TEMPO.CO, Jakarta - Ketiak adalah salah satu bagian tubuh yang juga memiliki aroma alami. Namun, bau ketiak yang tidak sedap dapat menyebabkan penurunan rasa percaya diri. Bau ini berasal dari kelenjar keringat dan area tubuh yang lembab, yang menjadi tempat berkembangnya bakteri. Kehadiran bakteri ini yang kemudian menyebabkan bau ketiak.
Mengapa ketiak bisa berbau? Tubuh manusia dilengkapi dengan kelenjar keringat yang berfungsi penting untuk membantu mendinginkan tubuh melalui proses berkeringat. Ada dua jenis utama kelenjar keringat, yaitu kelenjar ekrin dan kelenjar apokrin.
1. Mengidap Diabetes
Diabetes melitus terjadi ketika tubuh tidak mampu memproduksi insulin dalam jumlah cukup atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, yang mengakibatkan tingginya kadar gula darah. Kadar gula darah yang terlalu tinggi bisa memicu komplikasi serius, seperti ketoasidosis diabetik (DKA). Ketoasidosis terjadi saat tubuh tidak mampu memproses keton, yaitu senyawa asam yang dihasilkan ketika tubuh membakar lemak untuk energi.
Jika keton menumpuk dalam tubuh hingga mencapai level berbahaya, ini bisa menyebabkan bau badan. Keton yang menumpuk akan dikeluarkan oleh tubuh melalui darah atau urine.
2. Menopause, Menstruasi, dan Kehamilan
Perubahan hormon yang terjadi selama menopause, menstruasi, dan kehamilan dapat memicu perubahan bau badan. Meskipun bau ini biasanya tidak perlu dikhawatirkan, karena ketika hormon tubuh kembali ke tingkat normal, bau tersebut juga akan hilang.
3. Stres dan Hiperhidrosis
Stres dan kecemasan dapat menjadi penyebab meningkatnya keringat berlebih yang bisa menimbulkan bau badan. Selain itu, kondisi yang disebut hiperhidrosis juga bisa memicu produksi keringat berlebihan. Hiperhidrosis adalah kondisi ketika tubuh menghasilkan keringat berlebihan yang tidak terkait dengan aktivitas fisik atau suhu lingkungan.
Menurut sebuah studi berjudul Hyperhidrosis and Stress yang diterbitkan oleh Springer Nature, terdapat hubungan antara hiperhidrosis dan stres. Banyak penderita hiperhidrosis mengalami stres, terutama jika keringat berlebihan memengaruhi kepercayaan diri mereka. Studi tersebut juga menunjukkan bahwa hiperhidrosis sering didiagnosis pada individu yang memiliki masalah kesehatan mental seperti kecemasan sosial, yang dapat memicu produksi keringat berlebih dan akhirnya menyebabkan bau badan.
4. Mengonsumsi Makanan Tertentu
Jenis makanan yang dikonsumsi juga dapat menyebabkan perubahan sementara pada bau badan. Misalnya, asparagus dapat menyebabkan bau tubuh yang khas, meskipun baunya akan hilang setelah tubuh menyelesaikan proses metabolisme. Ada beberapa jenis makanan yang diketahui dapat menimbulkan bau badan akibat penumpukan gas dalam tubuh, di antaranya:
- Brokoli
- Bunga kol
- Kubis
- Pakcoy
- Asparagus
- Bawang-bawangan
Pola makan secara keseluruhan juga memainkan peran penting dalam bau badan termasuk bau ketiak. Penelitian menunjukkan bahwa pria yang mengonsumsi makanan sehat, termasuk buah dan sayuran, cenderung memiliki keringat yang lebih harum meskipun berkeringat banyak.
5. Infeksi Vagina
Beberapa infeksi vagina, seperti vaginosis bakterial atau infeksi parasit vagina, bisa menyebabkan perubahan bau vagina secara tiba-tiba. Infeksi lain di luar area vagina juga dapat mempengaruhi bau badan di area yang terinfeksi.
Infeksi jamur pada vagina umumnya tidak menyebabkan bau, tetapi biasanya disertai gejala lain seperti gatal, kemerahan, atau rasa terbakar. Vaginosis bakterial adalah infeksi vagina yang paling umum terjadi pada wanita usia subur dan sering menyebabkan bau amis, dengan gejala lain yang mirip dengan infeksi jamur. Trikomoniasis, sejenis infeksi parasit menular seksual, sering tidak menunjukkan gejala, tetapi dapat mengubah bau vagina akibat keputihan yang mungkin berbau tidak sedap, berubah warna, atau berbusa.
ANGELINA TIARA PUSPITALOVA | JESSYCA GAZELLA | HEALTHLINE | FK UI | ANTARANEWS
Pilihan editor: Jenis Kain yang Harus Dihindai Pemilik Masalah Bau Ketiak