TEMPO.CO, Jakarta - Narkolepsi adalah gangguan neurologis kronis yang mempengaruhi kemampuan otak untuk mengontrol siklus tidur dan bangun. Akibatnya, seseorang yang mengalami narkolepsi terganggu aktivitasnya lantaran merasa sangat mengantuk sepanjang hari.
Dilansir dari National Institutes of Neurological Disorder and Stroke, penderita narkolepsi dapat tertidur secara tiba-tiba bahkan ketika melakukan aktivitas, seperti mengemudi, makan, atau berbicara. Gejala lainnya dapat berupa kelemahan otot secara tiba-tiba saat yang menyebabkan lemas, tidak bisa bergerak (cataplexy), halusinasi, hingga kelumpuhan total sebelum atau setelah tidur.
Pada umumnya, seseorang dapat mengalami kantuk lantaran kadar adenosine dalam tubuh terus meningkat ketika beraktivitas dan pada titik tertentu memicu kebutuhan untuk tidur. Kemudian, saat tertidur, sistem limfatik tubuh yang bertindak sebagai penyaring kadar adenosine dari otak bekerja. Oleh karena itu, ketika bangun di pagi hari, kadar adenosine berada di titik terendah. Namun, bagi seseorang penderita narkolepsi, mekanisme tubuh dan saraf ini terganggu.
Gejala Narkolepsi
Orang dengan narkolepsi sering mengalami gejala berikut:
1.Kantuk berlebihan di siang hari (Excessive daytime sleepiness/EDS)
Semua penderita narkolepsi mengalami mengalami gangguan tidur, kantuk berlebihan di siang hari. EDS ditandai dengan rasa kantuk yang terus-menerus, meskipun telah banyak memakan waktu untuk tidur. Kemudian, rasa kantuk pada penderita narkolepsi lebih seperti serangan tidur, yakni kondisi rasa kantuk yang luar biasa datang dengan cepat.
2.Cataplexy
Hilangnya tonus otot secara tiba-tiba saat seseorang terjaga. Kondisi ini sering dipicu oleh emosi yang tiba-tiba dan intens, seperti tawa, tangis, takut, marah, hingga stress. Gejala cataplexy mungkin muncul beberapa minggu atau bahkan bertahun-tahun setelah timbulnya EDS.
3.Kelumpuhan tidur (Sleep paralysis)
Kondisi ketika seseorang tidak mampu bergerak atau berbicara dalam beberapa detik atau menit. Seseorang yang mengalami kelumpuhan tidur tak jarang disertai dengan halusinasi. Gambaran halusinasi ini sangat jelas dan terkadang menakutkan yang menyebabkan seseorang lumpuh sementara saat hendak tidur atau bangun tidur.
4.Tidur terfragmentasi dan insomnia
Meskipun penderita narkolepsi sering mengantuk di siang hari, mereka biasanya juga mengalami kesulitan tidur nyenyak di malam hari dan sering terbangun.
4.Perilaku otomatis
Penderita narkolepsi dapat mengalami episode tidur singkat yang hanya berlangsung selama beberapa detik. Seseorang yang tertidur saat aktivitas akan secara otomatis melanjutkan aktivitasnya tanpa kesadaran penuh.
Dua Jenis Narkolepsi
Narkolepsi tipe 1
Diagnosis ini didasarkan pada individu yang memiliki kadar hormon otak (hypocretin) yang rendah atau melaporkan cataplexy dan mengalami kantuk berlebihan di siang hari pada tes tidur khusus.
Narkolepsi tipe 2
Orang dengan kondisi ini mengalami kantuk berlebihan di siang hari, tetapi biasanya tidak mengalami kelemahan otot. Seseorang yang mengidap tipe 2, umumnya tidak memiliki gejala terlalu parah.
Pilihan Editor: Waspada Jika Gampang Tidur, Bisa Jadi Tanda Awal Gangguan Tidur