Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sering Salah Duga, Ini Perbedaan Tifus dan Demam Berdarah Memiliki Gejala yang Serupa

image-gnews
Ilustrasi anak demam. webmd.com
Ilustrasi anak demam. webmd.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Demam berdarah dan tifus merupakan masalah kesehatan utama untuk masyarakat yang tinggal di daerah tropis dan subtropis. Dilansir dari National Library of Medicine, tifus dan demam berdarah sama-sama memiliki gejala awal yang khas berupa demam tinggi, namun sejatinya kedua penyakit tersebut sangat berbeda.

Untuk membedakan tifus dan demam berdarah, kita bisa meregangkan kulit secara manual pada ruam atau melakukan tes diagnostik. Berikut penjelasannya.

Apa Itu Tifus?

Tifus merupakan penyakit yang ditandai dengan demam tinggi dan ruam merah, yang disebabkan oleh banyak virus. Namun, dua penyebab tifus yang paling umum adalah virus campak dan virus rubella.

Biasanya, tifus umum terjadi pada anak kecil terutama menyebar melalui jalur pernafasan melalui kontak langsung dengan sekresi dari hidung dan tenggorokan orang yang terinfeksi saat batuk ataupun bersin. Setelah itu, penderita akan melalui masa inkubasi selama kurang lebih 7 hari, penderita tifus kemudian mulai menunjukkan gejala yang khas.

Demam
Demam ringan atau tinggi berkisar antara 38 sampai 40 derajat celsius, biasanya muncul dalam 12 sampai 24 setelah terinveksi

Ruam
Derajat ruam atau eritema tergantung pada karakteristik virus penyebab penyakit atau kondisi masing-masing penderita. Salah satu ciri yang dapat membedakan tifus dan jenis demam lainnya adalah ruam pada tifus akan segera hilang jika dilakukan pengencangan kulit pada area ruam. Ruam muncul sekitar 3 sampai 5 hari dan kemudian hilang sama sekali

Gejala penyerta
Pilek, bersih, lelah, lesu, mata merah, kehilangan nafsu makan,rewel, gangguan pencernaan, dan diare. Selain itu, beberapa penderita mungkin mengalami sakit tenggorokan dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher. Kebanyakan penderita yang terkena tifus, mulai hari keempat, akan berangsur-angsur menurunkan demamnya, makan dan minum. 

Namun, jika tidak segera dideteksi dan ditangani, penyakit tifus dapat berdampak serius bagi kesehatan. Secara khusus penyakit ini menjadi semakin berbahaya bagi anak-anak dengan daya tubuh yang buruk, kekurangan gizi, anak dibawah usia 12 bulan, dan kesehatan yang lemah. Beberapa komplikasi umum dari tifus antara lain: Pneumonia berat, otitis media, meningitis, ulserasi kornea (risiko kebutaan permanen), malnutrisi parah setelah infeksi campak.

Apa Itu Demam Berdarah?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Demam berdarah atau DBD adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk. Mereka menghisap darah orang terinfeksi dan kemudian menularkannya kepada orang yang sehat. Penyakit ini sering mewabah di musim hujan, dengan cuaca yang tidak menentu. Penyebaran demam berdarah ini penyebarannya cepat, banyak orang tertular pada waktu yang sama di wilayah yang sama.

Demam berdarah cukup tidak menentu, dan gejalanya sering tertukar dengan gejala penyakit lain seperti tifus. Apabila penderita tidak terdeteksi dan didiagnosis sejak dini, pengobatan penyakit ini relatif sulit, bahkan beresiko kematian. Hal inisemakin sulit karena hingga saat ini belum ada pengobatan atau vaksin khusus untuk demam berdarah. Berikut gejala yang mungkin terjadi pada penderita.

Demam
Pasien tiba-tiba mengalami demam tinggi sekitar 39 sampai 40 derajat celsius secara terus menerus selama 2-7 hari. Gejala demam ini tidak akan membaik dengan obat antipiretik.

Ruam Hemoragik
Saat demam mulai turun, pasien mengalami ruam hemoragik. Ruam hemoragik adalah bintik merah atau memar pada kulit, kadang berdarah di daerah mukosa, seperti gusi berdarah, mimisan, mata merah, disertai nyeri perut dan muntah.

Umumnya, sekitar 30 persen kasus demam berdarah memburuk pada hari ke 3-7 setelah timbulnya penyakit. Perhatikan jika pasien mengalami obesitas atau berusia dibawah 12 bulan, jika tidak segera didiagnosis dini dan diobati penyakit ini beresiko menimbulkan komplikasi berbahaya, efek kesehatan yang serius, bahkan penyakit yang mengancam jiwa.

Pilihan Editor: Jangan Salah Sebut, Tipes dan Tifus Adalah Dua Penyakit Berbeda

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

3 hari lalu

Ilustrasi anak demam. webmd.com
Pakar Ingatkan Gejala Lupus pada Anak yang Bisa Lebih Parah dari Dewasa

Dokter anak menjelaskan gejala penyakit lupus pada anak umumnya lebih gawat dibanding pada orang dewasa.


3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

3 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

Beredar video mengenai lonjakan kasus Demam Berdarah di Bekasi yang terdampar di ruang IGD RSUD Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi


Deteksi Lupus pada Anak dengan 11 Pertanyaan Ini

4 hari lalu

Ilustrasi lupus. Shutterstock
Deteksi Lupus pada Anak dengan 11 Pertanyaan Ini

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) membagikan 11 butir pertanyaan yang dapat digunakan untuk mendeteksi awal penyakit lupus pada anak secara mandiri.


Cuaca Panas Ekstrem Sebabkan Heat Stroke, Ini yang Perlu Diwaspadai

4 hari lalu

Ilustrasi heat stroke. Shutterstock
Cuaca Panas Ekstrem Sebabkan Heat Stroke, Ini yang Perlu Diwaspadai

Cuaca panas ekstrem yang terjadi di Asia berpotensi menyebabkan heat stroke. Apa saja yang perlu diwaspadai?


Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

5 hari lalu

Petugas melakukan fogging atau pengasapan untuk mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu 9 Maret 2024. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat mencatat sejak Januari 2024 hingga Maret 2024 jumlah kasus penyakit DBD sebanyak 7.654 kasus dengan angka kematian mencapai 71 kasus. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

Mencegah lebih baik daripada mengobati, begitu juga dengan DBD. Berikut penjelasan Kemenkes.


Peserta Sakit DBD Sebelum UTBK, Ini Kata Panitia di UNJ

7 hari lalu

Tempat pengecekan dokumen peserta UTBK sesi kedua yang sudah memasuki ruang ujian masing-masing di UNJ, Kamis, 2 Mei 2024. TEMPO/Intan Setiawanty.
Peserta Sakit DBD Sebelum UTBK, Ini Kata Panitia di UNJ

Ada berbagai cerita di tengah pelaksanaan UTBK SNBT di UNJ, diantaranya ada peserta yang sakit DBD.


Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

8 hari lalu

Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Abdul Azis Syah Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Rabu, 11 Maret 2020. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD di Indonesia telah menelan 100 korban meninggal dari total 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020. ANTARA/Syifa Yulinnas
Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?


Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

9 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berpikir. shutterstock.com
Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?


Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

10 hari lalu

Ilustrasi vaksinasi Covid-19. TEMPO/Subekti
Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.


Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

10 hari lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.