TEMPO.CO, Jakarta - Setiap 28 Juli diperingati sebagai Hari Hepatitis Sedunia. Sayangnya, sebanyak 35.757 bayi di Indonesia lahir dengan hepatitis B pada 2022. Penularan kasus didominasi oleh penularan langsung dari Ibu ke anak.
Secara umum, penularan hepatitis B, C, dan D terjadi secara vertikal langsung dari ibu ke anak, dari cairan tubuh (air ludah, cairan sperma), dan aktivitas seksual tidak aman, menggunakan tindik atau tato, maupun penggunaan jarum suntik tidak steril pada pengguna narkoba.
Bayi yang terinfeksi hepatitis B kemungkinan menjadi kronis dan sirosis hingga 80 persen. Sayangnya, belum ada pengobatan yang efektif sehingga penting untuk memutus alur penularan. Apalagi penyakit ini membutuhkan biaya besar untuk perawatan.
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, dr. Imran Pambudi, pemerintah telah melakukan upaya untuk memutus penularan. Misalnya dengan meningkatkan akses pelayanan seperti skrining, tes, dan perawatan. Kemudian desentralisasi dan simplifikasi pelayanan serta menggunakan diagnostik yang tepat.
Tangkapan layar keterangan pers Kemenkes mengenai hepatitis, Rabu, 26 Juli 2023. TEMPO/Yayuk
Selain itu ada pula kampanye kesadaran agar setiap individu bisa berkontribusi dalam penanggulangan hepatitis dan bertujuan untuk melibatkan seluruh masyarakat dalam upaya penanggulangan, serta tes dan pengobatan tepat yang dapat mencegah komplikasi lebih lanjut.
Sementara itu, komisi ahli hepatitis Profesor David H. Muljono menjelaskan hepatitis B bisa sembuh asal imun baik, tapi karena masuk ke inti sel hati makan akan tersimpan di DNA. Pada bayi bisa berkembang menjadi hepatitis akut dan kronis, kemudian bisa berkembang menjadi sirosis, lalu kanker hati.
"Hepatitis B dan C akan menyumbang penyakit katastropik, menyedot banyak biaya. Kalau terkena harap segera berobat," jelas David dalam keterangan pers menjelang Hari Hepatitis Sedunia pada Rabu, 26 Juli 2023.
Untungnya, sebanyak 3,2 juta dari 4 juta ibu hamil sudah bisa dites dan ada 50 ribu yang positif. Bila ditularkan ke bayi, maka ia akan menjadi pengidap sekaligus penular. "Harus ditangani dari ibu hamil agar tak jadi penular," ujar David.
Pilihan Editor: Hari Hepatitis Sedunia: Penyebab, Gejala dan Pencegahan Hepatitis C