Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Manfaat Makan Tempe untuk Tubuh

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ilustrasi tempe. (doctortempeh.com)
Ilustrasi tempe. (doctortempeh.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tempe adalah salah satu sumber protein nabati. Meskipun sering disamakan dengan tahu, tempe memiliki perbedaan manfaat yang signifikan.

Dilansir dari Healthline, berikut lima manfaat makan tempe untuk tubuh:

1. Mempengaruhi mikroba usus

Fermentasi adalah proses di mana bakteri dan ragi memecah gula. Pada kedelai, fermentasi memecah asam fitat untuk meningkatkan pencernaan dan penyerapan. Makanan fermentasi yang tidak dipasteurisasi bisa mengandung probiotik, bakteri baik yang bermanfaat untuk kesehatan.

Tempe adalah makanan probiotik yang mempengaruhi mikrobioma usus, yaitu bakteri dalam sistem pencernaan. Tempe juga kaya prebiotik, jenis serat yang mendukung pertumbuhan bakteri baik dalam sistem pencernaan.

Penelitian menunjukkan bahwa prebiotik meningkatkan pembentukan asam lemak rantai pendek di usus besar, termasuk butirat yang menjadi sumber energi utama bagi sel-sel usus besar. 

2. Tinggi protein

Tempe adalah sumber protein tinggi yang bisa membuat tubuh merasa kenyang. Dalam 166 gram tempe, terdapat 31 gram protein. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pola makan kaya protein dapat meningkatkan termogenesis, yang membuat metabolisme tubuh meningkat, membantu membakar lebih banyak kalori setelah makan. Pola makan tinggi protein juga dapat membantu mengontrol nafsu makan dengan meningkatkan rasa kenyang dan mengurangi rasa lapar.

Sebuah studi menemukan bahwa camilan kedelai berprotein tinggi dapat meningkatkan nafsu makan, memberikan perasaan kenyang, dan meningkatkan kualitas makanan dibandingkan dengan camilan tinggi lemak. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa protein kedelai sama efektifnya dengan protein berbasis daging dalam mengendalikan nafsu makan. 

3. Mengurangi kadar kolesterol

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tempe bisa membantu menurunkan kadar kolesterol. Hal ini karena tempe terbuat dari kedelai yang mengandung isoflavon, senyawa alami tumbuhan. Isoflavon kedelai dapat secara signifikan menurunkan kolesterol total dan LDL (kolesterol jahat). Protein kedelai menunjukkan pengurangan kolesterol LDL sebesar 5,7 persen, kolesterol total sebesar 4,4 persen, dan trigliserida sebesar 13,3 persen dibandingkan dengan protein hewani.

4. Menurunkan stres oksidatif

Isoflavon dalam kedelai memiliki sifat antioksidan yang dapat mengurangi stres oksidatif. Isoflavon dapat mengurangi stres oksidatif dengan meningkatkan aktivitas antioksidan dalam tubuh. Antioksidan ini bekerja dengan menetralkan radikal bebas, yang dapat berkontribusi pada penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker.

5. Meningkatkan kesehatan tulang

Tempe memiliki manfaat untuk meningkatkan kesehatan tulang karena merupakan sumber kalsium yang baik. Kalsium adalah mineral yang penting untuk menjaga kekuatan dan kepadatan tulang. Asupan kalsium yang cukup dapat mencegah perkembangan osteoporosis, yang terkait dengan pengeroposan dan kekeroposan tulang. 

Dalam sebuah penelitian menyebutkan bahwa peningkatan asupan kalsium membantu mengurangi pengeroposan tulang dan menjaga kepadatan tulang. Meskipun produk susu umumnya dianggap sebagai sumber kalsium, penelitian menunjukkan bahwa kalsium dalam tempe diserap dengan baik seperti kalsium dalam susu, menjadikannya alternatif yang baik untuk meningkatkan asupan kalsium.

Namun sebaiknya hindari tempe jika alergi terhadap kedelai. Kedelai juga dapat mempengaruhi kinerja tiroid atau penyerapan obat tiroid. Karena itu, jika memiliki masalah pada tiroid, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi tempe atau produk kedelai lainnya.

Pilihan Editor: 3 Tips Menyimpan Tempe agar Tidak Cepat Busuk

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengapa Penderita Kolesterol Sebaiknya Menghindari Masakan Bersantan?

20 jam lalu

ilustrasi makanan bersantan (pixabay.com)
Mengapa Penderita Kolesterol Sebaiknya Menghindari Masakan Bersantan?

Saalah satu yang wajib dihindari penderita kolesterol adalah makanan bersantan. Kenapa?


Deteksi Lupus pada Anak dengan 11 Pertanyaan Ini

1 hari lalu

Ilustrasi lupus. Shutterstock
Deteksi Lupus pada Anak dengan 11 Pertanyaan Ini

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) membagikan 11 butir pertanyaan yang dapat digunakan untuk mendeteksi awal penyakit lupus pada anak secara mandiri.


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

4 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

4 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Mengapa Menggunakan Parfum saat Berkeringat Tidak Disarankan?

9 hari lalu

Ilustrasi pengharum atau parfum. youtube.com
Mengapa Menggunakan Parfum saat Berkeringat Tidak Disarankan?

Meskipun terlihat sepele, penggunaan parfum saat tubuh sedang berkeringat bisa menyebabkan aroma yang tak sedap.


5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

9 hari lalu

Ilustrasi perempuan tidur. Foto: Freepik.com
5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

Berikut beberapa teknik pernapasan yang dapat Anda praktikkan untuk memeprmudah tidur pada malam hari


Kondisi Kolesterol Tahapan Lanjut Bisa Terlihat dari Tanda di Wajah

11 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Kondisi Kolesterol Tahapan Lanjut Bisa Terlihat dari Tanda di Wajah

Gejala kolesterol tahapan lanjut dapat dilihat secara fisik dan dirasakan tubuh. Antara lain, bisa ditandai dari wajah. Apa saja?


Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

12 hari lalu

Jajaran direksi PT Konimex dan PT Indordesa, serta dari Laboratoires Grand Fontaine menggelar konferensi pers peluncuran produk baru FontLife One di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.


Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

12 hari lalu

Kandungan mikroplastik dari hasil penelitian atas tiga merek air mineral dalam kemasan saat diteliti di laboratorium FMIPA-Universitas Indonesia, Depok, Rabu (14/3). (foto: TEMPO/ Gunawan Wicaksono)
Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?