TEMPO.CO, Jakarta - Penyebab kematian aktor Matthew Perry menurut laporan autopsi yang dirilis pada Jumat, 15 Desember 2023 waktu setempat, bintang Friends itu meninggal karena efek akut ketamin.
Sebelumnya, Matthew Perry ditemukan meninggal di dalam bak mandi. Ia sedang menerima terapi infus ketamin sebagai pengobatan depresi. Sesi terakhir, 10 hari sebelum dia meninggal. Namun, petugas pemeriksa jenazah, ketamin dalam sistem tubuhnya saat kematian tidak mungkin berasal dari terapi infus tersebut.
Apa Itu Ketamin?
Dikutip dari situs web Drug Enforcement Administration (DEA) Amerika, ketamin adalah anestesi disosiatif atau bius yang memiliki efek halusinogen. Cara kerjanya, zat ini mendistorsi persepsi penglihatan dan suara yang membuat pengguna tidak merasakan apa-apa. Itu termasuk rasa sakit dan kesadaran keberadaan dirinya.
Efek tersebut lantaran zat ini menyebabkan keadaan sedasi atau tenang.Dikutip dari Medical News Today, dokter menggunakan ketamin untuk menginduksi anestesi seperti nitrous oxide. Praktisi menggunakan ketamin di unit gawat darurat sebagai obat penenang jangka pendek. Biasanya zat ini digunakan untuk mengurangi rasa sakit patah tulang atau dislokasi sendi. Dosis rendah juga digunakan untuk memngurangi rasa sakit yang parah.
Ketamin mulanya memang dikategorikan sebagai zat adiktif. Namun sejak 1970-an, telah dipasarkan di Amerika Serikat sebagai obat anestesi suntik untuk manusia dan hewan. Pada 1999, ketamin menjadi zat non-narkotika berdasarkan Controlled Substances Act. Saat ini ketamin telah diterima untuk penggunaan medis untuk sedasi dan anestesi jangka pendek.
Pada 2019, Food and Drug Administration atau FDA menyetujui ketamin jenis enansiomer S(+) untuk semprotan hidung untuk pengobatan depresi. Ketamin digunakan harus dalam pemantauan ahli medis profesional. Namun, perlu diwaspadai efek halusinogen ini rentan disalahgunakan.
Pilihan Editor: Hasil Autopsi Ungkap Matthew Perry Meninggal karena Efek Akut Ketamine