Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Memahami Lipedema yang Kerap Bikin Penderita Tersiksa

Reporter

image-gnews
Ilustrasi wanita gemuk berolahraga. AP/Rodrique Ngowi
Ilustrasi wanita gemuk berolahraga. AP/Rodrique Ngowi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang perempuan Amerika Serikat, Esther Hollander, bermasalah dengan berat badan berlebih sepanjang hidupnya. Tak banyak yang ia ketahui sebelumnya mengenai kondisi yang tak memperbolehkannya diet dan olahraga untuk menurunkan bobotnya.

Perempuan berusia 47 tahun itu menderita lipedema, penyakit jaringan penghubung di mana timbunan lemak yang tak normal terbentuk di bagian tubuh bawah, seperti pantat, paha, dan betis, menurut Cleveland Clinic. Kondisi ini dialami satu dari 72 ribu orang, kebanyakan wanita. 

Penampilan penderita mirip orang obesitas sehingga suka salah diagnosa. Kondisi ini bisa terjadi kapan saja tapi biasanya setelah masa pubertas. Hollander sendiri awalnya mengalami obesitas dan baru tiga tahun terakhir berkembang menjadi lipedema.

"Saya tumbuh dengan masalah kepercayaan diri. Sepanjang hidup saya habiskan untuk berjuang dengan berat badan dengan harapan bisa menjadi lebih langsing agar bisa menjadi orang yang lebih baik dan lebih sukses," ujarnya, dikutip dari USA Today.

Macam perawatan
Ia mengakui sulitnya hidup di dunia yang masih gemar melontarkan body shaming, diksriminasi terhadap orang gemuk, stigma negatif termasuk terkait kesehatan, dan lapangan kerja yang masih banyak pilih-pilih penampilan fisik. Rata-rata berat badan Hollander di masa dewasa sekitar 150 kg.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kondisi lipedema membuatnya semakin sulit bergerak, apalagi tak bisa diatasi dengan diet dan olahraga. Perawatan konservatif bisa dengan memakai stoking kompresif dan pelembab kulit. Bisa juga melalui operasi. Kaki yang membesar membuat orang sulit berjalan serta gampang terjatuh dan terluka.

Yang membuat Hollander jengkel karena rata-rata dokter yang ia kunjungi menyebutnya obesitas dan memintanya menurunkan berat badan tanpa berusaha mencari penyebabnya lebih dalam. 

"Ini benar-benar kondisi medis dan bila mengalaminya, itu bukan kesalahan Anda," ujarnya.

Pilihan Editor: Baik buat Kesehatan dan Jantung, Bisakah Berenang Turunkan Berat Badan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

2 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas berolahraga. Kevin Frayer/Getty Images
Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

Penelitian mengklaim olahraga pada malam hari bisa memberi lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang obesitas dan diabetes tipe 2.


Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

2 hari lalu

Parto Patrio  di Trans TV, Jakarta, 13 November 2002. [TEMPO/ Rendra].
Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

Komedian Parto Patrio sedang menjalani pemulihan usai operasi batu ginjal. Lantas, apa yang menyebabkan dan tanda-tanda dari penyakit ini?


5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

7 hari lalu

Ilustrasi push up. Freepik.com
5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

Olahraga atau aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk tubuh dan kesehatan mental


10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

8 hari lalu

Ilustrasi makanan manis seperti cupcakes. Unsplash.com/Viktor Forgacs
10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.


Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

15 hari lalu

Ilustrasi menimbang berat badan. Shutterstock
Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

Diet sehat setelah banyak makan makanan bersantan saat Lebaran bisa diterapkan dengan pola makan bergizi seimbang agar berat badan ideal lagi.


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

16 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

16 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

17 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.


Seimbangkan Konsumsi Hidangan Lebaran dengan Serat, Simak Saran Ahli Gizi

19 hari lalu

Ilustrasi opor ayam. shutterstock.com
Seimbangkan Konsumsi Hidangan Lebaran dengan Serat, Simak Saran Ahli Gizi

Konsumsi opor dan gulai yang identik dengan hidangan Lebaran perlu diseimbangkan dengan makanan sumber serat seperti sayur dan buah.


Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

21 hari lalu

Ilustrasi semur daging. Shutterstock
Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

Dokter mengingatkan masyarakat agar sebisa mungkin memilih daging sapi tanpa lemak untuk hidangan Lebaran agar kesehatan tetap terjaga.