TEMPO.CO, Jakarta - Tekanan darah tinggi atau hipertensi terjadi ketika darah yang mendorong melalui pembuluh darah mengalir terlalu kuat. Pembuluh darah arteri yang sempit dapat menciptakan lebih banyak hambatan untuk aliran darah ke luar dari jantung. Semakin sempit arteri, semakin besar pula hambatannya, dan semakin tinggi tekanan darah.
Menurut Healthline, hipertensi biasanya berkembang selama beberapa tahun, tetapi beberapa kasus mungkin tanpa menimbulkan gejala. Namun, tekanan darah tinggi yang terus-menerus berlangsung dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan organ, terutama jantung, mata, dan ginjal.
Oleh karena itu, deteksi dini dengan pembacaan tekanan darah secara teratur dapat menurunkan risiko dari penyakit jantung. Lantas, bagaimana tanda-tanda dari hipertensi?
Ciri-ciri Tekanan Darah Tinggi
Dalam pembacaan tekanan darah, ada dua hal yang perlu diketahui, yaitu tekanan sistolik (angka pertama) dan tekanan diastolik (angka kedua). Tekanan sistolik merupakan tekanan di arteri ketika jantung berdetak dan memompa darah, sedangkan tekanan diastolik terjadi di arteri di antara detak jantung.
Tekanan darah normal memiliki tekanan darah sistolik kurang dari 120 milimeter merkuri (mmHg) dan tekanan diastolik kurang dari 80 mmHg. Penulisan tekanan darah normal biasanya 120/80.
Seseorang yang menderita hipertensi stadium satu memiliki tekanan sistolik sekitar 130-139 mmHg dan tekanan diastolik 80-89 mmHg. Sedangkan hipertensi stadium dua dengan tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih tinggi dan tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih tinggi.
Kemudian, penderita hipertensi krisis mencatatkan angka tekanan sistolik lebih dari 180 mmHg dan angka diastolik lebih dari 120 mmHg. Pada tahap tersebut, seseorang harus segera mendapatkan pertolongan medis.
Melansir WebMD, berikut gejala-gejala yang perlu diwaspadai karena mengindikasikan tekanan darah tinggi:
- Sakit kepala parah.
- Mimisan.
- Kelelahan atau kebingungan.
- Masalah pada penglihatan, seperti buram atau mata berkunang-kunang.
- Nyeri dada.
- Susah bernapas.
- Detak jantung tidak teratur.
- Terdapat darah di dalam urin.
- Dada berdebar-debar.
- Leher dan telinga terasa sakit.
- Kejang.
- Gugup.
- Berkeringat.
- Susah tidur.
- Wajah memerah.
- Bercak darah di mata.
Kapan Harus Menemui Dokter?
Apabila gejala-gejala darah tinggi dalam tahap parah, maka segera periksakan diri ke dokter. Tanpa penanganan yang benar, seseorang bisa mengalami serangan jantung atau stroke serta mungkin menderita masalah kesehatan serius lainnya.
Umumnya, tekanan darah tinggi tidak mengakibatkan pusing atau mimisan. Namun, gejala-gejala hipertensi bisa dirasakan ketika tekanan darah lebih dari 180/120 mmHg. Jika tekanan darah sangat tinggi, maka tunggu lima menit dan periksa kembali tekanan darah. Apabila masih tinggi, segera hubungi layanan darurat medis.
Cara Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
Adapun cara terbaik untuk mengendalikan tekanan darah tinggi adalah dengan mengubah gaya hidup dan pola makan. Latihlah pernapasan dan lakukan meditasi untuk memperlambat detak jantung yang dapat menurunkan angka tekanan darah.
Cobalah untuk mandi dengan menggunakan air hangat untuk meredakan ketegangan otot. Selain itu, penderita juga bisa berendam menggunakan air hangat selama beberapa menit untuk membuat perasaan lebih tenang dan stres berkurang.
Konsumsi beberapa jenis bahan pangan untuk menurunkan tekanan darah, misalnya jus bit yang mengandung nitrat untuk membuka pembuluh darah. Meminum jus yang mengandung banyak kalium, seperti jus wortel, delima, atau jeruk juga bisa menjadi alternatif untuk melancarkan aliran darah.
Pilihan Editor: Kenali Waktu Terbaik untuk Mengukur Tekanan Darah Secara Akurat