TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis bedah onkologi I Gusti Ngurah Gunawan Wibisana menjelaskan pentingnya deteksi dini kanker kelenjar air liur dengan mengecek gejala sebelum berkembang semakin parah. Pemeriksaan dapat dilakukan secara berkala dan bisa dilakukan sendiri di rumah. Caranya dengan memeriksa bagian wajah dan leher karena gejala kanker kelenjar air liur muncul di area tersebut.
"Misalnya berdiri depan cermin lihat ada enggak simetri di daerah wajah, ada enggak benjolan-benjolan yang awalnya tidak ada sekarang ada dan bertambah besar," kata Gusti, Kamis, 29 Agustus 2024.
Selain memeriksa area wajah, deteksi gejala juga perlu dilakukan di area mulut karena kanker kelenjar air liur bisa menyerang area sisi atas di bagian pipi dan langit-langit mulut. Dokter di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta itu menjelaskan keluhan yang dialami penderita sering berupa benjolan.
"Benjolan itu seringkali belum pada tahap mengganggu aktivitas sehari-hari. Pasien masih bisa bicara, menelan, dan fungsi-fungsi lainnya," ujar Gusti.
Namun bila benjolan tersebut dibiarkan akan timbul rasa nyeri yang kemudian menyebabkan sejumlah gangguan, di antaranya pelemahan pada otot-otot wajah di satu sisi, sulit membuka rahang, dan sulit berbicara. Gusti mengatakan kanker kelenjar air liur dapat menyebar ke kelenjar getah bening sehingga keluhan benjolan juga bisa terasa di area leher.
Faktor risiko pemicu
Ia menyebutkan kanker kelenjar air liur bisa disebabkan beberapa faktor risiko, yakni faktor biologis seperti infeksi virus tertentu. Lalu, ada faktor fisik, yakni paparan radiasi ultraviolet dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, faktor gaya hidup tidak sehat juga bisa memicu munculnya kanker kelenjar air liur, misalnya kebiasaan sering merokok.
"Kita ketahui merokok seringkali dikaitkan dengan banyak kasus keganasan di kepala dan leher, salah satunya kanker kelenjar liur," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengajak para pemuda Indonesia untuk menjadikan hidup tanpa rokok menjadi gaya hidup baru. Menurutnya, demi mewujudkan penurunan prevalensi perokok dan meningkatkan kesehatan warga negara, pendekatan kebijakan tanpa merokok akan lebih efektif dengan pengetatan regulasi yang dibarengi dengan pendekatan pembiasaan gaya hidup.
Pilihan Editor: Tanda Kanker Kulit yang Biasa Muncul di Wajah