TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Spesialis Saraf Rumah Sakit Premier Bintaro Meidianie Camellia menganjurkan agar masyarakat segera membawa pasien stroke ke rumah sakit terdekat ketika melihat ada pasien alami stroke. "Harus ditangani buru-buru. Semakin cepat membawa pasien ke rumah sakit, semakin baik," kata Meidianie dalam diskusi bertajuk NGOPI DULU: Ada Stroke Center di RSPB di akun resmi Youtube RS Premier Bintaro.
Masyarakat harus berlomba dengan waktu ketika menangani stroke. Meidianie mengatakan semakin cepat pasien stroke tertangani, semakin bagus pula pemulihannya. Ia mengingatkan, stroke bisa membuat berbagai saraf mati. "Dalam 1 menit, saraf yang mati bisa sampai jutaan. Jadi harus segera dibawa ke rumah sakit," katanya.
Meidianie menambahkan dalam penanganan stroke, terdapat istilah golden period atau waktu emas yaitu penanganan awal yang dilakukan selama kurang dari 4,5 jam. Pada fase ini dokter akan melakukan pemeriksaan klinis yang disertai dengan pencitraan otak berupa MRI atau CT Scan kepala.
Jika hasilnya adalah stroke yang disebabkan oleh sumbatan, maka akan disiapkan Terapi Trombolitik yang dimaksudkan untuk membuka sumbatan yang terjadi agar aliran darah ke otak lancar kembali. Terapi ini diberikan melalui infus intravena selama 1 jam dimana pasien akan dimonitor secara berkala selama terapi dijalankan.
RS Premier Bintaro memiliki Stroke Center yang menjadi salah satu layanan RSPB untuk memberikan penanganan stroke secara terpadu mulai dari tahap pencegahan, pengobatan , dan pemulihan (rehabilitatif). Selain Stroke Center, ada pula layanan Vascular Center dimana membahas mengenai prosedur EVAR (Endovascular Aneurysm Repair). Prosedur EVAR merupakan suatu metode perbaikan aneurisma aorta abdominalis melalui pendekatan endovaskular.
"Prosedur EVAR melibatkan penggunaan stent graft, yang berupa perangkat tabung khusus dan ditempatkan di dalam aorta untuk memperkuat dindingnya serta mencegah aneurisma agar tidak pecah," kata dokter Spesialis Bedah Vaskuler (pembuluh darah), Suhartono dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada pertengahan Januari 2024.
Pendekatan endovaskular ini biasanya lebih invasif dari pada pembedahan terbuka tradisional, sehingga pemulihan pasien seringkali lebih cepat. Meskipun demikian, keputusan untuk menjalani EVAR tergantung pada sejumlah faktor, termasuk ukuran dan bentuk aneurisma, serta kondisi kesehatan secara keseluruhan dari pasien.
Pilihan Editor: Saran buat Pasien Stroke yang Ingin Terapi Akupunktur