Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Saran Pakar untuk Memperlambat Perkembangan Rabun Jauh

Reporter

image-gnews
Ilustrasi wanita berkacamata. Shutterstock
Ilustrasi wanita berkacamata. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, JakartaRabun jauh atau miopia memang tidak nyaman. Kondisi penglihatan ini menyebabkan objek yang berada dekat tampak jelas tapi yang jauh terlihat buram. Miopia bisa terjadi tiba-tiba dan berkembang secara bertahap dan empat dari 10 orang di dunia mengalaminya dan jumlahnya diperkirakan akan menjadi lima orang pada 2050.

Dalam kasus lain, mereka yang mengalami harus belajar berdaptasi kehilangan penglihatan yang jelas, biasanya dengan memakai lensa kontak atau kacamata. Karena umumnya kondisi ini, tak ada salahnya memahami penyebabnya.

"Penyebab paling umum rabun jauh beragam," ujar Inna Lazar, dokter mata di Connecticut dan pendiri Greenwich Eye Care.

Yang paling signifikan adalah keturunan, sebagaimana telah ditemukan oleh penelitian bahwa lebih dari 200 gen terkait kondisi ini. "Setiap orang bisa mengalaminya tapi risiko lebih tinggi bila ada anggota keluarga yang juga rabun jauh," menurut Institut Mata Nasional Amerika Serikat.

Faktor lingkungan juga berpengaruh. Riset menunjukkan mata yang terlalu sering mengalami ketegangan karena menatap layar digital yang kecil juga membuat bola mata mengalami perubahan dan menyebabkan rabun jauh. Begitu juga dengan kurangnya aktivitas di luar ruangan karena cahaya alami di luar ruangan berperan dalam perkembangan mata yang sehat, ungkap Lazar, dan hal ini paling umum terjadi pada anak-anak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagaimana mengatasinya?
Meski tak bisa total diperbaiki, perkembangan rabun jauh bisa diperlambat. Lensa kontak dan tetes mata khusus, serta terapi penglihatan bisa membantu. Begitu juga dengan perubahan gaya hidup dengan memperbanyak beraktivitas di luar ruangan, membatasi paparan layar, dan mengikuti aturan 20-20-20. Rekomendasi ini adalah mengistirahatkan mata dengan melihat benda yang berjarak 20 kaki atau sekitar 6 meter, setiap 20 menit, dalam waktu 20 detik.

Pilihan perawatan lain adalah operasi. Contohnya lasik dan ortokeratologi. "Operasi ini memperbaiki penglihatan dengan cara membentuk kembali kornea dan telah terbukti efektif dalam memperlambat perkembangan miopia," tutur Lazar kepada USA Today.

Pilihan Editor: Pentingnya Jaga Kesehatan Mata untuk Cegah Rabun Jauh

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Mitos Terkait Gerhana Matahari dan Penglihatan serta Faktanya

20 hari lalu

Ilustrasi menyaksikan gerhana matahari. AP/Shizuo Kambayashi
3 Mitos Terkait Gerhana Matahari dan Penglihatan serta Faktanya

Berikut tiga mitos terkait gerhana matahari dan penglihatan serta faktanya. Lindungi selalu mata saat menontonnnya.


4 Masalah Mata yang Mulai Mengganggu di Usia 40-an

21 hari lalu

Warga lanjut usia memeriksakan matanya dalam pelayanan kesehatan gratis di Kranji, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (31/1). Pemeriksaan diberikan kepada kalangan warga lanjut usia kurang mampu untuk mencegah bertambahnya angka kebutaan di Indonesia, khususnya perkotaan. TEMPO/Tony Hartawan
4 Masalah Mata yang Mulai Mengganggu di Usia 40-an

Setelah usia mencapai 40-an, risiko masalah mata pun meningkat dan perlu diwaspadai. Berikut empat masalah tersebut.


Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

24 hari lalu

ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.


Gejala Diabetes yang Terdeteksi di Mata, Bahaya Jika Didiamkan

40 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. shutterstock.com
Gejala Diabetes yang Terdeteksi di Mata, Bahaya Jika Didiamkan

Ada beberapa gejala diabetes yang terdeteksi di mata dan bila didiamkan akan menyebabkan kehilangan penglihatan.


Macam Faktor Risiko yang Memperparah Glaukoma

42 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. Shutterstock
Macam Faktor Risiko yang Memperparah Glaukoma

Dokter mata menyebut sejumlah faktor risiko yang dapat memperparah kondisi glaukoma, seperti faktor usia dan penyakit vaskular.


Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

42 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. shutterstock.com
Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

Deteksi dini penting untuk mencegah glaukoma tidak semakin parah. Dokter mata sebut penyebabnya.


Cara Mengatasi Mata Merah, Kapan Harus Periksa ke Dokter?

44 hari lalu

ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
Cara Mengatasi Mata Merah, Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Dokter memberikan tips mengatasi mata merah. Namun bila tak juga sembuh maka harus diperiksakan ke dokter mata karena efeknya bisa serius.


5 Penyebab Mata Merah, Alergi sampai Infeksi

45 hari lalu

Ilustrasi mata gatal atau mata merah. shutterstock.com
5 Penyebab Mata Merah, Alergi sampai Infeksi

Ketika mata mengalami iritasi, pembuluh darah halus di bagian putih mata membengkak. Saat terjadi, maka tampaklah mata merah.


Apakah Alkohol Bisa Menyebabkan Kebutaan? Begini Penjelasannya

46 hari lalu

Ilustrasi pria minum alkohol. campusdiary.co.ke
Apakah Alkohol Bisa Menyebabkan Kebutaan? Begini Penjelasannya

Mengonsumsi alkohol secara berlebihan dapat menyebabkan masalah penglihatan, termasuk kebutaan.


Jangan Abaikan Bintitan Berulang, Bisa Berkembang Jadi Tumor di Mata

59 hari lalu

Ilustrasi mata bintitan. Wikimedia/Andre Riemann
Jangan Abaikan Bintitan Berulang, Bisa Berkembang Jadi Tumor di Mata

Waspadai bintitan di mata yang timbul secara berulang di wilayah mata yang sama karena bisa berkembang menjadi tumor.