Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca-Melahirkan

image-gnews
Ilustrasi bayi tidur. Foto: Freepik.com/user18526052
Ilustrasi bayi tidur. Foto: Freepik.com/user18526052
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tidur penting untuk kesehatan dan kesejahteraan mental, namun menjadi tantangan tersendiri ketika Anda mengalami transisi hidup yang pada dasarnya mengancam kualitas tidur. Salah satunya gangguan terhadap kuantitas dan kualitas tidur dapat meningkat selama periode perinatal, jangka waktu selama masa kehamilan dan pasca melahirkan.

Dilansir dari Psychology Today, satu dari lima wanita akan mengalami komplikasi kesehatan mental selama masa perinatal, dan tiga dari empat wanita akan mengalami masalah tidur seperti insomnia, kualitas tidur yang buruk, atau gangguan tidur. Untuk tujuan ini, kesehatan mental dan tidur memiliki hubungan dua arah yang kuat. 

Artinya, selama kehamilan dan masa nifas, ibu dengan gejala kesehatan mental yang lebih parah melaporkan gangguan tidur yang lebih besar, dan ibu dengan kualitas tidur yang buruk lebih mungkin mengalami komplikasi kesehatan mental.

Tidur selama masa kehamilan dan pascapersalinan 

Hubungan antara tidur selama masa kehamilan dan risiko gangguan kesehatan mental perinatal telah ada sejak lama.Namun, para peneliti belum lama ini menemukan bahwa wanita yang mengalami gangguan tidur pada trimester kedua dan ketiga kehamilan memiliki peningkatan risiko gejala depresi pasca melahirkan sebanyak tiga kali lipat. 

Tidur pascapersalinan juga dikaitkan dengan beberapa faktor kesehatan penting, termasuk peningkatan risiko gangguan kesehatan mental pascapersalinan, kualitas hidup yang lebih rendah, dan kesehatan umum yang lebih buruk bagi ibu, bayi, dan keluarga. Sebuah tinjauan literatur secara khusus menunjukkan hubungan yang kuat antara gangguan tidur pascapersalinan dan depresi pascapersalinan .

Penanganan tidur yang buruk selama masa kehamilan dan pasca melahirkan 

1. Skrining

Meskipun kualitas tidur yang buruk selama kehamilan telah terbukti berhubungan dengan peningkatan risiko depresi pascapersalinan, masalah tidur masa kehamilam seringkali tak terdeteksi karena gangguan tidur mungkin terlihat biasa saja. Namun, penelitian yang menunjukkan peningkatan risiko ibu mengalami komplikasi kesehatan mental ketika mengalami gangguan tidur selama kehamilan tak boleh diabaikan. 

Tindakan skrining yang dilakukan secara rutin yang menanyakan tentang tidur dapat mengidentifikasi individu hamil yang berisiko lebih rendah yang mungkin mendapat manfaat dari upaya pencegahan.

2. Menjaga tidur

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dikutip dari Sleep Foundation, tidur dalam waktu singkat dan jadwal yang tak teratur dapat mengganggu ritme sirkadian seseorang, pola 24 jam yang mengatur siklus tidur-bangun. Ritme sirkadian yang tak sinkron ini dapat menyebabkan seseorang merasa mengantuk ketika ingin bangun dan terjaga ketika ingin tidur.

Orang tua baru harus membuat rencana pascapersalinan untuk melindungi tidur mereka. Ini biasanya dapat dilakukan dengan membagi malam hari menjadi dua shift dalam menjaga bayi. Shift pertama jam 8 malam hingga jam 2 pagi, dan shift kedua jam 2 pagi hingga jam 8 pagi.

Hal ini mengharuskan orang tua pada shift kedua untuk tidur sedini mungkin untuk mengoptimalkan pola tidur terlindungi. Jika bayi sedang menyusui, ia harus mencoba memompa atau menyusui sebelum tidur dan hanya bangun jika perlu memompa atau menyusui lagi selama masa tidurnya. 

Rencana ini mungkin juga memerlukan pengaturan tidur sementara untuk mengurangi risiko gangguan tidur. Ini tak hanya mendorong penyembuhan fisik pada orang tua yang melahirkan, namun juga mencegah atau mengurangi gejala gangguan kesehatan mental pada kedua orang tuanya.

3. Terapi

Terdapat dukungan penelitian mengenai efektivitas modalitas spesifik terapi perilaku kognitif untuk insomnia atau CBT-I dalam mengurangi masalah tidur serta menurunkan risiko depresi pasca melahirkan

CBT-I adalah pendekatan pengobatan jangka pendek yang menggabungkan intervensi perilaku untuk meningkatkan kebersihan tidur. Misalnya, menerapkan kebiasaan tidur yang sehat dan menciptakan lingkungan tidur yang optimal. Ini bisa juga pelatihan relaksasi, intervensi kognitif untuk mengubah pikiran dan kekhawatiran negatif terkait tidur, dan psikoedukasi tentang kesehatan tidur.

Pilihan editor: Ayah Juga Bisa Mengalami Baby Blues, Begini Penjelasannya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Makanan Pedas Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Begini Penjelasannya

6 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
Makanan Pedas Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Begini Penjelasannya

Makanan pedas bisa mengganggu kualitas tidur karena dapat menimbulkan refluks asam.


Sering Mimpi Buruk Bisa Jadi Tanda Penyakit Autoimun, Kok Bisa?

10 hari lalu

Ilustrasi teror mimpi buruk. dailymail.co.uk
Sering Mimpi Buruk Bisa Jadi Tanda Penyakit Autoimun, Kok Bisa?

Penelitian baru ungkap hubungan mimpi buruk dengan penyakit autoimun yang dimiliki manusia.


Kebutuhan Gizi yang Perlu Dicukupi Ibu Hamil dan Makanan yang Dianjurkan

11 hari lalu

Ibu hamil memerlukan asupan makanan bergizi agar janin yang dikandung tumbuh sehat. (Canva)
Kebutuhan Gizi yang Perlu Dicukupi Ibu Hamil dan Makanan yang Dianjurkan

Dokter menekankan pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil dan menyusui untuk menunjang pemenuhan kebutuhan nutrisi anak.


Bangun Pagi Hari, Jangan Lewatkan 6 Aktivitas Ini

22 hari lalu

Ilustrasi wanita bangun tidur. shutterstock.com
Bangun Pagi Hari, Jangan Lewatkan 6 Aktivitas Ini

Saat bangun pagi ada beberapa aktivitas yang dapat Anda lakukan agar hari Anda berjalan lebih baik dan sehat.


Kandungan Produk Perawatan yang Bahayakan Ibu Hamil dan Dampaknya

29 hari lalu

Ilustrasi perawatan kulit ibu hamil. Shutterstock
Kandungan Produk Perawatan yang Bahayakan Ibu Hamil dan Dampaknya

Kandungan fenol dan paraben, bahan kimia yang umum pada kosmetik dan produk perawatan kulit, dapat meningkatkan risiko hipertensi pada ibu hamil.


Ibu Hamil Jangan Abaikan Anemia, Dampaknya Jangka Panjang

32 hari lalu

Ilustrasi anemia. (Style Craze)
Ibu Hamil Jangan Abaikan Anemia, Dampaknya Jangka Panjang

Anemia pada ibu hamil tak boleh disepelekan karena berdampak jangka panjang yang buruk pada bayi yang dilahirkan.


Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil yang Disarankan Dokter Kandungan

32 hari lalu

Ilustrasi wanita hamil. Freepik.com/user18526052
Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil yang Disarankan Dokter Kandungan

Ibu hamil harus mengetahui cara menghitung Indeks Massa Tubuh agar kenaikan berat badan tidak berlebihan selama kehamilan.


Pentingnya Peran Bidan dalam Mengawal Kesehatan Calon Ibu

32 hari lalu

Ilustrasi melahirkan. Shutterstock
Pentingnya Peran Bidan dalam Mengawal Kesehatan Calon Ibu

Bidan berperan penting dalam mengawal kesehatan reproduksi calon pengantin untuk mengantisipasi dan mencegah gangguan pada ibu hamil.


UNFPA Organisasi di Bawah PBB Bidang Kependudukan dan Kesehatan Reproduksi, Apa yang Dihadapi Indonesia?

35 hari lalu

Warga beraktivitas di kawasan Kebon Melati, Jakarta, Kamis, 17 Februari 2022. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) / Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menargetkan penurunan kemiskinan ekstrem mencapai tiga juta penduduk pada tahun 2023 mendatang. ANTARA/Asprilla Dwi Adha
UNFPA Organisasi di Bawah PBB Bidang Kependudukan dan Kesehatan Reproduksi, Apa yang Dihadapi Indonesia?

Melalui berbagai inisiatif, UNFPA berupaya meningkatkan akses terhadap layanan kontrasepsi, perawatan prenatal, dan persalinan yang aman.


Serba-serbi Menopause: Kenali Gejala Andropause yang Dialami Para Pria

39 hari lalu

Ilustrasi penis. Shutterstock
Serba-serbi Menopause: Kenali Gejala Andropause yang Dialami Para Pria

Tak hanya wanita, pria juga bisa mengalami kondisi menopause. Andropause terjadi pada usia 40 tahun ke atas.