotermia dan 5 Tindakan Awal Ketika Mengalaminya

image-gnews
Ilustrasi hipotermia. shutterstock.com
Ilustrasi hipotermia. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hipotermia adalah kondisi medis yang terjadi ketika tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada yang dapat diproduksi, sehingga suhu tubuh menjadi sangat rendah. Sering terjadi dialami para pendaki gunung, hingga menyebabkan kematian seperti yang belum lama ini terjadi di Gunung Lawu.

Kondisi ini umumnya terjadi saat berada di lingkungan sangat dingin atau cuaca ekstrem, tetapi juga dapat muncul dalam situasi lain, seperti terpapar air dingin dalam waktu lama. Hipotermia adalah kondisi serius yang memerlukan tindakan awal yang cepat dan tepat. 

Gejala Hipotermia yang Perlu Diperhatikan

Penting untuk mengenali gejala hipotermia agar tindakan dapat diambil dengan cepat. Berikut adalah gejala-gejala hipotermia, seperti yang dijelaskan situs Siloam Hospitals:

1. Gemetar

Gemetar adalah salah satu mekanisme pertahanan alami tubuh untuk meningkatkan suhu tubuh. Tubuh berusaha menghasilkan panas melalui gerakan gemetar otot untuk melawan dingin. Namun, ketika hipotermia semakin parah, gemetar bisa berhenti dan menjadi gejala yang mengkhawatirkan.

2. Kesulitan Berbicara atau Berpikir

Hipotermia juga dapat mempengaruhi fungsi otak dan menyebabkan kesulitan berbicara atau berpikir. Korban mungkin tampak bingung, lupa, atau berbicara dengan susah payah.

3. Nafas Pendek dan Lambat

Pada tahap lanjut hipotermia, pernapasan dapat menjadi dangkal dan lambat. Ini adalah respon tubuh untuk menghemat energi dalam situasi dingin.

4. Suhu Tubuh Rendah

Tentu saja, suhu tubuh yang rendah adalah gejala khas hipotermia. Suhu tubuh di bawah 35 derajat Celsius adalah tanda bahwa seseorang mengalami hipotermia.

5. Kedinginan yang Parah

Orang yang mengalami hipotermia seringkali merasa sangat kedinginan, bahkan ketika lingkungan sekitar mereka sudah cukup hangat.

Tindakan Awal Ketika Mengalami Hipotermia

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika Anda atau seseorang di sekitar Anda mengalami hipotermia, segera ambil tindakan awal yang tepat untuk menghindari komplikasi yang lebih serius. Berikut adalah langkah-langkah pertolongan pertama yang harus diambil, seperti yang dijelaskan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC):

1. Pindahkan ke Tempat Hangat

Langkah pertama yang paling penting adalah segera pindahkan korban dari lingkungan dingin ke tempat yang hangat. Hentikan paparan terhadap suhu dingin agar tubuh memiliki kesempatan untuk memulihkan suhu tubuhnya.

2. Ganti Pakaian Basah dengan Kering

Jika korban basah karena terkena hujan atau air dingin, segera ganti pakaian basahnya dengan pakaian yang kering. Bungkus tubuhnya dengan selimut atau menggunakan baju hangat untuk membantu meningkatkan suhu tubuh.

3. Berikan Minuman Hangat

Sajikan minuman hangat, seperti teh hangat atau coklat panas, untuk membantu meningkatkan suhu tubuh secara perlahan. Hindari memberikan minuman beralkohol karena dapat menyebabkan tubuh kehilangan lebih banyak panas.

4. Berikan Isi Hangat pada Tubuh

Untuk membantu memulihkan suhu tubuh, berikan isi hangat di bawah pakaian korban. Anda dapat menggunakan botol air hangat atau kantung isi hangat yang diisi dengan air hangat, lalu letakkan di area perut, ketiak, atau pangkal paha.

5. Segera Cari Pertolongan Medis

Jika kondisi hipotermia cukup parah atau korban tampak mengalami masalah kesehatan lainnya, segera cari pertolongan medis. 

Dilansir dari Siloam Hospitals, hipotermia yang berat memerlukan perawatan medis segera. Kondisi ini dapat mengancam nyawa jika tidak diobati dengan benar.

Hipotermia adalah kondisi medis yang serius dan berpotensi mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Pahami gejala hipotermia agar tindakan dapat diambil dengan cepat dan membantu mencegah komplikasi yang lebih serius.

Pilihan Editor: Apa Itu Hipotermia dan Bahayanya Bagi Pendaki Gunung?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


6 Fakta Tewasnya 5 Pendaki Rusia di Dhaulagiri, Gunung dengan Zona Kematian

1 hari lalu

Gunung Everest, puncak tertinggi di dunia, dan puncak pegunungan Himalaya lainnya terlihat melalui jendela pesawat selama penerbangan gunung dari Kathmandu, Nepal 15 Januari 2020. REUTERS/Monika Deupala
6 Fakta Tewasnya 5 Pendaki Rusia di Dhaulagiri, Gunung dengan Zona Kematian

Lima pendaki Gunung Dhaulagiri asal Rusia ditemukan meninggal dunia, berikut fakta-faktanya.


Prediksi Cuaca Sepekan di Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Lebat 4 Hari, Cuaca Ekstrem di Bagian Barat

1 hari lalu

Ilustrasi hujan petir. sciencedaily.com
Prediksi Cuaca Sepekan di Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Lebat 4 Hari, Cuaca Ekstrem di Bagian Barat

Potensi hujan sedang hingga sangat lebat yang disertai petir dan angin kencang di Jawa Barat terjadi empat hari dalam pekan ini.


3 Kecelakaan Mendaki di Gunung Rinjani dalam 30 Hari Terakhir

1 hari lalu

Proses evakuasi jasad pendaki asal Jakarta yang jatuh di Gunung Rinjani. Dok. SAR Mataram
3 Kecelakaan Mendaki di Gunung Rinjani dalam 30 Hari Terakhir

Korban dalam kecelakaan mendaki ini beragam mulai dari pendaki domestik dan turis luar negeri.


Deretan Kecelakaan saat Mendaki Gunung di Indonesia Beberapa Bulan Terakhir

1 hari lalu

Proses evakuasi jasad pendaki asal Jakarta yang jatuh di Gunung Rinjani. Dok. SAR Mataram
Deretan Kecelakaan saat Mendaki Gunung di Indonesia Beberapa Bulan Terakhir

Beberapa bulan terakhir, terjadi sejumlah kecelakaan saat mendaki gunung.


Pendaki Asal Jakarta Barat Hilang di Gunung Wilis Jawa Timur

4 hari lalu

Ilustrasi pendakian. TEMPO/Subekti
Pendaki Asal Jakarta Barat Hilang di Gunung Wilis Jawa Timur

Seorang pendaki asal Jakarta Barat, Muhamad Agus (24), dikabarkan hilang pada 9 Oktober 2024.


Serba-serbi Naomi Daviola yang Tersesat di Gunung Slamet, Ditemukan Selamat Setelah 3 Hari

4 hari lalu

Naomi Daviola, pelajar SMK yang tersesat di Gunung Slamet. Foto: Istimewa
Serba-serbi Naomi Daviola yang Tersesat di Gunung Slamet, Ditemukan Selamat Setelah 3 Hari

Naomi Daviola dinyatakan hilang selama tiga hari saat mendaki gunung Slamet dan akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat oleh tim SAR gabungan.


Wanadri Akan Buka Sekolah Pendaki Gunung, Pelatihan Navigasi dan Survival di Alam Liar

4 hari lalu

Wanadri rutin menggelar program sekolah pendaki gunung, kegiatan itu terbuka untuk umum. (dok.Wanadri)
Wanadri Akan Buka Sekolah Pendaki Gunung, Pelatihan Navigasi dan Survival di Alam Liar

Wanadri akan buka Sekolah Pendaki Gunung, terbuka untuk umum.


Pendaki Jatuh di Gunung Rinjani dan Tersesat di Gunung Slamet

4 hari lalu

Proses evakuasi jasad pendaki asal Jakarta yang jatuh di Gunung Rinjani. Dok. SAR Mataram
Pendaki Jatuh di Gunung Rinjani dan Tersesat di Gunung Slamet

Jasad pendaki asal Jakarta, Kaifat Rafi Mubarok, yang jatuh di Kaldera Gunung Rinjani berhasil dievakuasi sekitar pukul 15.30 WITA.


Jasad Pendaki yang Jatuh di Gunung Rinjani Berhasil Dievakuasi

5 hari lalu

Proses evakuasi jasad pendaki asal Jakarta yang jatuh di Gunung Rinjani. Dok. SAR Mataram
Jasad Pendaki yang Jatuh di Gunung Rinjani Berhasil Dievakuasi

Proses evakuasi jenazah pendaki asal Jakarta, Kaifat Rafi Mubarok yang jatuh di Kaldera Gunung Rinjani berhasil dilakukan sekitar pukul 15.30 WITA.


Evakuasi Jenazah Pendaki yang Jatuh di Gunung Rinjani Terkendala Cuaca dan Medan

5 hari lalu

Proses evakuasi jasad pendaki asal Jakarta yang jatuh di Gunung Rinjani. Dok. SAR Mataram
Evakuasi Jenazah Pendaki yang Jatuh di Gunung Rinjani Terkendala Cuaca dan Medan

Titik ditemukan korban sejauh 250 meter dari ujung punggungan dengan kondisi vertikal di Gunung Rinjani.