Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

DBD Berhubungan Fenomena El Nino, Ini 3 Intervensi yang Bisa Dilakukan

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi vaksin DBD (demam berdarah). Shutterstock
Ilustrasi vaksin DBD (demam berdarah). Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Musim hujan sangat dekat kaitannya dengan fenomena demam berdarah dengue. Genangan air hujan di berbagai tempat bisa menjadi salah satu faktor merebaknya penyakit dari nyamuk itu. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementrian Kesehatan Imran Pambudi mengatakan tahun 2023, merupakan siklus 5 tahunan DBD. “Tiap lima tahun ada lonjakan kasus dengue, berkaitan dengan fenomena El Nino. Sejak kita mendapat info dari BMKG mngnai El Nino kita langsung melakukan mitigasi untuk pencegahan DBD, dan hasilnya cukup memuaskan,” katanya dalam diskusi pada pertengahan Desember 2023 di Jakarta. 

Hal ini terlihat dari penurunan kasus dengue dibandingkan tahun lalu. Pada 2022, tercatat ada 143.000 kasus dan 1.236 kematian, sedangkan tahun ini hanya terjadi 85.900 kasus dan 683 kematian.

Imran mengatakan secara garis besar, ada 3 intervensi yang dilakukan untuk menekan penyakit demam berdarah dengue ini. "Yaitu intrvensi pada lingkungan, intervensi pada vektor (nyamuk), dan intervensi pada manusia," katanya. 

Intervensi pada lingkungan bisa dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk. Intervensi pada manusia bisa dilakukan dengan melakukan vaksinasi DBD atau mengenakan baju lengan panjang di daerah endemis dengue. Terakhir, ,intervensi pada vektor misalnya menggunakan zat kimia seperti abate untuk larvasida, dan fogging atau obat semprot sebagai insektisida. “Intervensi vektor yang ketiga yaitu dengan teknologi nyamuk ber-Wolbachia,” kata Imran. 

Ia menjelaskan, telah terbukti bahwa penyebaran nyamuk A. aegypti ber-Wolbachia memberikan dampak positif bagi penurunan kasus dengue.

Teknologi Nyamuk Ber-Wolbachia

Pilot project nyamuk ber-Wolbachia dilakukan di Yogyakarta. “Sebelum kami melakukan penelitian tersebut dalam skala besar, kami lakukan dulu pengkajian selama enam bulan yang melibatkan 20  ahli dari berbagai bidang. Termasuk di antaranya bidang virologi, mikrobiologi, ahli serangga, ahli biodiversitas, dokter anak, psikologi, hingga ilmu sosial,” kata Direktur Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat & Keperawatan UGM Riris Andono Ahmad. 

Berdasarkan literature review dan kajian lain, disimpulkan bahwa kemungkinan risiko yang bisa terjadi adalah yang paling rendah, yang biasa kita temukan sehari-hari dan bisa diabaikan. Nyamuk ber-Wolbachia bukanlah rekayasa genetika. “Untuk menyangkal hal ini, kita bisa merujuk dari berbagai website resmi. Misalnya CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika), mereka secara tegas menyatakan bahwa nyamuk ini bukanlah nyamuk rekayasa genetika. Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) juga menjelaskan dengan tegas bahwa pada nyamuk, ada dua macam teknologi: nyamuk yang diinfeksi dan genetic-modified mosquito,” kata Doni, sapaan Riris.

Wolbachia adalah bakteri alami yang biasa hidup dalam tubuh serangga. “Wolbachia tidak mengubah karakter nyamuk. Tidak ada perbedaan bermakna antara nyamuk ber-Wolbachia di wilayah intervensi dengan nyamuk alami di wilayah kontrol,” terang kata Doni. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia pun mengatakan nyamuk ber-Wolbachia juga tidak merusak lingkungan. “Tidak terbukti bahwa pelepasan nyamuk ber-Wolbachia meningkatkan populasi nyamuk cullex,” katanya. 

Sebaliknya, pelepasan nyamuk ber-Wolbachia di Yogyakarta terbukti menurunkan insiden demam berdarah dengue hingga 77 persen dan menurunkan kejadian rawat inap di RS hingga 86 persen. Rata-rata angka demam berdarah dengue nasional pun menurun drastis dibandingkan 30 tahun lalu. “Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Setelah pelepasan nyamuk ber-Wolbachia, fogging turun hingga 85 persen. Ini sangat menggembirakan karena anggaran fogging bisa dialokasikan ke pengendalian penyakit lain,” ujar Doni. 

Studi di beberapa negara lain juga menemukan bahwa nyamuk ber-Wolbachia efektif menekan angka kejadian demam berdarah dengue. Selain itu, nyamuk ber-Wolbachia memberikan proteksi jangka panjang.

Sayangnya, masih ada kekhawatiran pada sebagian masyarakat mengenai nyamuk ber-Wolbachia. Terkait hal ini, dosen FKM UI dan Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Ede Surya Darmawan menegaskan, keputusan yang diambil oleh pembuat kebijakan haruslah berdasarkan data dan bukti ilmiah, bukan opini. Berbagai penelitian yang membuktikan manfaat dan keamanan nyamuk ber-Wolbachia selayaknya dijadikan landasan untuk melanjutkan pilot project ini ke kota-kota berikutnya. 

Menurutnya, dengue termasuk salah satu neglected disease atau penyakit yang terabaikan. Padahal DBD masih menjadi masalah besar di Indonesia. “Kita punya target untuk menurunkan case fatality rate. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencapainya yaitu dengan modifikasi vektor dengue, yaitu dengan nyamuk ber-Wolbachia,” katanya. 

Upaya ini sejalan dengan strategi nomor 6 terkait, penurunan penyakit yang meliputi pengembangan kajian, penelitian, dan inovasi. Ia menegaskan, hal ini idealnya diimbangi dengan strategi komunikasi yang baik sehingga tidak terjadi disinformasi di masyarakat. “Jangan heboh duluan di media sosial oleh orang-orang yang tidak punya basis data, padahal kita ingin bahwa setiap keputusan berbasis studi epidemiologi,” kata Ede. 

Pilihan Editor: Begini Ciri Nyamuk Demam Berdarah, Antisipasi Gejala DBD

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

2 hari lalu

Ilustrasi anak demam. webmd.com
IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.


Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

3 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

Studi baru menyebutkan ibu yang terkena DBD selama masa kehamilannya dapat mempengaruhi kesehatan bayi 3 tahun pertamanya.


Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

4 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda


Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

5 hari lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.


Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

7 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

Waspada DBD di beberapa daerah. Di Sulawesi Selatan kasus demam berdarah naik drastis, 1.620 warga terjangkit dan 9 orang meninggal.


Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

14 hari lalu

Buah naga (Pixabay.com)
Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

Penyakit demam berdarah mengalami peningkatan pada libur lebaran 2024. Berikut buah-buahan yang bisa membantu pemulihan pasien DBD.


Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

15 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

Penyakit hand, foot, and mouth disease (HFMD) tidak turut libur. Kemenkes ingatkan bahayanya termasuk demam berdarah atau DBD.


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

17 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

26 hari lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

Kasus DBD di Indonesia meningkat hingga Maret 2024, kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa. Perhatikan tips antisipasi dari demam berdarah.


Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

26 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.