TEMPO.CO, Jakarta - Polusi udara dapat berdampak negatif pada kehamilan. Ibu hamil yang tinggal di daerah tercemar atau memiliki paparan polusi udara dalam ruangan dari racun memiliki tingkat hasil kehamilan negatif lebih tinggi.
Polusi udara dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan bayi yang sedang berkembang. Kontaminan di udara dapat melewati plasenta sehingga mempengaruhi kesehatan plasenta dan mengganggu perkembangan bayi dalam kandungan.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut sederet bahaya polusi udara yang mengancam ibu hamil dan bayi dalam kandungan.
1. Persalinan Prematur
Ibu hamil yang tinggal di daerah tercemar polusi udara lebih mungkin mengalami persalinan prematur. Dilansir dari Medical News Today, sebuah studi pada 2019 menilai efek polutan umum, seperti ozon, sulfur dioksida, dan nitrogen dioksida berhubungan dengan ibu hamil yang memiliki risiko tinggi mengalami persalinan prematur.
2. Berat Lahir Rendah
Paparan polusi udara dapat mengganggu perkembangan bayi dalam kandungan sehingga menyebabkan mereka lahir dengan berat kecil. Sebuah analisis pada 2013 dari 14 studi menemukan bahwa prevalensi polutan tertentu yang lebih tinggi, seperti nitrogen dioksida berkorelasi dengan risiko lebih tinggi bayi lahir dengan berat rendah.
3. Masalah Kesehatan pada Orangtua
Paparan polusi udara dapat meningkatkan risiko komplikasi terkait kehamilan yang lebih tinggi pada orangtua, khususnya sang ibu. Sebuah studi tentang hasil kelahiran di Allegheny County menemukan bahwa paparan polusi udara pada trimester pertama meningkatkan risiko preeklampsia dan tekanan darah tinggi. Komplikasi ini dapat membahayakan ibu dan bayi sehingga kemungkinan memerlukan kelahiran dini.
4. Masalah Perkembangan Paru-paru
Paparan polusi udara dapat mempengaruhi perkembangan paru-paru. Secara tidak langsung beberapa bayi yang mengalami persalinan prematur membuat paru-parunya tidak berfungsi penuh. Kondisi ini membuat bayi mengalami risiko kematian setelah terlahir. Selain itu, paparan polusi udara juga terkait dengan masalah pernapasan jangka panjang, seperti alergi.
5. Autisme
Dikutip dari American Pregnancy, sebuah studi di Harvard mengungkapkan bahwa ibu hamil yang terpapar polusi udara partikulat tinggi selama trimester ketiga akan mengalami dua kali lebih kemungkinan melahirkan anak dengan autisme, terutama jika mereka tinggal di dekat jalan raya dengan materi partikulat paling tinggi.
6. Asma
Polusi udara semakin memperparah asma. Pada ibu hamil, asma dapat menjadi kondisi berbahaya karena menyebabkan preeklampsia, suatu kondisi yang membuat tekanan darah tinggi dan penurunan fungsi hati serta ginjal. Asma yang tidak diobati dapat menyebabkan bayi menderita kekurangan oksigen sehingga bayi mengalami pertumbuhan yang buruk dalam kandungan dan ketika lahir di dunia. Penelitian juga menemukan bahwa paparan polusi udara dapat meningkatkan peluang bayi terkena asma karena polusi menembus plasenta.
7. Masalah Kesuburan
Beberapa penelitian menemukan bahwa polusi udara berkontribusi pada tingkat kesuburan yang lebih rendah pada pria dan wanita. Beberapa penelitian juga menghubungkan polusi udara dengan keguguran yang dialami oleh ibu hamil.
Pilihan Editor: Awas, Anak Bisa Terpapar Polusi Udara sejak Dalam Kandungan