Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

2 Cara Mengecek Obesitas, Pemicunya Gaya Hidup Zaman Sekarang

Reporter

image-gnews
Ilustrasi obesitas. Shutterstock
Ilustrasi obesitas. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar Kementerian Kesehatan, kasus obesitas di tanah air terus meningkat dari 15 persen pada 2013 menjadi 25 persen pada 2023. Masyarakat pun diminta mengenali faktor risiko penyebab obesitas dalam rangka peringatan Hari Obesitas Sedunia pada 4 Maret 2024.

"Kami mengadakan sejumlah kegiatan memperingati Hari Obesitas Sedunia, salah satunya penyebarluasan informasi tentang obesitas kepada masyarakat," kata Kepala Bidang dan Pengendalian Penyakit P2P di Dinas Kesehatan Kepulauan Riau, Raja Dina Iswanti, di Tanjungpinang, Selasa, 5 Maret 2024.

Dina menyebut masih banyak di lingkungan masyarakat, khususnya orang tua, menganggap obesitas itu lucu atau istilah sekarang gemoy. Padahal itu tidak benar sama sekali karena obesitas bukan suatu kondisi yang baik-baik saja.

Menurutnya, obesitas adalah keadaan di mana orang memiliki kelebihan lemak tubuh sehingga dapat berdampak buruk pada kesehatan. Obesitas juga termasuk penyakit seperti demam, yang harus ditata laksana karena ke depan pasti menimbulkan keluhan pada penderita.

"Dengan proporsi tubuh berlebih tentu bisa mengganggu aktivitas sekaligus menurunkan produktivitas. Contohnya, ketika naik tangga terasa nyeri sendi lutut akibat menanggung beban tubuh berlebih," ujar Dina.

Dua cara pemeriksaan
Ia mengatakan untuk menentukan orang menderita obesitas atau tidak dapat dilakukan melalui dua cara pemeriksaan. Pertama, bisa diukur lingkar perut. Untuk standar orang dewasa laki-laki apabila lingkar perut lebih dari 90 centimeter sudah bisa dikatakan obesitas. Sedangkan perempuan kalau lingkar perut lebih dari 80 cm juga sudah termasuk obesitas.

Pemeriksaan kedua yaitu pengukuran indeks massa tubuh atau IMT. Pengukuran dilakukan melalui berat badan berdasarkan kilogram, lalu dibagi tinggi badan kuadrat dalam meter. Bila hasil pembagian di kisaran 18-25 berarti normal. Jika hasil pembagiannya 25-27 gemuk dan lebih dari 27 obesitas.

Adapun faktor obesitas secara medis cukup banyak, antara lain faktor genetik. Dari hasil penelitian, satu orang tua obesitas akan meningkatkan 40-50 persen risiko keturunan obesitas. Kalau dua orang tua obesitas maka 80 persen keturunan juga bisa terkena obesitas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemudian, faktor lingkungan yang saat ini tidak terlalu mendukung aktivitas fisik. Misalnya, minim tempat bagi pejalan kaki atau bersepeda sehingga lebih banyak naik sepeda motor meski dengan jarak relatif dekat. Lingkungan ikut mempengaruhi obesitas. 

Selanjutnya faktor perilaku hidup tak sehat. Contohnya, pola makan dengan gizi tak seimbang. Apalagi kehadiran teknologi pesan antar yang memicu masyarakat banyak memesan makanan siap saji yang belum tentu terjamin kesehatannya.

"Perilaku kurang atau tidur berlebihan hingga stres juga dapat memicu obesitas," ungkap Dina.

Ia menjelaskan kasus obesitas dapat diantisipasi sejak dini dengan cara menerapkan pola hidup sehat, di antaranya tidur cukup. Rata-rata durasi tidur yang baik bagi orang dewasa 8-9 jam per hari. Kemudian, usahakan aktif dalam keseharian dengan menghindari gaya hidup rebahan. Rutin olahraga 150 menit dalam seminggu atau 30 menit per hari, misalnya jalan kaki, bersepeda, hingga berenang.

Selain itu, hindari konsumsi makanan kurang sehat, seperti makanan tinggi gula, garam, kalori. Sebaiknya, makan makanan yang disajikan keluarga di rumah, biasanya lebih sehat dan tentunya memenuhi kaidah nutrisi untuk kesehatan.

"Dampak kesehatan paling ditakutkan dari obesitas ialah mengganggu tekanan darah sehingga bisa memicu penyakit jantung atau berhubungan dengan pembuluh darah," ujarnya.

Pilihan Editor: IDAI Sebut Perlunya Cukai Minuman Berpemanis demi Cegah Anak Obesitas

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kelebihan Berolahraga di Sore Hari dan Manfaatnya

3 hari lalu

Ilustrasi wanita lari di atas tangga. Unsplash.com/EV
Kelebihan Berolahraga di Sore Hari dan Manfaatnya

Penelitian menemukan kemampuan tubuh untuk berolahraga mencapai puncaknya di antara pukul 14.00-18.00. Berikut manfaat olahraga sore hari.


Ingin Berat Badan Ideal? Kenali 5 Jenis Diet Sehat Berikut Ini

5 hari lalu

Ilustrasi pria diet. Shutterstock
Ingin Berat Badan Ideal? Kenali 5 Jenis Diet Sehat Berikut Ini

Memilih jenis diet yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pribadi Anda sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang.


10 Cara Efektif Menurunkan Berat Badan Tanpa Harus Diet

5 hari lalu

Ilustrasi pria diet. Shutterstock
10 Cara Efektif Menurunkan Berat Badan Tanpa Harus Diet

Dengan menerapkan cara-cara ini, Anda dapat menurunkan berat badan secara efektif tanpa harus terjebak dalam program diet yang membatasi.


Perlunya Sekolah Beri Edukasi Makanan Sehat Cegah Anak Obesitas

8 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Perlunya Sekolah Beri Edukasi Makanan Sehat Cegah Anak Obesitas

Ahli gizi mengimbau sekolah turut memberi edukasi makanan sehat untuk mencegah risiko anak obesitas.


Profil Nikocado Avocado, YouTuber Mukbang yang Turun Berat Badan 114 Kg

8 hari lalu

Transformasi Nikocado Avocado, YouTuber mukbang yang menurunkan berat badan 114 kilogram. Foto: YouTube Nikocado Avocado
Profil Nikocado Avocado, YouTuber Mukbang yang Turun Berat Badan 114 Kg

Profil Nikocado Avocado, YouTuber mukbang kelahiran Ukraina yang berhasil menurunkan berat badan 114 kilogram.


Ketahui Soal Sindrom Metabolik: Pengertian, Gejala, dan Penyebab

11 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Ketahui Soal Sindrom Metabolik: Pengertian, Gejala, dan Penyebab

Sindrom metabolik adalah kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. Apa sebab dan gejalanya?


Micin Sering Dianggap Penyebab Kebodohan, Ini Kata Dokter Gizi

15 hari lalu

Ilustrasi MSG. Shutterstock
Micin Sering Dianggap Penyebab Kebodohan, Ini Kata Dokter Gizi

Dokter spesialis gizi klinik Yohan Samudra menjelaskan manfaat micin bagi kesehatan.


Menonton TV Berlebihan di Usia 20an Tahun Berisiko Tinggi Terkena Penyakit Kardiovaskular

21 hari lalu

Ilustrasi menonton televisi. Shutterstock.com
Menonton TV Berlebihan di Usia 20an Tahun Berisiko Tinggi Terkena Penyakit Kardiovaskular

Menonton tv dalam waktu yang lama kerap dikaitkan dengan masalah kesehatan, mulai dari gangguan tidur dan obesitas hingga masalah kesehatan mental


4 Tanda Tubuh Harus Diet, Salah Satunya Suasana Hati Mudah Terganggu

22 hari lalu

Tanda harus diet. Foto: Canva
4 Tanda Tubuh Harus Diet, Salah Satunya Suasana Hati Mudah Terganggu

Saat mengalami hal ini, menjadi tanda Anda harus diet. Sebaiknya jangan ditunda dan segera atur pola makan.


Studi Terbaru: Paparan Polutan di Masa Bayi Terindikasi Turut Memicu Epidemi Gangguan Metabolik seperti Obesitas dan Diabetes Tipe 2

31 hari lalu

Ilustrasi penelitian biologi molekular. Sumber: dokumen Lembaga Eijkman
Studi Terbaru: Paparan Polutan di Masa Bayi Terindikasi Turut Memicu Epidemi Gangguan Metabolik seperti Obesitas dan Diabetes Tipe 2

Riset mengindikasikan paparan zat kimia TCDF turut berkontribusi pada epidemi gangguan metabolik, seperti obesitas dan diabetes tipe 2.