Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Anak Sedunia, 7 Cara Melatih Mental Anak untuk Hadapi Tantangan

Reporter

image-gnews
Ilustrasi anak bermain/UNIQLO
Ilustrasi anak bermain/UNIQLO
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Anak adalah aset berharga bagi masyarakat dan masa depan. Karena itu, perlindungan terhadap hak-hak dasar anak, seperti hak atas pendidikan, kesehatan, dan perlindungan dari eksploitasi merupakan langkah awal yang krusial. Peringatan Hari Anak Sedunia setiap 20 November dapat menjadi panggung untuk mengevaluasi sejauh mana komitmen dalam memberikan perlindungan tersebut.

Di Indonesia, generasi saat ini menghadapi sejumlah tantangan yang berkaitan dengan mentalitas dan kesehatan mental. Beberapa kasus yang dapat dicermati melibatkan berbagai aspek, seperti tekanan akademis, dampak teknologi dan media sosial, ketidakpastian pekerjaan, isu kesehatan mental, urbanisasi dan pemisahan keluarga, pertentangan generasi, dan pengaruh budaya populer.

Melalui pemahaman terhadap tantangan-tantangan tersebut, Indonesia dapat mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesejahteraan mental generasi muda. Pendidikan kesehatan mental yang lebih luas, dukungan sosial yang lebih baik, dan pengembangan keterampilan adaptasi, dan ketahanan mental dapat membantu mengatasi berbagai kasus yang berkaitan dengan mentalitas generasi masa depan di Indonesia.

Menumbuhkan mental generasi memerlukan pendekatan yang holistik. Pendidikan yang tidak hanya fokus pada pengetahuan akademis tetapi mengembangkan keterampilan sosial, emosional, dan karakter akan membentuk individu yang mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

Guru dan orang tua memiliki peran sentral dalam membentuk fondasi ini melalui pendekatan pengajaran yang mendukung perkembangan seluruh aspek pada diri anak. Penting juga lembaga pendidikan untuk mengatasi stigma seputar masalah kesehatan mental. Menyediakan dukungan dan mendukung pembicaraan terbuka tentang kesehatan mental adalah langkah kunci dalam melatih mental yang kokoh pada anak.

Karena itu, Hari Anak Sedunia bisa digunakan untuk semacam platform mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pemahaman dan dukungan terhadap kesehatan mental anak. Membuka dialog terbuka dan menyediakan sumber daya yang memadai dapat membantu mereka dalam mengatasi tekanan dan stres yang mungkin dialami.

Selain itu, perlu ditekankan membangun mental yang tangguh tidak hanya tanggung jawab sekolah dan keluarga tetapi juga tugas bersama masyarakat. Program komunitas, kegiatan ekstrakurikuler, dan dukungan lingkungan sekitar dapat menjadi elemen penting dalam membentuk karakter dan kepribadian anak.

Lebih dari itu, anak harus memiliki idola sebagai model yang positif dan inspiratif. Idola bisa guru, tokoh masyarakat, orang tua, atau teman sebaya yang memiliki mentalitas tangguh dan positif. Dalam menumbuhkan mentalitas tangguh itu juga dibutuhkan keterampilan hidup dalam menghadapi tantangan di kehidupan sehari-hari. Anak dilatih memecahkan masalah dan berkomunikasi secara efektif.

Cara melatih kesehatan mental
Selain itu, anak juga perlu didampingi dalam penggunaan teknologi. Pemanfaatan teknologi secara bijak diyakini dapat membangun mentalitas secara berimbang. Kehidupan digital dan kehidupan nyata berjalan seimbang, tidak bermuka dua sebab mentalitas rendah dapat mendorong pada kebobrokan mental tanpa disadari pelakunya.

Adopsi teknologi yang pesat dan penggunaan media sosial dapat menyebabkan tekanan sosial, perbandingan diri, dan masalah kesehatan mental. Melatih keterampilan penggunaan teknologi yang sehat dan menyadari dampaknya penting untuk menjaga keseimbangan. Bagaimana melatih mental anak yang kokoh di tengah tantangan dunia sekarang?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pertama, mindfulness dan meditasi dapat membantu mengelola stres, meningkatkan fokus, dan memperkuat ketahanan mental. Perlu guru khusus bagi anak yang ingin belajar meditasi. 

Kedua, olahraga dan kesehatan fisik. Aktivitas fisik teratur tidak hanya baik untuk kesehatan tubuh tapi juga berdampak positif pada kesehatan mental. Melibatkan diri dalam olahraga atau kegiatan fisik lain dapat meredakan stres dan meningkatkan suasana hati.

Ketiga, perlunya memiliki jaringan sosial yang kuat. Membangun hubungan yang sehat dengan teman, keluarga, dan komunitas dapat memberikan dukungan emosional yang krusial dalam menghadapi tantangan.

Keempat, pengembangan keterampilan pribadi, yakni membangun keterampilan seperti resiliensi, kemandirian, dan manajemen emosi dapat membantu menghadapi perubahan dan tekanan dengan lebih baik. 

Kelima, pendidikan kesehatan mental. Memahami dan mengakui pentingnya kesehatan mental adalah langkah awal. Pendidikan tentang kesehatan mental dapat membantu mengurangi stigma dan memberikan alat untuk mengatasi masalah.

Keenam, persetujuan terhadap kegagalan. Membangun pemahaman kegagalan adalah bagian normal dari kehidupan dan hal itu justru memberikan peluang pada pelaku untuk belajar dan tumbuh.

Ketujuh, pendekatan hidup seimbang. Mendorong hidup seimbang antara pekerjaan, waktu istirahat, dan kehidupan sosial dapat membantu menjaga keseimbangan mental. Dengan mengintegrasikan pendekatan ini dalam kehidupan sehari-hari, generasi saat ini dapat melatih mental yang kuat untuk menghadapi tantangan dengan keyakinan dan ketahanan yang diperlukan.

Pilihan Editor: Kelompok yang Rentan Terkena Gangguan Mental Menurut BRIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Semakin Banyak Orang Alami Gangguan Bipolar, Bantu dengan Cara Ini

12 jam lalu

Ilustrasi gangguan bipolar (Pixabay.com)
Semakin Banyak Orang Alami Gangguan Bipolar, Bantu dengan Cara Ini

Seperti gangguan kejiwaan lainnya, penyebab gangguan bipolar masih belum diketahui. Berikut yang bisa dilakukan untuk membantu penderita.


Hari AIDS Sedunia, Waspadai Penularan HIV/AIDS dari Ibu ke Anak

17 jam lalu

Ilustrasi AIDS. Shutterstock
Hari AIDS Sedunia, Waspadai Penularan HIV/AIDS dari Ibu ke Anak

Hari AIDS Sedunia diperingati setiap 1 Desember. Kemenkes mencatat kasus HIV pada anak berusia di bawah 4 tahun dengan jumlah 1,9 persen.


Ini Bahaya Asap Rokok bagi Anak-anak

1 hari lalu

Kawasan bebas asap rokok di wilayah Kayu Manis, Matraman, Jakarta Timur, Kamis, 18 November 2021. Warga setempat berkomitmen menjaga lingkungan dari asap rokok dengan memberikan teguran dan sanksi bagi yang melanggar. TEMPO/Ridho Fadilla
Ini Bahaya Asap Rokok bagi Anak-anak

Bahaya merokok tidak hanya terjadi pada perokok, tetapi pada orang yang tak sengaja menghirup asap rokok, termasuk anak-anak.


Tentara Israel Bunuh Dua Anak Palestina di Tepi Barat, Salah Satunya Ditembak di Kepala

2 hari lalu

Bocah Palestina berusia 9 tahun, Adam Al-Ghoul yang tewas ditembak tentara Israel di pinggir jalan Jenin, Tepi Barat, Rabu, 29 November 2023. Istimewa
Tentara Israel Bunuh Dua Anak Palestina di Tepi Barat, Salah Satunya Ditembak di Kepala

Ketua Dokter Lintas Batas terjebak di dalam rumah sakit karena rumahs akit dikepung tentara Israel di Jenin, Tepi Barat, Palestina


Kondisi Gaza di Hari ke-5 Gencatan Senjata Israel dan Hamas

2 hari lalu

Seorang tentara Israel beroperasi di Jalur Gaza selama gencatan senjata sementara antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dalam gambar selebaran yang dirilis pada 28 November 2023. Israel dan Hamas sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata selama dua hari sejak Selasa dinihari, 28 November 2023. Pasukan Pertahanan Israel/Handout via REUTERS
Kondisi Gaza di Hari ke-5 Gencatan Senjata Israel dan Hamas

Perpanjangan gencatan senjata Israel - Hamas memasuki hari ke-5. Bagaimana kondisi Gaza?


Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

3 hari lalu

Ilustrasi anak marah-marah. Shutterstock.com
Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

Ada anak yang merasa bisa berpikir dan berlaku sesukanya, bisa juga mengacu pada anak manja. Penyebabnya mereka selalu mendapatkan segala keinginan.


Pakar Sebut Selfie Sudah Jadi Gangguan Kesehatan Mental

5 hari lalu

Ilustrasi pria berfoto selfie atau berswa foto. shutterstock.com
Pakar Sebut Selfie Sudah Jadi Gangguan Kesehatan Mental

Tak sedikit pakar yang menganggap kegemaran berfoto selfie terkait masalah kesehatan mental karena rela mengambil risiko tewas demi sebuah momen.


Tips Menyemangati Bayi Belajar Berjalan dan yang Perlu Disiapkan

5 hari lalu

Ilustrasi anak belajar berjalan. Shutterstock
Tips Menyemangati Bayi Belajar Berjalan dan yang Perlu Disiapkan

Dokter anak memberi saran buat orang tua yang punya bayi dan sedang belajar berjalan. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan.


Dampak Panjang Anak yang Besar di Keluarga dengan KDRT

5 hari lalu

Ilustrasi orang tua bertengkar di depan anak-anak. betterparenting.com
Dampak Panjang Anak yang Besar di Keluarga dengan KDRT

Anak yang tumbuh dalam keluarga dengan riwayat KDRT tidak hanya dapat menjadi pelaku kekerasan namun juga berpotensi berhadapan dengan trauma.


Tips Jadi Caregiver Menurut Putri Indro Warkop

5 hari lalu

Ilustrasi perempuan terbaring di atas tempat tidur rumah sakit. (Unsplash.com/Sharon McCutcheon)
Tips Jadi Caregiver Menurut Putri Indro Warkop

Hada Kusumonegoro, putri Indro Warkop, membagi pengalaman sekaligus tips merawat anggota keluarga yang sedang sakit atau caregiver.