TEMPO.CO, Jakarta - Bentengi anak dari kekerasan seksual yang kini banyak terjadi. Pengurus Pusat Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) - Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Ratri Kartikaningtyas mengatakan salah satu cara memberikan pemahaman kepada anak mengenai bahaya kekerasan seksual adalah dengan mendiskusikan bersama.
"Ngobrol, kita bisa bercerita tentang perasaan saat mendengar suatu kasus. 'Ibu sedih banget, takut. Menurutmu bagaimana?'," kata Ratri dalam bincang media bertajuk "Mencegah Kekerasan Seksual Dimulai dari Keluarga", di Jakarta, Jumat, 25 Agustus 2023.
Menurutnya, pembicaraan dengan anak tentang perasaan yang dirasakan orang tua terhadap suatu kasus atau kejadian tertentu adalah reaksi yang sehat. Dalam pembicaraan tersebut, orang tua bisa mengarahkan sikap anak seharusnya seperti apa.
"Anak diajak kerja sama untuk membangun sistem yang aman untuk dirinya sendiri," jelasnya.
Alih-alih mengungkapkan ketakutan kepada anak, orang tua seringkali langsung memberikan reaksi yang impulsif.
"'Dik, jangan begini. Jangan begitu. Harus begini, harus begitu,' yang berupa larangan, pembatasan-pembatasan," ujarnya.
Beri anak pemahaman
Ia mengatakan percakapan orang tua dan anak yang membahas suatu peristiwa di media sosial ataupun kejadian sehari-hari akan membuat anak menjadi lebih paham dan waspada terhadap ancaman kekerasan seksual.
"Hal itu akan membuat anak menjadi lebih aware," ujarnya.
Selain itu, dari diskusi tersebut orang tua juga bisa menggali pengetahuan yang didapat anak dari lingkungan pertemanan. "Apalagi untuk anak yang beranjak remaja, pengaruh teman sebaya itu kan sangat kuat. Kita ajak anak diskusi," tegasnya.
Pilihan Editor: 4 Dampak Negatif Orang Tua Gemar Berbohong pada Anak