Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

4 Soal Mom Shaming, Dialami Kebanyakan Ibu di Indonesia Pasca Melahirkan

image-gnews
Ilustrasi bayi tidur. Foto: Freepik.com/user18526052
Ilustrasi bayi tidur. Foto: Freepik.com/user18526052
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Di Indonesia melontarkan kritik atau komentar terhadap seorang ibu yang sedang fokus membesarkan anaknya kerap terjadi. Komentar tentang perubahan fisik yang signifikan, misalnya bentuk tubuh yang tidak lagi langsing, kulit wajah yang menjadi kusam, hingga melontarkan penghinaan atas fisik anak. Kejadian-kejadian tersebut tergolong ke dalam mom shaming yang oleh studi terbaru oleh Health Collaborative Center (HCC) menyebut ibu-ibu di Indonesia sebagian besar mengalaminya, pasca melahirkan.

Berikut 4 hal tentang mom shaming yang perlu untuk diketahui.

1. Mom Shaming Kerap Terjadi pada Sesama Perempuan

Istilah woman support woman tampaknya kian tidak berlaku, karena sesama perempuan yang harusnya bisa saling merasakan nyatanya mom shaming lebih banyak dilakukan oleh kaum perempuan. Dinukil dari Tanoto Foundation, pada dasarnya mom shaming berawal dari sesama ibu yang saling berbagi cara untuk merawat dan membesarkan anak.

Dari sana obrolan terus berlanjut hingga membicarakan hal sensitif seperti pandangan seorang ibu yang ingin berkarier setelah anak mencapai usia tertentu, cara mendidik, hingga proses tumbuh kembanh anak.

Perbedaan cara pandang dan berpikir dari yang tadinya hanya bertujuan untuk sekadar sharing bagi sesama ibu, lantas berkembang menjadi saling menyudutkan dan saling merasa benar bila tidak terjadi kesesuaian cara didik dan sebagainya. Itulah mengapa mom shaming lebih banyak terjadi antara perempuan ke perempuan lainnya karena ada perasaan sensitif perempuan apabila menyangkut seorang anaknya.

2. Sosial Media Kerap Menjadi Platform Terjadinya Mom Shaming

Plaform sosial media saat ini memang menjadi forum luas di mana orang-orang bebas mengeluarkan opini, jejak pendapat, hingga memamerkan gaya hidup yang mendekati kata sempurna. Perlu diingat mom shaming juga bisa disebabkan karena rasa insecure ibu atas kehidupan orang lain yang lebih sempurna dalam mendidik anak, ada perasaan membandingkan dan merasa kurang atas kehidupan orang lain tersebut.

Dikutip dari danielle-moss.com, sebuah penelitian menunjukkan seorang ibu yang dibiarkan mengakses sosial media beberapa menit cenderung berubah perasaannya. Di mana ibu merasakan bahwa apa yang selama ini dirinya lakukan, pola pikirnya, hingga pola asuhnya terhadap anak tidak dilakukan secara benar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebagai contoh artis Indonesia Nikita Willy yang kerap mendapat kritik atas pola asuh yang dirinya terapkan, Aurel Hermansyah yang digunjing karena bentuk tubuhnya berubah. Semua itu dilakukan di sosial media yang lebih mudah dibaca serta diketahui banyak orang.

3. Pihak Keluarga Jadi Pelaku yang Paling Memungkinkan Melakukan Mom Shaming

Dilansir dari livescience, sebuah survei daring dilakukan dengan melibatkan 475 ibu dengan anak di bawah usia 5 tahun di Michigan University. Dinyatakan 61 persen responden menjawab mereka mengalami mom shaming akibat pola asuh yang dianggap keliru atau banyak dihakimi.

Keluarga adalah pemberi sumber kritikan terbanyak daripada teman, orang asing, ataupun pengguna sosial media. Seorang ibu memang cenderung merasa lebih nyaman saat sharing bersama keluarga terdekatnya, tetapi yang didapat justru penghakiman yang membuatnya terkena depresi parah.

4. Peran Suami Berdampak Penting untuk Seorang Ibu Menghadapi Mom Shaming

Pada dasarnya seorang ibu yang terkena mom shaming hanya perlu bentuk dukungan dan validasi bahwa dirinya sudah berada di jalur yang tepat sebagai ibu untuk mengasuh serta mendidik anak-anaknya. Suami bisa berperan sebagai support system, tidak segan memberikan pujian atas pencapaian pola asuh ibu terhadap anaknya, hingga menjaga kualitas komunikasi sesama suami istri. Anak juga semakin bahagia bila kedua orang tuanya memiliki hubungan harmonis dan saling mendukung.

Pilihan Editor: Insiden Mom Shaming yang Diungkap HCC Menimpa Sebagian Besar Ibu-ibu Indonesia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Insiden Mom Shaming yang Diungkap HCC Menimpa Sebagian Besar Ibu-ibu Indonesia

2 hari lalu

Ilustrasi wanita cemas. Freepik.com/Wayhomestudio
Insiden Mom Shaming yang Diungkap HCC Menimpa Sebagian Besar Ibu-ibu Indonesia

Hasil rilis studi HCC menyebut 7 per 10 ibu responden alami mom shaming di Indonesia. Apakah mom shaming itu?


7 dari 10 Ibu Alami Mom Shaming di Indonesia

4 hari lalu

Peneliti Utama dan Ketua Health Collaborative Center Ray Wagiu Basrowi menjelaskan soal tingginya angka Mom Shaming di Indonesia/Tempo-Mitra Tarigan
7 dari 10 Ibu Alami Mom Shaming di Indonesia

Para ibu mendapatkan paling banyak tindakan mom shaming dari pihak keluarga dan orang terdekat.


Cara Nikita Willy Atasi Trauma Makan Anak

13 hari lalu

Nikita Willy bersama suami dan anak sulungnya. Instagram.com/@nikitawillyofficial94
Cara Nikita Willy Atasi Trauma Makan Anak

Nikita Willy menuturkan anak pertamanya sempat mengalami trauma makan. Ia pun mengisahkan cara mengatasinya.


Nikita Willy Hamil Anak Kedua, Netizen: Pakai Baby Sitter atau Tidak

17 hari lalu

Nikita Willy bersama suami dan anak sulungnya. Instagram.com/@nikitawillyofficial94
Nikita Willy Hamil Anak Kedua, Netizen: Pakai Baby Sitter atau Tidak

Nikita Willy mengumumkan kehamilan anak kedua melalui unggahan foto di Instagram


Nikita Willy dan Indra Priawan Bertualang di Dubai, Nikmati Wisata Budaya hingga Uji Nyali

2 Mei 2024

Nikita Willy dan Indra Priawan berpose dengan latar Museum of The Future Dubai (Dok. DET)
Nikita Willy dan Indra Priawan Bertualang di Dubai, Nikmati Wisata Budaya hingga Uji Nyali

Nikita Willy dan Indra Priawan menjelajahi kekayaan budaya Emirati hingga menjajal Edge Walk dalam kampanye baru pariwisata Dubai.


Pola Asuh yang Perlu Dipahami Kakek Nenek saat Mengasuh Cucu

26 April 2024

Ilustrasi lansia bersama cucunya. shutterstock.com
Pola Asuh yang Perlu Dipahami Kakek Nenek saat Mengasuh Cucu

Psikolog mengingatkan kakek atau nenek memahami jenis-jenis pola asuh ketika mengasuh cucu. Apa saja yang perlu dilakukan?


Psikiater Ungkap Penyebab Remaja Rentan Alami Kecanduan

25 Maret 2024

Ilustrasi livestreaming game. Foto : EV
Psikiater Ungkap Penyebab Remaja Rentan Alami Kecanduan

Remaja rentan mengalami kecanduan karena kondisi perkembangan otak yang belum sempurna atau matang. Simak penjelasannya.


Pentingnya Perempuan Punya Support System yang Baik di Keluarga

13 Maret 2024

Diskusi bertema Establishing Contemporary Women's Beauty & Health Balance pada 8 Maret 2024 di SOGO, Plaza Senayan,Jakarta/Tempo-Mitra Tarigan
Pentingnya Perempuan Punya Support System yang Baik di Keluarga

Perempuan bisa berkarya dan berdaya. Walau begitu, beberapa di antaranya membutuhkan support system saat menghadapi beragam tantangan.


Ketahui Penyebab Keguguran dan Cara Mencegahnya

24 Februari 2024

Keguguran adalah kondisi terhentinya perkembangan janin di dalam kehamilan. Simak penyebab keguguran dan upaya pencegahannya berikut ini. Foto: Canva
Ketahui Penyebab Keguguran dan Cara Mencegahnya

Keguguran adalah kondisi terhentinya perkembangan janin di dalam kehamilan. Simak penyebab keguguran dan upaya pencegahannya berikut ini.


Keguguran di Usia 7 Minggu Kehamilan, Nikita Willy: Kamu Tidak Sendirian

21 Februari 2024

Nikita Willy dan suami, Indra Priawan Djokosoetono. Foto: Instagram/@nikitawillyofficial94
Keguguran di Usia 7 Minggu Kehamilan, Nikita Willy: Kamu Tidak Sendirian

Nikita Willy membagikan cerita pilunya saat keguguran untuk menyemangati sesama ibu yang bernasib sama.