Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Amanda Manopo Akui Pernah Alami Epilepsi, Bagaimana Cara Menanganinya Saat Kambuh?

image-gnews
Amanda Manopo. Instagram/@amandamanopo
Amanda Manopo. Instagram/@amandamanopo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Amanda Manopo mengaku mengidap penyakit epilepsi atau publik mengenalnya dengan ayan.

”Dulu pas masih SD epilepsi terjadi karena gue kejang-kejang,” ujar Amanda Manopo dalam akun YouTube Kemal Palevi, Kamis, 20 Oktober 2023.

Epilepsi merupakan penyakit kronis dengan gejala kejang-kejang. Kondisi ini bisa terjadi karena adanya gangguan pada sistem saraf pusat, menyebabkan kejang hingga hilang kesadaran. Dilansir melalui siloamhospitals.com, epilepsi ini terbagi atas dua jenis, yaitu umum dan parsial. 

Epilepsi umum adalah kondisi yang terjadi pada kedua bagian otak yang mencakup grand mal. Epilepsi jenis ini bisa berisiko mengakibatkan hilang kesadaran  dan mioklonik yang bisa membuat tubuh tersentak singkat, serta tonik yang menyebabkan tubuh menjadi kaku, kejang tangan hingga kaki. Sedangkan epilepsi parsial merupakan kondisi yang terjadi pada bagian otak tertentu dan mengakibatkan gejala yang berkaitan dengan masalah indera, kejang pada jari atau kaki, dan tremor. 

Epilepsi ini merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Sehingga, pada penanganannya dokter akan memberikan obat-obatan untuk mengurangi frekuensi kejang. Yang jika pada tindakannya tidak efektif akan disarankan pada tindakan operasi oleh dokter. 

Dalam prosedur operasi ini, dokter akan mengangkat area otak yang dapat menyebabkan epilepsi. Namun, tindakan yang diambil tanpa mengganggu fungsi vital yang ada, seperti komunikasi, penglihatan, atau pendengaran.

Dilansir melalui healthshots.com, kejang pada penderita epilepsi mungkin terjadi karena cedera otak, infeksi, gangguan metabolisme, atau alasan genetik. Namun, pada saat terjadi, sering kali penyebabnya tidak diketahui. Pertolongan pertama yang perlu dilakukan pada penderita epilepsi yang mengalami kejang adalah tetap bersamanya. Umumnya, kejang ini berlangsung hanya dalam beberapa menit, sembari menunggu dapat menghubungi ambulans untuk menghemat waktu penting.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penderitanya juga penting untuk ditempatkan di tempat yang aman, terbuka, dan terang. Serta perlunya untuk menjauhkan benda  yang ada yang dapat melukai pasien.

Langkah selanjut adalah memiringkan pasien pada satu sisi setelah gerakan tersentak darinya mereda. Ini dilakukan untuk mencegah lidahnya terjatuh ke belakang dan menghalangi sistem pernapasan. Melakukan hal ini dapat membantu pasien bernapas dengan nyaman. Serta penting untuk mengendurkan pakaian di sekitar leher. 

Dilansir melalui epilepsy.com, banyak aspek dari epilepsi yang akan memengaruhi gaya hidup dan kemandirian penderitanya. Ini terlihat dimulai dari jenis, tingkat keparahan, hingga frekuensi kejang. Ada pula efek atau gejala kejang pasca iktal, efek samping dari pengobatan dan perawatan, tantangan neurologis, sumber daya adan dukungan, serta biaya hidup dan stabilitas keuangan.

Walau menjadi tantangan sendiri, bukan berarti hidup mandiri bagi penderita epilepsi menjadi hal yang mustahil. Mungkin memerlukan pengaturan tempat yang lebih terstruktur hingga perlu diawasi.

Pilihan Editor: Kenali Tanda Epilepsi pada Anak, Lihat Jenis Kejangnya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tikus Sering Menjadi Hewan Percobaan, Ternyata Ini Alasannya

7 jam lalu

Ilustrasi tikus. mirror.co.uk
Tikus Sering Menjadi Hewan Percobaan, Ternyata Ini Alasannya

Biasanya, ketika melakukan penelitian dalam dunia medis, peneliti kerap menggunakan tikus. Lantas, mengapa tikus kerap menjadi hewan percobaan?


Autisme Tak Selalu karena Faktor Genetik dan Bukan Penyakit

2 hari lalu

Ilustrasi terapi untuk anak/autisme. Shutterstock
Autisme Tak Selalu karena Faktor Genetik dan Bukan Penyakit

Orang tua tidak usah cemas jika memiliki anak yang mengalami gangguan spektrum autisme karena tak selalu karena genetik dan bukan penyakit.


Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

10 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

Psikolog mengatakan kondisi kesehatan mental seseorang ditentukan oleh berbagai faktor. Apa saja?


Mengenal Penyakit Autoimun, Gejala dan Cara Mengurangi Risikonya

21 hari lalu

Ilustrasi autoimun. Shutterstock
Mengenal Penyakit Autoimun, Gejala dan Cara Mengurangi Risikonya

Penyakit autoimun tidak dapat dicegah namun terdapat cara untuk mengurangi risikonya. Bagaimana pula gejalanya?


6 Faktor Meningkatkan Risiko Seseorang Autisme, Apa Itu Spektrum Autisme?

24 hari lalu

Hari Autis Internasional Seorang anak penderita autisme merangkai manik-manik untuk di jadikan gelang pada kampanye kegiatan Hari Peduli Autis Internasional di Anjungan Losari, Makassar, Sulawesi Selatan, 2 April 2017. ANTARA
6 Faktor Meningkatkan Risiko Seseorang Autisme, Apa Itu Spektrum Autisme?

Autism Spectrum Disorder (ASD) atau yang lebih sering disebut autisme merupakan gangguan perkembangan saraf.


Pakar Sebut Anak dengan Spektrum Autisme Juga Bisa Sukses

25 hari lalu

Instruktur selancar menemani anak-anak yang berpartisipasi dalam program Surftismo, terapi alternatif untuk anak-anak dengan diagnosis gangguan spektrum autisme dengan menggunakan selancar, di Chiltiupan, El Salvador 14 Agustus 2022. REUTERS/Jose Cabezas
Pakar Sebut Anak dengan Spektrum Autisme Juga Bisa Sukses

Anak dengan spektrum autisme dapat didukung potensinya hingga menjadi orang hebat. Berikut penjelasan pakar.


Cara Jaga Kesehatan Paru-paru yang Dianjurkan Pulmonolog

28 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Wikipedia
Cara Jaga Kesehatan Paru-paru yang Dianjurkan Pulmonolog

Pulmonolog membagi tips untuk menjaga kesehatan paru-paru dan sistem pernapasan sepanjang hayat. Berikut di antaranya.


Ribuan Anak Afrika Terserang Sindrom Mengangguk, Gangguan Saraf yang Masih Misterius

28 hari lalu

Sejumlah anak-anak yang mengalami malnutrisi bermain di rumah sakit anak di Bangui, Republik Afrika Tengah, 11 Februari 2016. AP/Jerome Delay
Ribuan Anak Afrika Terserang Sindrom Mengangguk, Gangguan Saraf yang Masih Misterius

Sindrom mengangguk menyerang ribuan anak di Afrika. Gangguan saraf ini masih misterius dan belum diketahui pasti penyebabnya.


Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

28 hari lalu

Ilustrasi anak kejang/epilepsi. Redcross.org.uk
Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

Masih banyak orang yang salah kaprah terkait epilepsi. Dokter beri faktanya untuk meluruskan.


3 Fakta Kanker Karena Faktor Keturunan, Cara Mendeteksi dan Tips Mencegahnya

31 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Wikipedia
3 Fakta Kanker Karena Faktor Keturunan, Cara Mendeteksi dan Tips Mencegahnya

Ada sejumlah cara untuk mengetahui apakah Anda memiliki gen kanker yang diwariskan atau tidak.