Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Beda Gejala Cacar Monyet, Cacar Air, dan Campak

Reporter

image-gnews
Cacar air. Foto : halodoc
Cacar air. Foto : halodoc
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dermatolog, venereolog, dan pakar estetika Ni Luh Putu Pitawati menjelaskan perbedaan gejala cacar monyet, cacar air, dan campak. Dia menjelaskan cacar monyet antara lain ditandai gejala demam dengan suhu tubuh lebih dari 38 derajat Celsius serta ruam setelah 1-3 hari.

"Pada cacar air, demam hingga 39 derajat Celsius dengan ruam setelah nol sampai dua hari. Sedangkan campak, demam tinggi hingga 40,5 derajat Celsius dengan ruam setelah dua sampai empat hari," katanya pada seminar mengenai pencegahan cacar monyet, Minggu, 22 Oktober 2023.

Menurutnya, jenis ruam gejala cacar monyet, cacar air, dan campak berbeda. Pada cacar monyet, ruam yang muncul bisa berupa makula atau lesi rata dengan warna berbeda dan ukuran hingga 0,5 cm, serta papula atau lesi padat dan timbul dengan ukuran hingga 0,5 cm, vesikel (lesi bintik dengan cairan), pustula (lesi mirip luka lepuh berisi nanah), dan krusta (kerak mengering pada luka).

Putu mengatakan cacar monyet menimbulkan jenis ruam yang sama di seluruh anggota tubuh pada fase akut (0-5 hari pertama) maupun fase erupsi (1-3 hari setelah timbul demam). Sedangkan pada cacar air, ruam hanya berbentuk makula, papula, dan vesikel pada berbagai fase.

"Kemudian pada campak, jenis ruam merupakan ruam nonvesikel di berbagai fase," ujarnya.

Perhatikan bedanya
Putu juga menyebut perbedaan yang signifikan pada perkembangan ruam akibat cacar monyet, cacar air, dan campak. Menurutnya, pada pasien cacar monyet perkembangan ruam terjadi secara lambat (3-4 minggu) sedangkan pada penderita cacar air dan campak perkembangan ruam terhitung cepat, terjadi dalam hitungan hari.

Dia mengatakan ketiga penyakit itu pun menimbulkan distribusi ruam yang berbeda. Pada cacar monyet, distribusi ruam berawal dari kepala, lebih padat di wajah dan anggota badan, serta muncul pula pada telapak tangan dan kaki. Sementara pada cacar air, distribusi ruam dimulai dari kepala, padat di tubuh, dan tidak muncul pada telapak tangan dan kaki.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Pada penyakit campak, distribusi ruam dimulai di kepala dan menyebar ke bawah dan dapat mencapai tangan dan kaki," paparnya.

Selain itu, Putu mengatakan penampakan khas dari masing-masing penyakit. Cacar monyet memiliki penampakan limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening. Cacar air memiliki ruam yang gatal serta campak memiliki koplik spots, bintik putih yang muncul pada area mulut. 

Secara terpisah, Staf Teknis Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan, Ngabila Salama, mengatakan pemerintah telah melakukan tata laksana penanganan cacar monyet guna mencegah dan menanggulangi penyebaran virus cacar monyet.

"Kemenkes RI dan Pemprov DKI melakukan detect (deteksi), prevent (pencegahan), dan respond (tanggap) untuk mencegah wabah," katanya.

Ia mengimbau masyarakat menerapkan pola hidup bersih dan sehat agar terhindar dari penularan cacar monyet, di antaranya memakai masker, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun usai beraktivitas, menghindari kontak kulit dan luka, berhubungan seksual secara aman, sehat, dan bersih, serta menghindari hubungan seksual jika sedang sakit atau bergejala.

Pilihan Editor: Semua Bisa Terkena Cacar Monyet, Siapa Paling Berisiko?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

9 hari lalu

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox (Kemkes)
Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.


Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

10 hari lalu

Cacar monyet. WHO
Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

Cacar monyet atau Mpox bukanlah penyakit yang berasal dari Indonesia.


Gejala dan Penyebab HFMD yang Kasusnya Meningkat Selama Libur Lebaran

16 hari lalu

Flu Singapura.
Gejala dan Penyebab HFMD yang Kasusnya Meningkat Selama Libur Lebaran

Flu Singapura atau HFMD mengalami peningkatan selama mudik atau libur Lebaran 2024. Apa gejala dan penyebab dari penyakit ini?


Bedanya Flu Singapura dengan Sariawan dan Cacar, Waspada Bintik Merah pada Anak

26 hari lalu

Flu Singapura.
Bedanya Flu Singapura dengan Sariawan dan Cacar, Waspada Bintik Merah pada Anak

Flu Singapura berbeda dengan sariawan biasa meskipun sama-sama menyebabkan lesi di mulut. Simak perbedaan gejala penyakit ini.


Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

29 hari lalu

Flu Singapura.
Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.


8 Penyakit yang Paling Banyak Menyerang Anak

42 hari lalu

Ilustrasi Anak Sakit/Halodoc
8 Penyakit yang Paling Banyak Menyerang Anak

Pakar kesehatan menjelaskan delapan penyakit yang paling umum menyerang anak-anak, dari campak sampai cacar air.


Penyebab Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut pada Anak Akibat Virus dan Cara Menanganinya

49 hari lalu

Ilustrasi ruam kulit. Pixabay/Hans Braxmeier
Penyebab Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut pada Anak Akibat Virus dan Cara Menanganinya

Penyakit tangan, kaki dan mulut disebabkan virus dan menyebabkan perih dan ruam di sekitar mulut, juga ruam dan lepuhan di tangan dan kaki.


Jenis-jenis Imunisasi yang Harus Diberikan kepada Anak Usia di Bawah 1 tahun

28 Februari 2024

Petugas medis meneteskan vaksin polio pada anak balita dalam pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio tahap kedua di kantor kelurahan Mojolangu, Malang, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Pelaksanaan Sub PIN polio tahap kedua tersebut menyasar 100.380 anak di Kota Malang yang sebelumnya sudah menerima imunisasi polio tahap pertama dalam program penuntasan penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) polio di provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan DI Yogyakarta. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Jenis-jenis Imunisasi yang Harus Diberikan kepada Anak Usia di Bawah 1 tahun

Pemberian imunisasi bisa dilakukan saat anak baru lahir hingga berusia 12 bulan.


Apa itu Sindrom Stevens Johnson yang Dialami Artis Kartika Putri?

28 Februari 2024

Kartika Putri menunjukkan wajahnya penuh luka melepuh pada Rabu, 21 Februari 2024. Foto: Instagram/@kartikaputriworld
Apa itu Sindrom Stevens Johnson yang Dialami Artis Kartika Putri?

Sindrom Stevens Johnson merupakan kelainan fatal pada kulit dan selaput lendir yang sedikit langka terjadi.


Cara Mengobati Cacar Air Agar Cepat Kering dan Hilang dengan Cara Efektif

27 Februari 2024

Ilustrasi cacar air. Shutterstock
Cara Mengobati Cacar Air Agar Cepat Kering dan Hilang dengan Cara Efektif

Simak cara mengobati cacar air agar cepat kering dan hilang dengan cara efektif. Langkah ini bisa dilakukan sendiri di rumah.