TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis ortopedi dan traumatologi di RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Muhammad Deryl Ivansyah, mengatakan orang yang sering menggunakan kaki, terutama penekanan pada tumit untuk berolahraga, bisa menjadi salah satu faktor cedera pada kaki dan nyeri pada kaki yang rata.
“Terutama pada olahraga yang menggunakan penekanan pada tumit seperti melompat-lompat, lari, tentunya itu akan memberikan beban yang banyak pada tumit atau kaki sehingga nyeri,” kata Deryl, Selasa, 19 Desember 2023.
Baca juga:
Ia mengatakan kaki ceper atau rata adalah kondisi telapak kaki yang rata dengan permukaan lantai atau tanah. Kondisi termasuk keadaan kaki yang normal dan tidak akan mengganggu aktivitas sehari-hari karena manusia diberikan keunikan bentuk kaki yang berbeda-beda selama tidak ada keluhan nyeri selama beraktivitas.
Dokter di RS Universitas Indonesia ini menjelaskan jika pemilik kaki rata sering kali tidak akan menyebabkan cepat lelah atau sakit seperti yang diyakini orang selama kondisinya fleksibel dan tidak kaku. Ia mengatakan jika ingin mengetahui telapak kaki normal atau tidak bisa dilihat dengan cara menjinjitkan kaki dan akan terlihat ada lengkungan yang muncul.
“Selama dia kondisinya fleksibel atau yang membedakan gampangnya, kalau terlihat kakinya ceper suruh jinjit saja. Kalau jinjit dia bisa dan lengkungan yang muncul berarti dia itu fleksibel dan tidak membutuhkan penanganan apapun,” paparnya.
Bukan keturunan
Ia menjelaskan kaki rata bukan faktor keturunan. Namun, ada beberapa kasus di mana ada kelonggaran pada ligament kaki, yaitu penghubung antara tulang dan otot. Jika otot penghubung ligamen longgar makan akan menjadi kaki ceper dan kondisi ini bisa diturunkan dari kedua orang tua atau salah satunya.
Tidak ada latihan khusus untuk membentuk telapak kaki menjadi melengkung ataupun membuat lengkungan di telapak kaki berkurang. Deryl mengatakan sampai saat ini tidak ada studi terkait hal tersebut karena kaki manusia diciptakan tidak ada yang sama.
Namun, jika anak memiliki kaki rata dengan kasus otot belakang tumit (achilles) pendek maka perlu perawatan khusus dengan konsultasi ke dokter untuk penanganan profesional. Begitu juga jika kaki ceper yang kaku dan ditandai dengan tidak adanya lengkungan saat jinjit.
“Jika memiliki achilles yang pendek, otot belakang tumit pendek, itu butuh latihan khusus. Sebaiknya dikonsultasikan ke dokter untuk mengetahui apakah anaknya memiliki flat foot dengan otot di belakang tumit yang pendek,” saran Deryl.
Pilihan Editor: Sebab Ukuran dan Bentuk Kaki Setiap Orang Tak Sama