TEMPO.CO, Jakarta - Mengetahui kadar kolesterol dalam tubuh merupakan hal yang penting untuk diketahui sejak dini. Salah satunya dengan cek kolesterol rutin. Hal ini agar seseorang bisa melakukan pengobatan-pengobatan lebih cepat jika diketahui memiliki kandungan kolesterol yang cukup tinggi.
Dikutip dari American Heart Association, kolesterol tinggi sering tidak menunjukkan gejala, jadi penting bagi dokter untuk memeriksa kadar kolesterol dengan tes darah. Tes dapat dilakukan dalam keadaan puasa atau tidak. Seseorang akan diinformasikan apakah perlu berpuasa sebelumnya, yang berarti tidak makan atau minum tertentu selama 9-12 jam sebelumnya.
Dalam tes ini, darah diambil oleh profesional kesehatan. Jika perlu, tes tambahan dilakukan pada saat yang sama dengan sedikit ketidaknyamanan. Hasil tes darah akan mencakup kadar kolesterol HDL, LDL, dan trigliserida. Jika tidak berpuasa, hanya kolesterol total dan HDL yang bisa diukur. Hasilnya diberikan dalam mg/dL.
Dokter akan menilai risiko kardiovaskular berdasarkan hasil tes kolesterol, serta faktor-faktor lain seperti usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga. Faktor risiko tambahan seperti merokok, diabetes, dan tekanan darah tinggi juga dipertimbangkan.
Dilansir dari Web MD, setelah mencapai usia 20 tahun, disarankan untuk menjalani tes kolesterol setiap lima tahun sekali. Namun, seseorang mungkin perlu melakukan tes lebih sering jika:
- Seorang pria berusia di atas 45 tahun.
- Seorang wanita berusia di atas 50 tahun.
- Memiliki kolesterol total lebih besar dari 200 mg/dL.
- Memiliki kadar kolesterol HDL "baik" yang rendah, kurang dari 40 mg/dL jika pria atau kurang dari 50 mg/dL jika wanita.
- Mengalami obesitas, tekanan darah tinggi, atau kondisi medis lain yang meningkatkan risiko terkena kolesterol tinggi.
- Sedang menjalani pengobatan untuk kolesterol tinggi.
Bagaimana membaca hasil tes kolesterol?
1. Kolesterol Total
Ini mengukur jumlah kolesterol HDL "baik" dan LDL "jahat" dalam darah. Semakin tinggi kolesterol total, semakin besar risiko masalah jantung.
- Kurang dari 200 mg/dL: Sehat.
- 200 hingga 239 mg/dL: Hampir tidak sehat.
- 240 mg/dL atau lebih: Tidak sehat.
2. Kolesterol LDL "Jahat"
Tingkat LDL yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyumbatan arteri, yang dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.
- Kurang dari 100 mg/dL: Sehat.
- 100 hingga 129 mg/dL: Hampir sehat.
- 130 hingga 189 mg/dL: Tidak sehat.
- 190 mg/dL atau lebih: Sangat tidak sehat.
3. Kolesterol HDL "Baik"
Tingkat HDL yang tinggi membantu menjaga kesehatan jantung.
- Kurang dari 40 mg/dL (pria) atau kurang dari 50 mg/dL (wanita): Tidak sehat.
- 60 mg/dL atau lebih: Sehat.
4. Trigliserida
Tingkat tinggi trigliserida, terutama saat dikombinasikan dengan HDL rendah atau LDL tinggi, dapat meningkatkan risiko penyumbatan arteri.
- Kurang dari 150 mg/dL: Sehat.
- 150 hingga 199 mg/dL: Hampir tidak sehat.
- 200 hingga 499 mg/dL: Tidak sehat.
- 500 mg/dL atau lebih: Sangat tidak sehat.
Pilihan editor: Pentingnya Cek Gula Darah dan Kolesterol Setelah Libur Lebaran