Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Upaya Menekan Kasus Pneumonia pada Anak Menurut IDAI

Reporter

image-gnews
Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com
Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta seluruh layanan kesehatan untuk melakukan analisis data pasien terkait infeksi saluran pernapasan atau pneumonia pada anak. Menurutnya, dengan analisis data dapat memberikan wawasan yang lebih baik untuk pengembangan strategi pencegahan dan penanggulangan pneumonia.

"Rumah sakit, klinik, dan puskesmas di Indonesia perlu melakukan analisis data jumlah pasien/kunjungan dan kematian akibat infeksi saluran  pernapasan/pneumonia dari waktu ke waktu, baik pasien rawat inap, rawat jalan, maupun instalasi gawat darurat," kata Ketua Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso, Sabtu, 2 Desember 2023.

"Agar dapat dilaporkan dan dilakukan antisipasi dini jika ditemukan adanya peningkatan jumlah kasus yang signifikan," tambahnya.

Piprim menyebut pada awal November 2023 Cina melaporkan kenaikan jumlah pasien infeksi saluran pernapasan. Pada akhir November 2023 dilaporkan adanya klaster pneumonia tak terdiagnosa pada anak di Cina Utara. Meski begitu, belum jelas apakah kejadian ini berhubungan dengan kenaikan kasus infeksi sistem pernapasan yang dilaporkan sebelumnya atau merupakan kejadian yang terpisah.

"Laporan dari Cina tersebut mengidentifikasi beberapa bakteri dan virus penyebabnya, yaitu Mycoplasma Pneumoniae, influenza, respiratory syncytial virus (RSV), dan SARS COV-2, namun tidak ada informasi terkait derajat keparahan penyakit dan angka kematian akibat penyakit tersebut," jelas Piprim.

Sementara itu, di Indonesia saat ini belum ada data resmi dari Kementerian Kesehatan dan pelacakan kuman penyebab pneumonia (kecuali virus influenza) pada anak sehingga belum ada data pasti apakah terjadi peningkatan jumlah kasus pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae atau tidak. Meski begitu, PB IDI mengingatkan Indonesia tetap harus mewaspadai kasus pneumonia namun tidak perlu menimbulkan kepanikan di masyarakat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Peningkatan fasilitas pemerintah
Selain itu, surveilans infeksi sistem pernapasan pada anak, termasuk pneumonia, di Indonesia perlu lebih ditingkatkan, termasuk peningkatan fasilitas dari pemerintah untuk pengadaan fasilitas pemeriksaan untuk mengetahui kuman penyebab pneumonia pada anak, termasuk Streptococcus pneumonia, RSV, Mycoplasma pneumonia, dan lain-lain.

"Mycoplasma pneumonia bukan merupakan kuman baru dan pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae biasanya menyebabkan gejala pneumonia yang ringan yang dapat diobati dengan antibiotik," ujar Piprim.

IDAI juga meminta masyarakat agar meningkatkan kembali perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk kebiasaan mencuci tangan dan memakai masker.

"Pemberian ASI eksklusif, vaksinasi lengkap, dan vitamin A dosis tinggi juga sangat penting untuk mencegah bayi dan anak dari pneumonia," tegas Piprim.

Pilihan Editor: Jangan Panik, Gejala Mycoplasma Pneumonia Tak Terlalu Berat

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penyebab Paus Fransiskus Hanya Hidup dengan Satu Paru-paru

1 hari lalu

Paus Fransiskus disambut oleh Wakil Perdana Menteri Papua Nugini John Rosso setelah mendarat di Bandara Internasional Port Moresby Jackson, di Port Moresby, Papua Nugini, 6 September 2024. REUTERS/Guglielmo Mangiapan
Penyebab Paus Fransiskus Hanya Hidup dengan Satu Paru-paru

Meski hanya memiliki satu paru-paru, Paus Fransiskus sanggup melakukan perjalanan jauh ke berbagai penjuru dunia.


Tangkal Virus Japanese Encephalitis, Dinkes Yogyakarta Gelar Imunisasi untuk Ratusan Ribu Anak

4 hari lalu

Sejumlah warga membawa anaknya saat menunggu giliran pada Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio 2024 di Kantor Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, Selasa 13 Agustus 2024. Pemerintah Kota Denpasar menyediakan sebanyak 896 pos untuk pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahun 2024. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Tangkal Virus Japanese Encephalitis, Dinkes Yogyakarta Gelar Imunisasi untuk Ratusan Ribu Anak

Dinas Kesehatan DIY menggelar imunisasi Japanese Encephalitis (JE) pada 3 September hingga 31 Oktober 2024. JE bisa memicu peradangan otak.


Sepsis Salah Satu Penyakit Pembunuh Tertinggi di AS, Jangan Terlambat Kenali Gejala

4 hari lalu

Ilustrasi luka
Sepsis Salah Satu Penyakit Pembunuh Tertinggi di AS, Jangan Terlambat Kenali Gejala

Setiap tahun diperkirakan 350 ribu warga AS meninggal dunia karena sepsis, di bawah penyakit jantung (700.000) dan kanker (600.000).


WHO Pastikan Virus Mpox Dapat Dikendalikan

15 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
WHO Pastikan Virus Mpox Dapat Dikendalikan

WHO dan mitranya telah mengembangkan Rencana Strategis Kesiapsiagaan dan Respons Global untuk Virus Mpox demi menghentikan wabah melalui upaya global.


Afghanistan Cari Bantuan untuk Atasi Mpox

17 hari lalu

Cacar monyet. WHO
Afghanistan Cari Bantuan untuk Atasi Mpox

Taliban mencari bantuan internasional untuk mencegah penyebaran kasus Mpox di Afghanistan


Mulai Mewabah, India Kembangkan Vaksin Mpox Cacar Monyet

18 hari lalu

Ilustrasi vaksin Mpox. USA TODAY NETWORK via Reuters Co
Mulai Mewabah, India Kembangkan Vaksin Mpox Cacar Monyet

Produsen vaksin utama di India, Serum Institute of India (SII), tengah mengembangkan vaksin Mpox untuk mengatasi cacar monyet


4 Gejala Virus Mpox dan Penyebarannya yang Harus Diwaspadai

18 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
4 Gejala Virus Mpox dan Penyebarannya yang Harus Diwaspadai

Virus mpox atau cacar monyet bisa menular dari hewan ke manusia atau orang ke orang. Salah satu gejalanya adalah demam.


Begini Upaya Kemenkes dan WHO Cegah Potensi Kematian 10 Juta Orang Akibat AMR

19 hari lalu

Sebagai respons terhadap pencegahan kematian akibat resistansi antimikroba (AMR), Kemenkes  dan WHO meluncurkan Strategi Nasional Pengendalian Resistansi Antimikroba untuk periode 2025-2029 pada Senin, 19 Agustus 2024/Kemenkes
Begini Upaya Kemenkes dan WHO Cegah Potensi Kematian 10 Juta Orang Akibat AMR

Ada 1,27 kematian akibat AMR hingga 2019. Angka ini diproyeksikan masih terus naik dan berpotensi menembus 10 juta pada 2050.


Antisipasi Mpox, Malaysia Tingkatkan Pengawasan Wisatawan Asing

20 hari lalu

Wisatawan mengunjungi menara kembar Petronas yang diselimuti kabut asap di Kuala Lumpur, Malaysia, 11 September 2015. AP/Joshua Paul
Antisipasi Mpox, Malaysia Tingkatkan Pengawasan Wisatawan Asing

Semua pelancong dari negara-negara yang telah melaporkan kasus mpox diharuskan untuk memantau kesehatan mereka selama 21 hari setelah kedatangan


Wabah Mpox dari Turunan Virus Berbeda, Lebih Berbahaya daripada 2022

20 hari lalu

Sebaran mikrograf elektron dari partikel-partikel virus mpox (warna hijau laut) dalam sel yang terinfeksi. Sumber: NIAID
Wabah Mpox dari Turunan Virus Berbeda, Lebih Berbahaya daripada 2022

Berasal dari kota tambang kecil di Republik Demokratik Kongo, berikut segala yang perlu diketahui dari wabah mpox terkini.