Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Penyebab Resistensi Antibiotik

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ilustrasi minum obat. TEMPO/Subekti
Ilustrasi minum obat. TEMPO/Subekti
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Resistensi antibiotik merupakan masalah besar karena bisa menyebabkan antibiotik menjadi kurang efektif untuk mengobati jenis bakteri tertentu.

Dilansir dari Cleveland Clinic, resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri berubah dan dapat melawan obat antibiotik yang biasanya membunuh mereka, sehingga obat antibiotik tidak bisa membunuh atau menghentikan pertumbuhan bakteri. Akibatnya, infeksi bakteri menjadi sangat sulit untuk diobati.

Lantas, apa apa saja faktor yang sering berkontribusi terhadap resistensi antibiotik?

1. Penggunaan antibiotik yang berlebihan

Penggunaan antibiotik yang berlebihan seperti mengonsumsi antibiotik saat tidak diperlukan atau membantu berkontribusi terhadap resistensi antibiotik. Misalnya, sebagian besar kasus faringitis (sakit tenggorokan) ialah virus. Adapun antibiotik tidak akan membantu. Bahkan infeksi telinga akibat bakteri seringkali membaik tanpa antibiotik.

2. Penyalahgunaan antibiotik

Penyalahgunaan antibiotik di mana bakteri memanfaaatkan setiap kesempatan untuk berkembang biak. Jika Anda lupa minum obat selama sehari atau beberapa hari, menghentikan pengobatan terlalu dini, atau menggunakan antibiotik yang salah (seperti minum obat orang lain) dapat membuat bakteri mulai bereproduksi. Ketika bakteri berkembang biak, mereka bisa berubah atau bermutasi. Bakteri yang bermutasi ini menjadi semakin kebal terhadap obat. 

3. Penggunaan antibiotik dalam peternakan

Penggunaan antibiotik dalam peternakan di mana bakteri pada hewan juga bisa menjadi resisten terhadap antibiotik. Diperkirakan 80 persen penggunaan antibiotik di Amerika Serikat adalah untuk ternak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

4. Resisten spontan

Terkadang susunan genetik (DNA) bakteri berubah atau bermutasi dengan sendirinya. Di mana antibiotik tidak mengenali bakteri yang baru berubah itu dan tidak dapat menargetkannya sebagaimana harusnya, atau perubahan membantu bakteri melawan efek obat.

5. Resistensi yang ditularkan

Kepada orang lain, Anda bisa menularkan infeksi bakteri yang resistensi terhadap obat. Orang itu sekarang mempunyai infeksi yang tidak akan menanggapi antibiotik. Saat resistensi antibiotik terjadi, kita tidak mengetahui itu terjadi sampai kita merawat seseorang. Di mana antibiotik yang sebelumnya berhasil, tiba-tiba berhenti bekerja atau menjadi kurang efektif. 

Tubuh tidak mengembangkan resistensi antibiotik, namun bakteri yang melakukannya. Jamur, parasit, dan virus juga dapat mengembangkan resistensi obat. Saat resistensi antibiotik terjadi, terdapat lebih sedikit antibiotik yang efektif melawan bakteri tertentu. Sementara antibiotik lain sering membantu, namun penting untuk mempunyai sebanyak mungkin pilihan pengobatan. 

Sementara Anda semakin sakit, dibutuhkan waktu untuk menyadari apa yang sedang terjadi. Sekali lagi, biasanya obat dapat ditemukan. Namun waktu sudah berlalu dan bakteri yang sekarang kebal, mungkin lebih sulit untuk diobati. 

Pilihan Editor: Awas Resistensi Antibiotik, Ini Dampaknya bagi Tubuh 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Beda Radang dan Sakit Tenggorokan serta Penyebabnya

1 hari lalu

Radang Tenggorokan/Canva
Beda Radang dan Sakit Tenggorokan serta Penyebabnya

Sakit tenggorokan bisa merupakan efek samping dari penyakit lain seperti flu atau batuk. Apa bedanya dengan radang tenggorokan?


PT Kalbe Farma Ingin Perkuat Ekspor dan Kemampuan Produksi Dalam Negeri

2 hari lalu

Kalbe Farma. Istimewa
PT Kalbe Farma Ingin Perkuat Ekspor dan Kemampuan Produksi Dalam Negeri

Produk PT Kalbe Farma Tbk saat ini telah terdistribusi ke sekitar 40 negara di dunia.


Raja Salman Infeksi Paru-paru, Ini Gejala dan Kelompok Orang yang Berisiko Kena Penyakit Ini

6 hari lalu

Aksi Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud saat melakukan tarian pedang tradisional Ardha dalam festival Budaya Janadriyah di Riyadh, Arab Saudi, 20 Februari 2018. Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS
Raja Salman Infeksi Paru-paru, Ini Gejala dan Kelompok Orang yang Berisiko Kena Penyakit Ini

Raja Salman pada Mei 2024 dikabarkan terima antibiotik untuk penanganan penyakit infeksi paru-paru yang ia derita. Apa gejala dan bahaya penyakit ini.


Yang Tak Boleh Dilakukan usai Digigit Nyamuk dan yang Disarankan

10 hari lalu

Ilustrasi nyamuk (Pixabay.com)
Yang Tak Boleh Dilakukan usai Digigit Nyamuk dan yang Disarankan

Reaksi gigitan nyamuk berbeda pada setiap orang. Ada yang hanya gatal ringan dan ada yang parah disertai bentol. Jangan lakukan hal ini.


Mengenal Gabapentin, Obat untuk Epilepsi yang Sering Disalahgunakan

10 hari lalu

ilustrasi overdosis obat (Pixabay.com)
Mengenal Gabapentin, Obat untuk Epilepsi yang Sering Disalahgunakan

Gabapentin dapat mengontrol nyeri saraf tertentu dan gangguan kejang dan biasa diresepkan untuk epilepsi tapi sering disalahgunakan seperti opium.


Durasi Pemakaian Sikat Gigi, Kapan Sebaiknya Diganti?

15 hari lalu

Ilustrasi sikat gigi. boldsky.com
Durasi Pemakaian Sikat Gigi, Kapan Sebaiknya Diganti?

Sikat gigi tergolong peranti yang rentan terpapar bakteri, karena sering terkontaminasi mikroorganisme dalam air liur dan jaringan mulut


Pakar Ingatkan Bahaya Tren Fridgescraping, Menata Kulkas seperti Ruangan

15 hari lalu

Ilustrasi isi kulkas. shutterstock.com
Pakar Ingatkan Bahaya Tren Fridgescraping, Menata Kulkas seperti Ruangan

Pakar kesehatan mengingatkan bahaya fridgescraping -- menaruh barang dekoratif di kulkas -- daripada sekadar mencari perhatian di media sosial.


Cara Kerja Nyamuk Wolbachia

17 hari lalu

Pengamatan sampel nyamuk Aedes aegipty ber-Wolbachia di Laboratorium WMP Yogyakarta. Riset ini dipimpin Profesor Adi Utarini dari UGM yang terpilih menjadi satu di antara 100 orang paling berpengaruh 2021 versi Majalah Time. Dok Tim WMP
Cara Kerja Nyamuk Wolbachia

Ada cara lain dalam pencegahan demam berdarah, yaitu menyebar virus wolbachia di kelompok nyamuk aedes aegepty menjadi nyamuk wolbachia


5 Fakta Nyamuk Wolbachia, Aedes Aegypti yang Tak Tularkan Demam Berdarah

17 hari lalu

Pernah ditolak, ini tujuan dari rencana pelepasan nyamuk Aedes aegypti yang mengandung wolbachia di Jakarta Barat. Sebaiknya selalu waspada. Foto: Canva
5 Fakta Nyamuk Wolbachia, Aedes Aegypti yang Tak Tularkan Demam Berdarah

Nyamuk wolbachia diklaim tidak akan bisa menularkan virus demam berdarah saat menyengat manusia.


Cegah AMR, Kemenkes Minta Konsumsi Antibiotik dengan Bijak

26 hari lalu

Ilustrasi antibiotik. Pexels/Alex Green
Cegah AMR, Kemenkes Minta Konsumsi Antibiotik dengan Bijak

Masyarakat diminta mengonsumsi antibiotik secara bijak untuk menghindari resistensi antimikroba (AMR) yang dapat mempengaruhi perawatan.