TEMPO.CO, Jakarta - Tekanan darah adalah parameter yang harus selalu diukur dan dipahami untuk menjalani hidup yang sehat dan panjang. Dikenal sebagai hipertensi dan hipotensi, tekanan darah tinggi dan tekanan darah rendah adalah kondisi medis serius yang dapat memiliki dampak dramatis pada kesehatan seseorang.
Perbedaan Hipertensi dan Hipotensi
Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, adalah kondisi di mana tekanan darah terhadap dinding arteri secara konsisten terlalu tinggi. Ini dapat menyebabkan masalah kesehatan serius seperti penyakit jantung, stroke, dan gangguan ginjal. Hipotensi bisa disebabkan oleh dehidrasi, gangguan jantung, efek samping obat-obatan, atau bahkan kondisi medis tertentu seperti tiroid yang kurang aktif.
Sedangkan hipotensi atau tekanan darah rendah adalah kondisi di mana tekanan darah terlalu rendah sehingga darah tidak dapat mengalir dengan cukup ke otak, arteri, dan organ tubuh lainnya. Menurut Westside Med hipertensi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kelebihan berat badan, kurangnya aktivitas fisik, stres, faktor genetik, dan penyakit kronis seperti diabetes.
Bahaya Kedua Kondisi
Hipertensi sering disebut "silent killer" karena seringkali tidak menunjukkan gejala yang jelas. Meskipun demikian, dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala, pusing, sesak napas, dan bahkan pendarahan hidung. Tanpa pengobatan, hipertensi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan serius lainnya.
Di sisi lain, hipotensi dapat menyebabkan gejala seperti pusing, mual, kelelahan, dan bahkan pingsan. Gejala ini terjadi karena otak tidak mendapatkan pasokan darah yang cukup.
Cara Mengobati
Pengobatan untuk hipertensi mungkin melibatkan perubahan gaya hidup, obat-obatan, atau kombinasi keduanya. Pasien dengan hipertensi perlu mempertimbangkan penurunan berat badan, perubahan diet untuk mengurangi asupan garam, olahraga teratur, dan mengelola stres. Beberapa obat-obatan seperti diuretik, beta-blocker, dan ACE inhibitor juga dapat digunakan.
Hipotensi mungkin memerlukan peningkatan asupan cairan dan garam, serta penyesuaian dosis obat jika obat tertentu menyebabkan tekanan darah rendah. Penting untuk bekerja sama dengan profesional kesehatan untuk menentukan rencana pengobatan yang tepat sesuai dengan situasi masing-masing.
Untuk memonitor tekanan darah secara umum, coba hindari kebiasaan tertentu, seperti merokok, minum minuman berkafein. Dilansir dari MI Blues Perspectives, posisikan postur tubuh dengan benar untuk pembacaan yang paling memadai, duduklah dengan punggung lurus dan ditopang, jaga agar kaki Anda tetap rata di lantai dan lengan ditopang pada permukaan yang rata.
Setiap kali Anda mengukur, Anda harus melakukan beberapa pembacaan dan mencatat hasilnya untuk memastikan keakuratan dan konsistensi. Selain itu, jalankan tes harian, misalnya, jika Anda biasanya mengikuti tes di pagi hari, jangan beralih ke malam hari pada hari tertentu.
Konsultasikan dengan dokter Anda mengenai frekuensi pengujian setelah Anda mengganti pengobatan atau sebelum janji temu berikutnya. Jangan melakukan pengukuran pada pakaian: Meletakkan monitor di atas pakaian tidak akan memberikan hasil yang paling akurat sehingga memberikan informasi yang salah.
Penting untuk secara teratur memantau tekanan darah Anda untuk mendeteksi perubahan yang mungkin terjadi. Ini dapat dilakukan di kantor dokter, klinik kesehatan, atau dengan menggunakan alat pemantau tekanan darah di rumah.
Pantauan yang teratur membantu mendeteksi masalah tekanan darah lebih awal dan memungkinkan tindakan yang sesuai diambil. Penting untuk mengenali gejala dan faktor risiko keduanya, serta mencari perawatan medis yang sesuai untuk menjaga tekanan darah dalam kisaran yang sehat.
Pilihan Editor: Tidak Kalah Bahayanya dari Hipertensi, Apa Akibat Hipotensi?