Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Hipertensi dan Hipotensi, Kelainan Tekanan Darah dan Bahayanya

image-gnews
Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tekanan darah adalah parameter yang harus selalu diukur dan dipahami untuk menjalani hidup yang sehat dan panjang. Dikenal sebagai hipertensi dan hipotensi, tekanan darah tinggi dan tekanan darah rendah adalah kondisi medis serius yang dapat memiliki dampak dramatis pada kesehatan seseorang.

Perbedaan Hipertensi dan Hipotensi

Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, adalah kondisi di mana tekanan darah terhadap dinding arteri secara konsisten terlalu tinggi. Ini dapat menyebabkan masalah kesehatan serius seperti penyakit jantung, stroke, dan gangguan ginjal. Hipotensi bisa disebabkan oleh dehidrasi, gangguan jantung, efek samping obat-obatan, atau bahkan kondisi medis tertentu seperti tiroid yang kurang aktif.

Sedangkan hipotensi atau tekanan darah rendah adalah kondisi di mana tekanan darah terlalu rendah sehingga darah tidak dapat mengalir dengan cukup ke otak, arteri, dan organ tubuh lainnya. Menurut Westside Med hipertensi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kelebihan berat badan, kurangnya aktivitas fisik, stres, faktor genetik, dan penyakit kronis seperti diabetes.

Bahaya Kedua Kondisi

Hipertensi sering disebut "silent killer" karena seringkali tidak menunjukkan gejala yang jelas. Meskipun demikian, dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala, pusing, sesak napas, dan bahkan pendarahan hidung. Tanpa pengobatan, hipertensi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan serius lainnya.

Di sisi lain, hipotensi dapat menyebabkan gejala seperti pusing, mual, kelelahan, dan bahkan pingsan. Gejala ini terjadi karena otak tidak mendapatkan pasokan darah yang cukup.

Cara Mengobati

Pengobatan untuk hipertensi mungkin melibatkan perubahan gaya hidup, obat-obatan, atau kombinasi keduanya. Pasien dengan hipertensi perlu mempertimbangkan penurunan berat badan, perubahan diet untuk mengurangi asupan garam, olahraga teratur, dan mengelola stres. Beberapa obat-obatan seperti diuretik, beta-blocker, dan ACE inhibitor juga dapat digunakan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hipotensi mungkin memerlukan peningkatan asupan cairan dan garam, serta penyesuaian dosis obat jika obat tertentu menyebabkan tekanan darah rendah. Penting untuk bekerja sama dengan profesional kesehatan untuk menentukan rencana pengobatan yang tepat sesuai dengan situasi masing-masing.

Untuk memonitor tekanan darah secara umum, coba hindari kebiasaan tertentu, seperti merokok, minum minuman berkafein. Dilansir dari MI Blues Perspectives, posisikan postur tubuh dengan benar untuk pembacaan yang paling memadai, duduklah dengan punggung lurus dan ditopang, jaga agar kaki Anda tetap rata di lantai dan lengan ditopang pada permukaan yang rata.

Setiap kali Anda mengukur, Anda harus melakukan beberapa pembacaan dan mencatat hasilnya untuk memastikan keakuratan dan konsistensi. Selain itu, jalankan tes harian, misalnya, jika Anda biasanya mengikuti tes di pagi hari, jangan beralih ke malam hari pada hari tertentu.

Konsultasikan dengan dokter Anda mengenai frekuensi pengujian setelah Anda mengganti pengobatan atau sebelum janji temu berikutnya. Jangan melakukan pengukuran pada pakaian: Meletakkan monitor di atas pakaian tidak akan memberikan hasil yang paling akurat sehingga memberikan informasi yang salah.

Penting untuk secara teratur memantau tekanan darah Anda untuk mendeteksi perubahan yang mungkin terjadi. Ini dapat dilakukan di kantor dokter, klinik kesehatan, atau dengan menggunakan alat pemantau tekanan darah di rumah.

Pantauan yang teratur membantu mendeteksi masalah tekanan darah lebih awal dan memungkinkan tindakan yang sesuai diambil. Penting untuk mengenali gejala dan faktor risiko keduanya, serta mencari perawatan medis yang sesuai untuk menjaga tekanan darah dalam kisaran yang sehat.

Pilihan Editor: Tidak Kalah Bahayanya dari Hipertensi, Apa Akibat Hipotensi?

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Perhatikan Posisi Tangan saat Cek Tekanan Darah, Jangan Sampai Hasilnya Keliru

4 hari lalu

Ilustrasi cek tekanan darah. shutterstock.com
Perhatikan Posisi Tangan saat Cek Tekanan Darah, Jangan Sampai Hasilnya Keliru

Meletakkan lengan di pangkuan atau membiarkannya menggantung tanpa penyangga di samping mempengaruhi pembacaan tekanan darah.


Trik Batasi Asupan Garam agar Terhindar dari Hipertensi

9 hari lalu

Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com
Trik Batasi Asupan Garam agar Terhindar dari Hipertensi

Asupan garam yang berlebihan merupakan salah satu pemicu utama hipertensi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.


Aktris Korea Selatan Park Ji Ah Meninggal Karena Stroke Iskemik, Apakah Itu?

10 hari lalu

Park Ji Ah. Dok. Billions
Aktris Korea Selatan Park Ji Ah Meninggal Karena Stroke Iskemik, Apakah Itu?

Aktris Korea Selatan, Park Ji Ah, meninggal pada usia 52 tahun akibat infark serebral atau yang lebih dikenal sebagai stroke iskemik.


Tidak Sakit tapi Sering Lesu, Penyebabnya dari Stres sampai Kegemukan

16 hari lalu

Ilustrasi wanita lesu. shutterstock.com
Tidak Sakit tapi Sering Lesu, Penyebabnya dari Stres sampai Kegemukan

Banyak hal yang bisa menguras energi meski seringnya kombinasi faktor tertentu yang membuat kita merasa lesu, termasuk stres dan kegemukan.


Cegah Penyakit Jantung, Mulai 2025 Skrining dan EKG Tersedia di Puskesmas

20 hari lalu

Ilustrasi puskesmas. dok.TEMPO
Cegah Penyakit Jantung, Mulai 2025 Skrining dan EKG Tersedia di Puskesmas

Kemenkes akan mengembangkan layanan EKG di puskesmas pada 2025 sebagai upaya memfasilitasi skrining penanganan penyakit jantung.


Peneliti Ungkap Manfaat Tidur Lebih di Akhir Pekan atau Libur Panjang

27 hari lalu

Ilustrasi tidur gelisah atau sulit tidur. Shutterstock
Peneliti Ungkap Manfaat Tidur Lebih di Akhir Pekan atau Libur Panjang

Libur panjang tidak harus selalu dihabiskan dengan berjalan-jalan, kadang-kadang perlu bagi kita untuk istirahat sejenak dan tidur lebih nyenyak


Kematian RA Kartini dan Preeklamsia, Berikut Penjelasan Medis Tentang Komplikasi Kehamilan Berbahaya

27 hari lalu

Raden Ajeng Kartini. Wikipedia
Kematian RA Kartini dan Preeklamsia, Berikut Penjelasan Medis Tentang Komplikasi Kehamilan Berbahaya

Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang serius, ditandai oleh tekanan darah tinggi dan kadar protein tinggi dalam urine yang dialami RA Kartini.


Ciri-ciri Tekanan Darah Tinggi yang Harus Diwaspadai

30 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Ciri-ciri Tekanan Darah Tinggi yang Harus Diwaspadai

Beberapa gejala tekanan darah tinggi atau hipertensi untuk deteksi dini penyakit jantung


Mengulas Obat Statin, Efek Sampingnya pada Manusia dan Hewan

30 hari lalu

Ilustrasi minum obat. TEMPO/Subekti
Mengulas Obat Statin, Efek Sampingnya pada Manusia dan Hewan

Golongan statin dikenal sebagai lini pertama dalam menurunkan kadar kolesterol. Bisa diberikan kepada manusia maupun hewan. Apa efek sampingnya?


Ketahui Soal Sindrom Metabolik: Pengertian, Gejala, dan Penyebab

37 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Ketahui Soal Sindrom Metabolik: Pengertian, Gejala, dan Penyebab

Sindrom metabolik adalah kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. Apa sebab dan gejalanya?