Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Intervensi Penting Tangani DBD, Apa Saja?

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Kegiatan
Kegiatan "Langkah Bersama Cegah DBD" di Kota Surabaya, Jawa Timur/ PT Takeda Innovative Medicines
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, yang diwakili oleh Asik Surya, sekaligus Ketua Tim Kerja Arbovirus mengatakan ada berbagai langkah intervensi penting yang perlu terus digaungkan untuk menekan kasus DBD. 3 intervensi utama yang bisa dilakukan adalah ntervensi pada lingkungan, intervensi pada vektor (nyamuk), dan intervensi pada manusia. "Intervensi pada lingkungan dapat dilakukan melalui pemberantasan sarang nyamuk; sedangkan intervensi pada vektor dilakukan melalui penggunakan larvasida serta insektisida yang digunakan untuk fogging sementara pada manusia, dilakukan dengan cara intervensi inovatif melalui vaksinasi,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 4 Maret 2024.

“Untuk itu, pemerintah terus bekerja sama dengan pihak-pihak terkait dalam melakukan edukasi yang berkelanjutan kepada masyarakat tentang pentingnya perlindungan yang komprehensif terhadap DBD, termasuk melalui Kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD," kata Asik. 

Ia pun mengatakan penting  serta ‘Langkah Bersama Cegah DBD’ yang pada dilakukan pada 2 Maret 2024 di Surabaya. "Di tahun 2023 lalu Jawa Timur menjadi provinsi ketiga dengan kasus DBD tertinggi se-Indonesia dengan 9.401 kasus dan kematian sebanyak 103 kasus,” kata Asik.

Angka kasus dan kematian akibat DBD pada tahun 2023 lebih rendah dibandingkan tahun 2022. Asik menjelaskan pada 2023, total kasus DBD di Indonesia sebesar 114.435 kasus dengan kematian 894 kasus. "Dunia saat ini menargetkan nol kematian pada tahun 2030," katanya.

Sebelumnya, PT Takeda Innovative Medicines memperluas kegiatan “Langkah Bersama Cegah DBD” ke Kota Surabaya, Jawa Timur. PT Takeda Innovative Medicines bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, serta pemerintah daerah mencoba terus meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Timur pada tahun 2023 mencapai 6.642 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 65 kasus. Jawa Timur merupakan provinsi dengan kabupaten/kota dengan kasus DBD tertinggi ketiga di Indonesia, setelah Jawa Barat dan Kalimantan Barat.

Diperlukan upaya berkesinambungan dalam pengendalian dan pencegahan DBD, tidak hanya 3M Plus (menguras bak air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang tidak terpakai; serta berbagai upaya mencegah gigitan nyamuk melalui obat nyamuk, fogging, dan penggunaan jaring nyamuk), tetapi juga inovasi pencegahan lain seperti dengan vaksinasi serta upaya untuk mendorong peran aktif seluruh lapisan masyarakat untuk lebih waspada dalam mencegah demam berdarah.

Perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Sulvy Dwi Anggraeni, mengatakan selama ini upaya pencegahan DBD di Jawa Timur dilakukan dengan program pengendalian penyakit berbasis masyarakat yaitu PSN (pemberantasan sarang nyamuk) di lingkungan lewat Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik. “Program PSN dengan 3M Plus memang masih efektif, namun tidak kalah pentingnya adalah mengenali gejala penyakit sehingga tidak terlambat mendapat pertolongan medis. Karena bagaimanapun juga, semua orang bisa terinfeksi DBD, tanpa memandang usia, di mana mereka tinggal, dan gaya hidup. Untuk itu, jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala DBD, seperti demam mendadak tinggi, nyeri kepala, nyeri sendi, nyeri otot, atau muncul bintik-bintik kemerahan di kulit, segera periksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Jadi penting bagi masyarakat untuk selalu mengedepankan 3M Plus, serta mempertimbangkan pencegahan inovatif seperti vaksin,” kata Sulvy.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada kesempatan yang sama, Ibu Ketua PKK Provinsi Jawa Timur Periode 2019-2024, Arumi Bachsin, mengingatkan pentingnya melakukan pencegahan DBD dimulai dari rumah masing-masing. Ia mengingatkan bahwa DBD adalah penyakit yang tidak pandang bulu. "Alhamdulillah saya pribadi belum pernah secara langsung terkena DBD. Suami saya, Bapak Emil, pernah pada saat beliau di Jepang," katanya.  

Namun hal yang membuatnya sangat memperhatikan pencegahan DBD adalah cerita sang ayah. "Beliau memiliki teman yang kehilangan satu keluarga akibat DBD. Padahal mereka secara konsisten melakukan 3M, dan tidak membiarkan ada genangan di manapun. Ternyata setelah cari-cari, sumbernya berada pada genangan air di belakang kulkas. Sejak saat itu, saya dan keluarga, bahkan terbawa sampai saya menikah, membiasakan diri untuk selalu menerapkan 3M Plus. Apalagi sekarang kita sudah bisa mendapatkan pencegahan DBD yang menyeluruh, bukan hanya dari luar melalui 3M Plus, tetapi juga dari dalam dengan vaksinasi,” katanya. 

Dokter Spesialis anak, Dini Adityarini, mengatakan virus dengue dapat menginfeksi siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Tetapi pada anak-anak, DBD memiliki risiko yang jauh lebih tinggi, termasuk menyebabkan kematian. "Di tahun 2022 saja, dari seluruh kelompok usia, 48 persen kematian akibat dengue terjadi pada anak-anak usia 5-14 tahun. Untuk itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia merekomendasikan penggunaan vaksin DBD, yang memiliki tingkat keamanan yang dapat ditoleransi dengan baik, pada anak-anak guna menurunkan risiko keparahan penyakit dan menurunkan risiko rawat inap,” katanya.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Adaninggar, menambahkan vaksinasi menjadi metode yang krusial untuk membantu memberikan perlindungan yang menyeluruh, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga keluarga. "Inovasi yang tersedia saat ini telah direkomendasikan oleh asosiasi medis, dan dapat diberikan bagi kelompok usia 6-45 tahun. Tetapi tentunya, masyarakat perlu berkonsultasi terlebih dahulu kepada tenaga kesehatan sebelum mendapatkannya,” katanya. 

Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, menyampaikan permasalahan dengue, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Diperlukan sinergi yang kuat antara seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk peran aktif masyarakat. Timnya berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan guna mendorong kesadaran masyarakat akan bahaya dengue dan juga pentingnya pencegahan yang inovatif untuk melindungi masyarakat luas yang berisiko terkena dengue. "Melalui ‘Langkah Bersama Cegah DBD’ kami berharap dapat melibatkan lebih banyak masyarakat dalam memerangi DBD, serta menyukseskan target pemerintah untuk mencapai ‘nol kematian akibat dengue’ pada tahun 2030,” kata Andreas. 

Pilihan Editor: Fase Kritis Pasien DBD yang Tak Boleh Diabaikan agar Tak Berujung Fatal

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sudah Kena DBD, Tak Akan Terinfeksi Demam Berdarah Lagi? Ini Kata Dokter

1 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Sudah Kena DBD, Tak Akan Terinfeksi Demam Berdarah Lagi? Ini Kata Dokter

Sebagian orang yang pernah terinfeksi DBD beranggapan bahwa mereka sudah kebal alias tidak akan terinfeksi lagi. Simak penjelasan dokter.


Sudah Pernah Terkena DBD, Bisakah Terinfeksi Lagi?

5 hari lalu

Petugas kesehatan Puskesmas melakukan fogging (pengasapan) dan membasmi sebaran sarang nyamuk Aedes Aegepty, di lingkungan RT.9 RW 8 Kampung Baru I Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu, 29 Mei 2024. Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat tajam mencapai 7.142 orang terjangkit dan 15 orang meninggal dunia terdiri anak - anak dan orang tua lanjut usia, selain itu pemerintah mengingatkan kepada masyarakat selalu rajin melakukan langkah antisipasi untuk Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan upaya 3M (Menguras, Menutup dan Mengubur) di sekitar rumah atau lingkungan tempat tinggal masing - masing. TEMPO/Imam Sukamto
Sudah Pernah Terkena DBD, Bisakah Terinfeksi Lagi?

Sebagian orang yang pernah terinfeksi DBD beranggapan mereka sudah kebal, tidak akan terinfeksi lagi. Bagaimana faktanya?


Najirah Resmi Buka Seminar Mengenal DBD dalam Peringatan ASEAN Dengue Day

21 hari lalu

Wakil Wali kota Bontang,  Najirah secara resmi membuka acara Seminar Awam Mengenal Penyakit Demam Berdarah Dengue dan Pencegahan dalam rangka memperingati ASEAN Dengue Day di Gedung Mainhall, Town Center Badak LNG, Bontang, Kamis, 22 Agustus 2024. Pemkot Bontang
Najirah Resmi Buka Seminar Mengenal DBD dalam Peringatan ASEAN Dengue Day

Wakil Wali Kota Bontang, Najirah, secara resmi membuka acara Seminar Awam Mengenal Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Pencegahannya, dalam rangka memperingati ASEAN Dengue Day, pada Kamis, 22 Agustus 2024 di Gedung Mainhall, Town Center Badak LNG, Bontang.


Nias Selatan Darurat Wabah DBD dan Malaria

29 hari lalu

Ilustrasi vaksin DBD (demam berdarah). Shutterstock
Nias Selatan Darurat Wabah DBD dan Malaria

Wabah Demam berdarah dengue (DBD) dan malaria setelah merebak di Nias Selatan, Sumatera Utara, sejak Januari-Juli 2024.


Nias Selatan Darurat Bencana DBD dan Malaria: Ratusan Orang Dirawat, 8 Meninggal

29 hari lalu

Suasana di salah satu ruangan bangsal anak khusus pasien terserang demam berdarah dengue (DBD) di RSUD TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Rabu, 11 Maret 2020. Hingga Rabu siang, jumlah kasus DBD di NTT sudah mencapai 3.109 kasus dengan jumlah korban yang meninggal mencapai 37 orang yang tersebar di 22 kabupaten dan kota se-NTT. ANTARA/Kornelis Kaha
Nias Selatan Darurat Bencana DBD dan Malaria: Ratusan Orang Dirawat, 8 Meninggal

Kasus demam berdarah dengue (DBD) dan malaria merebak di wilayah Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, sepanjang Januari hingga Juli 2024.


Demam Berdarah Dengue Bisa Menjangkit Lebih Dari Sekali, Apa Risikonya?

47 hari lalu

Spesialis dokter anak Nunki Andria Samudra dalam gelar wicara bertajuk
Demam Berdarah Dengue Bisa Menjangkit Lebih Dari Sekali, Apa Risikonya?

Demam Berdarah Dengue mengancam jiwa dan mengintai setiap orang. Bagaimana risikonya bila seseorang terkena DBD lebih dari sekali?


Kurangi Risiko DBD Parah dengan Vaksinasi

47 hari lalu

Ilustrasi vaksin DBD (demam berdarah). Shutterstock
Kurangi Risiko DBD Parah dengan Vaksinasi

Vaksinasi lengkap menjadi salah satu langkah krusial dalam pencegahan DBD dan dapat menurunkan risiko keparahan serta rawat inap.


3 Fase DBD yang Perlu Dipahami untuk Selamatkan Nyawa

16 Juli 2024

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
3 Fase DBD yang Perlu Dipahami untuk Selamatkan Nyawa

Memahami tiga fase klinis DBD penting agar orang tua tidak terlambat membawa anak ke rumah sakit dan menurunkan angka kematian.


Penyebab Penyakit Rentan Menyerang di Masa Pancaroba

15 Juli 2024

Petugas fogging Puskesma Palmerah melakukan foging di kawasan Palmerah, Jakarta, Selasa 14 Mei 2024. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI menyebut ada mekanisme dalam proses pengasapan atau fogging untuk mencegah meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD). Kasus DBD di DKI terbanyak di wilayah Jakarta Barat, ada 526 kasus DBD terjadi pada anak-anak hingga dewasa. TEMPO/Subekti.
Penyebab Penyakit Rentan Menyerang di Masa Pancaroba

Dokter menjelaskan perubahan kelembapan udara di masa pancaroba bisa menyebabkan kerentanan tubuh terhadap penyakit.


Inovasi dari Individu dan Komunitas Penting untuk Kurangi kasus Infeksi Demam Berdarah Dengue

11 Juli 2024

Tim Dengue Slayers Challenge/PJI
Inovasi dari Individu dan Komunitas Penting untuk Kurangi kasus Infeksi Demam Berdarah Dengue

Pentingnya aksi dan inovasi masyarakat demi kurangi kasus demam berdarah dengue hingga mencapai target nol kematian akibat dengue di tahun 2030