Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Langkah Mudah Mencegah Serangan Jantung, Ini yang Harus Dilakukan

image-gnews
Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Orang yang berusia di atas 45 tahun memang memiliki risiko lebih tinggi terkena serangan jantung dibandingkan dengan mereka yang lebih muda. Namun, kini serangan jantung semakin sering terjadi pada usia muda, bahkan pada individu yang aktif berolahraga. Kondisi ini dapat muncul tiba-tiba dan membawa dampak serius, bahkan fatal.

Untungnya, ada berbagai langkah yang bisa diambil untuk mengurangi risiko serangan jantung. Perubahan gaya hidup dan upaya menjaga kesehatan jantung merupakan kunci utama dalam pencegahan penyakit jantung ini.

Lalu, apa saja yang perlu dilakukan untuk mencegah serangan jantung? Berikut beberapa tindakan yang bisa membantu mengurangi risiko terkena serangan jantung:

1. Kelola Stres

Stres yang berlebihan bisa memicu terjadinya serangan jantung. Selain meningkatkan tekanan darah, stres yang tidak dikelola dengan baik dapat memicu berbagai masalah kesehatan lainnya. Contoh pengelolaan stres yang kurang sehat, seperti makan berlebihan, konsumsi alkohol yang berlebihan, atau merokok, dapat merusak otot jantung. Untuk mengelola stres dengan lebih sehat, disarankan melakukan aktivitas seperti berolahraga, mendengarkan musik, meditasi, atau memusatkan perhatian pada hal-hal yang menenangkan.

2. Tidur Nyenyak

National Institute of Health (NIH) di Inggris mengungkapkan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes, yang semuanya merupakan faktor risiko penyakit jantung. "Sebagian besar orang dewasa memerlukan tidur selama 7-9 jam setiap malam," menurut NIH.

Tidur yang cukup dan berkualitas juga dapat membantu mencegah sleep apnea, yaitu kondisi di mana pernapasan berhenti sesaat saat tidur. Mengalami sleep apnea dapat mengganggu kualitas tidur dan mencegah tubuh mendapatkan istirahat yang optimal.

3. Kelola Kondisi Kesehatan yang Mendasarinya

Mengelola kondisi kesehatan seperti diabetes, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi sangat penting. "Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama untuk penyakit jantung," jelas NIH. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk memeriksakan tekanan darah secara rutin setiap tahun dan mengambil langkah-langkah untuk menurunkannya, seperti berolahraga lebih sering, mengonsumsi makanan sehat, dan mematuhi pengobatan yang diresepkan.

Untuk kolesterol tinggi, kelebihan lemak dalam tubuh dapat menyumbat arteri, sehingga penting untuk menerapkan gaya hidup yang lebih sehat dengan berolahraga lebih banyak dan menjaga pola makan yang baik.

Sedangkan pada diabetes, kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah. Untuk mengelola diabetes, pastikan kadar gula darah tetap terkontrol, konsumsi obat jika diperlukan, dan lakukan aktivitas fisik secara teratur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

4. Cek Denyut Nadi saat Berolahraga

Spesialis jantung dan pembuluh darah, Teuku Istia Muda Perdan, menekankan pentingnya memperhatikan denyut nadi saat berolahraga untuk mencegah serangan jantung mendadak, terutama bukan hanya berdasarkan rasa lelah.

“Bukan dari rasa lelah, keringat berlebihan, atau napas terengah-engah, tetapi dari detak jantung maksimal. Ini harus diketahui sebelum melakukan olahraga yang cukup berat,” ujar Dani, panggilan akrabnya, dalam diskusi kesehatan jantung pada Selasa, 14 Mei 2024.

Lulusan Universitas Indonesia ini juga menjelaskan bahwa menurut Asosiasi Jantung Amerika, detak jantung maksimal dapat dipantau melalui denyut nadi di pergelangan tangan atau leher dengan menggunakan rumus 220 (detak jantung maksimal) dikurangi usia saat ini. Hasilnya dapat dibagi menjadi dua kategori: jika berolahraga dengan intensitas sedang, denyut jantung harus berada di antara 50-70 persen dari detak maksimal, sedangkan untuk latihan intensitas tinggi, denyut jantung harus berada pada 70-85 persen dari detak maksimal.

“Disarankan untuk tidak melebihi zona tersebut. Tingkatkan intensitas secara perlahan agar bisa mendapatkan kebugaran fisik tanpa risiko kematian mendadak akibat jantung. Ini berlaku juga saat pemanasan dan pendinginan,” jelas Dani.

5. Jalankan Pola Hidup Sehat dan Banyak Tertawa

Para ahli medis menyatakan bahwa serangan jantung dapat dicegah dengan menjalani gaya hidup sehat. Yong Shin, MD, seorang ahli bedah jantung di Kaiser Permanente, dan Jess Hahn, RD, ahli diet terdaftar di Kaiser Permanente Sunnyside Medical Center, Oregon, menyebutkan bahwa menjaga kesehatan jantung bisa dilakukan dengan lebih sering berjalan, menjaga hubungan sosial, dan mengikuti pola makan mediterania.

Yong Shin menambahkan, "Jadi, terkadang ada baiknya untuk sedikit bersantai, memiliki banyak teman, banyak tertawa, Anda tahu? Siapa yang mengira bahwa ahli bedah jantung sebenarnya meresepkan komedi dan tertawa, tetapi itu bagus untuk Anda. Semakin sedikit stres, semakin baik."

SHARISYA KUSUMA RAHMANDA  I YAYUK WIDIYARTI I NGARTO FEBRUANA

Pilihan Editor: Kerap Marah Bisa Picu Serangan Jantung, Kok Bisa?

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dokter Ingatkan 2 Masalah yang Tak Boleh Diabaikan saat Tidur

2 hari lalu

Mendengkur
Dokter Ingatkan 2 Masalah yang Tak Boleh Diabaikan saat Tidur

Dokter menyebut sleep apnea obstruktif sebagai penyebab terbesar buruknya kualitas tidur. Jadi, jangan abaikan dua masalah ini saat tidur.


Perlunya Bantuan Hidup Dasar untuk Menolong Pasien Jantung dan Lainnya

3 hari lalu

Ilustrasi pertolongan pertama orang yang terkena Serangan Jantung. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo. 20120403
Perlunya Bantuan Hidup Dasar untuk Menolong Pasien Jantung dan Lainnya

Pakar menjelaskan bantuan hidup dasar berusaha mencegah atau memperlambat kerusakan otot jantung hingga penyebab masalah dapat diperbaiki.


Kaitan Stres Bisa Membuat Rambut Beruban

4 hari lalu

Ilustrasi rambut beruban. Shutterstock
Kaitan Stres Bisa Membuat Rambut Beruban

Masih terlalu dini untuk mengetahui apakah mengurangi stres dapat memperlambat atau membalikkan munculnya uban prematur.


Kematian Mendadak Marissa Haque, Ashraf Sinclair, dan Mike Mohede

4 hari lalu

Marissa Haque. Dok.TEMPO/ Ramdani
Kematian Mendadak Marissa Haque, Ashraf Sinclair, dan Mike Mohede

Kematian mendadak Marissa Haque mengejutkan publik. Kejadian serupa pernah terjadi pada Ashraf Sinclair dan Mike Mohede.


Trik Batasi Asupan Garam agar Terhindar dari Hipertensi

4 hari lalu

Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com
Trik Batasi Asupan Garam agar Terhindar dari Hipertensi

Asupan garam yang berlebihan merupakan salah satu pemicu utama hipertensi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.


Sindrom Kematian Mendadak, Apa Penyebabnya?

4 hari lalu

Ilustrasi Orang Meninggal. shutterstock.com
Sindrom Kematian Mendadak, Apa Penyebabnya?

Beberapa faktor dapat menyebabkan sindrom kematian mendadak. Berikut penyebab utamanya.


Diduga Dialami Marissa Haque, Berikut Penjelasan tentang SDS

5 hari lalu

Marissa juga tekun melanjutkan pendidikannya. Ia adalah peraih gelar Doktor Pengelolaan Lingkungan dari IPB. Marissa juga menempuh sejumlah pendidikan magister. Di antaranya program magister Kajian Timur Tengah dan Islam Konsentrasi Keuangan Syariah di Universitas Indonesia, S2 di bidang Ekonomika dan Bisnis UGM, S2 di konsentrasi Hukum Bisnis UGM, dan S2 di bidang Linguistik Terapan Bahasa Inggris Unika Universitas Katolik Atmajaya. Adapun Marissa adalah lulusan sarjana Hukum Perdata dari Universitas Trisakti Jakarta. Instagram/marissahaque
Diduga Dialami Marissa Haque, Berikut Penjelasan tentang SDS

Apa itu sindrom kematian mendadak (SDS) seperti yang diduga dialami Marissa Haque dan penyebabnya? Simak penjelasan berikut.


Marissa Haque Meninggal, Diduga karena SDS. Apa Itu?

5 hari lalu

Seorang kerabat menaburkan bunga di atas makam Marissa Haque usai prosesi pemakaman di TPU Tanah Kusir, Jakarta, Rabu, 2 Oktober 2024. Aktor dan politikus Marissa Haque meninggal dunia pada usia 61 tahun. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Marissa Haque Meninggal, Diduga karena SDS. Apa Itu?

Marissa Haque meninggal dunia, diduga mengalami sindrom kematian mendadak (SDS). Berikut penjelasan mengenai sindrom tersebut.


Aktris Korea Selatan Park Ji Ah Meninggal Karena Stroke Iskemik, Apakah Itu?

6 hari lalu

Park Ji Ah. Dok. Billions
Aktris Korea Selatan Park Ji Ah Meninggal Karena Stroke Iskemik, Apakah Itu?

Aktris Korea Selatan, Park Ji Ah, meninggal pada usia 52 tahun akibat infark serebral atau yang lebih dikenal sebagai stroke iskemik.


Kilas Balik Kabar Duka 36 Tahun Lalu, Sri Sultan Hamengkubuwono IX Wafat di Washington DC

6 hari lalu

Prosesi pemakaman Sultan Hamengkubuwono IX. Foto: Istimewa
Kilas Balik Kabar Duka 36 Tahun Lalu, Sri Sultan Hamengkubuwono IX Wafat di Washington DC

Pada 36 tahun lalu, tepat 2 Oktober 1988, Sri Sultan Hamengkubuwono IX wafat. Kabar dukanya pun terkirim dari Washington DC sampai Indonesia.