TEMPO.CO, Jakarta - Setiap orang rasanya pasti pernah bermimpi saat tidur. Sebagian dari mimpi itu selalu teringat, sementara sebagian yang lain hilang begitu saja. Bahkan tak jarang mungkin kita bermimpi tanpa pernah mengingatnya sama sekali. Tentu kita menginginkan kenangan akan mimpi indah selalu teringat dan membuang jauh-jauh mimpi buruk. Namun, itu di luar kuasa kita.
Terlepas dari mimpi indah dan buruk, ternyata ada yang disebut sebagai mimpi gelap. Sama seperti mimpi yang lain, ada pemicu yang sangat beragam untuk kasus ini. Mimpi menjadi fenomena yang menarik perhatian manusia, termasuk mimpi gelap. Selalu ada upaya pendekatan psikologis dalam memahami arti mimpi-mimpi manusia.
Dalam pembahasannya selalu dikaitkan dengan teori Freud yang menyatakan bahwa mimpi adalah jalan utama menuju alam bawah sadar. Kita selalu mengulang pengalaman dan kekhawatiran dalam mimpi tanpa pernah tahu mengapa mimpi menempatkan pikiran pada situasi tersebut. Hal tersebut selalu menjadi keheranan yang tak pernah terjawab.
Kembali pada kasus mimpi gelap, dilansir dari Psychology Today, kepribadian seseorang meresap hingga ke mimpi. Termasuk kepribadian gelap sekali pun. Hal tersebut didasarkan pada riset yang dilakukan oleh Tom Jenkins dari Universitas Glasgow dan Margareth Martin dari Universitas Bath (2023).
Kedua penelitian tersebut meneliti kejadian-kejadian dengan label gelap pada mimpi banyak orang. Hasilnya menunjukkan bahwa orang dengan sikap Machiavellian dan sadis yang berpeluang besar bermimpi mengenai perkelahian, pun dengan syarat adanya sifat psikopati. Simpulan lainnya adalah hanya orang yang narsistik dan psikopat yang berpeluang besar untuk bermimpi mengenai seks. Sangat mengerikan bukan apabila kita mengingat mimpi kita, kemudian dihubungkan dengan kepribadian. Apalagi menceritakannya pada orang lain.
Penelitian ini ilmiah, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya bias. Seperti yang kita sadari bahwa mimpi sangat sulit diingat sehingga mungkin saja yang kita ingat adalah bagian dari kepribadian kita yang tidak menyeluruh. Bahkan penelitiannya pun menyadari bahwa hasilnya terkadang tidak konsisten dan memerlukan metode yang lebih sistematis.
Oleh karena itu, mungkin saja mimpi digunakan untuk menggambarkan kepribadian diri sendiri atau orang lain. Namun, keakuratannya tidak terjamin sehingga tidak lebih dari sekadar ramalan astrologis tanpa ilmu yang memadai. Lebih dari itu mempercayainya 100% pun adalah hal yang keliru. Masih banyak rahasia arti mimpi yang belum terungkap oleh manusia.
Pilihan editor: Memahami Arti Mimpi Menikah