TEMPO.CO, Jakarta - Orang yang berusia di atas 45 tahun memang memiliki risiko lebih tinggi terkena serangan jantung dibandingkan dengan mereka yang lebih muda. Namun, kini serangan jantung semakin sering terjadi pada usia muda, bahkan pada individu yang aktif berolahraga. Kondisi ini dapat muncul tiba-tiba dan membawa dampak serius, bahkan fatal.
Untungnya, ada berbagai langkah yang bisa diambil untuk mengurangi risiko serangan jantung. Perubahan gaya hidup dan upaya menjaga kesehatan jantung merupakan kunci utama dalam pencegahan penyakit jantung ini.
Lalu, apa saja yang perlu dilakukan untuk mencegah serangan jantung? Berikut beberapa tindakan yang bisa membantu mengurangi risiko terkena serangan jantung:
1. Kelola Stres
Stres yang berlebihan bisa memicu terjadinya serangan jantung. Selain meningkatkan tekanan darah, stres yang tidak dikelola dengan baik dapat memicu berbagai masalah kesehatan lainnya. Contoh pengelolaan stres yang kurang sehat, seperti makan berlebihan, konsumsi alkohol yang berlebihan, atau merokok, dapat merusak otot jantung. Untuk mengelola stres dengan lebih sehat, disarankan melakukan aktivitas seperti berolahraga, mendengarkan musik, meditasi, atau memusatkan perhatian pada hal-hal yang menenangkan.
2. Tidur Nyenyak
National Institute of Health (NIH) di Inggris mengungkapkan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes, yang semuanya merupakan faktor risiko penyakit jantung. "Sebagian besar orang dewasa memerlukan tidur selama 7-9 jam setiap malam," menurut NIH.
Tidur yang cukup dan berkualitas juga dapat membantu mencegah sleep apnea, yaitu kondisi di mana pernapasan berhenti sesaat saat tidur. Mengalami sleep apnea dapat mengganggu kualitas tidur dan mencegah tubuh mendapatkan istirahat yang optimal.
3. Kelola Kondisi Kesehatan yang Mendasarinya
Mengelola kondisi kesehatan seperti diabetes, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi sangat penting. "Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama untuk penyakit jantung," jelas NIH. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk memeriksakan tekanan darah secara rutin setiap tahun dan mengambil langkah-langkah untuk menurunkannya, seperti berolahraga lebih sering, mengonsumsi makanan sehat, dan mematuhi pengobatan yang diresepkan.
Untuk kolesterol tinggi, kelebihan lemak dalam tubuh dapat menyumbat arteri, sehingga penting untuk menerapkan gaya hidup yang lebih sehat dengan berolahraga lebih banyak dan menjaga pola makan yang baik.
Sedangkan pada diabetes, kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah. Untuk mengelola diabetes, pastikan kadar gula darah tetap terkontrol, konsumsi obat jika diperlukan, dan lakukan aktivitas fisik secara teratur.
4. Cek Denyut Nadi saat Berolahraga
Spesialis jantung dan pembuluh darah, Teuku Istia Muda Perdan, menekankan pentingnya memperhatikan denyut nadi saat berolahraga untuk mencegah serangan jantung mendadak, terutama bukan hanya berdasarkan rasa lelah.
“Bukan dari rasa lelah, keringat berlebihan, atau napas terengah-engah, tetapi dari detak jantung maksimal. Ini harus diketahui sebelum melakukan olahraga yang cukup berat,” ujar Dani, panggilan akrabnya, dalam diskusi kesehatan jantung pada Selasa, 14 Mei 2024.
Lulusan Universitas Indonesia ini juga menjelaskan bahwa menurut Asosiasi Jantung Amerika, detak jantung maksimal dapat dipantau melalui denyut nadi di pergelangan tangan atau leher dengan menggunakan rumus 220 (detak jantung maksimal) dikurangi usia saat ini. Hasilnya dapat dibagi menjadi dua kategori: jika berolahraga dengan intensitas sedang, denyut jantung harus berada di antara 50-70 persen dari detak maksimal, sedangkan untuk latihan intensitas tinggi, denyut jantung harus berada pada 70-85 persen dari detak maksimal.
“Disarankan untuk tidak melebihi zona tersebut. Tingkatkan intensitas secara perlahan agar bisa mendapatkan kebugaran fisik tanpa risiko kematian mendadak akibat jantung. Ini berlaku juga saat pemanasan dan pendinginan,” jelas Dani.
5. Jalankan Pola Hidup Sehat dan Banyak Tertawa
Para ahli medis menyatakan bahwa serangan jantung dapat dicegah dengan menjalani gaya hidup sehat. Yong Shin, MD, seorang ahli bedah jantung di Kaiser Permanente, dan Jess Hahn, RD, ahli diet terdaftar di Kaiser Permanente Sunnyside Medical Center, Oregon, menyebutkan bahwa menjaga kesehatan jantung bisa dilakukan dengan lebih sering berjalan, menjaga hubungan sosial, dan mengikuti pola makan mediterania.
Yong Shin menambahkan, "Jadi, terkadang ada baiknya untuk sedikit bersantai, memiliki banyak teman, banyak tertawa, Anda tahu? Siapa yang mengira bahwa ahli bedah jantung sebenarnya meresepkan komedi dan tertawa, tetapi itu bagus untuk Anda. Semakin sedikit stres, semakin baik."
SHARISYA KUSUMA RAHMANDA I YAYUK WIDIYARTI I NGARTO FEBRUANA
Pilihan Editor: Kerap Marah Bisa Picu Serangan Jantung, Kok Bisa?