TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis anak Edi Setiawan Tehuteru menjelaskan pasien talasemia mayor kini bisa bebas dari transfusi darah seumur hidup dengan transplantasi sel punca darah yang sudah dapat dilakukan di Indonesia. Ia mengatakan di Indonesia jumlah rumah sakit yang mampu melakukan terapi ini memang belum banyak karena keterbatasan fasilitas dan ketersediaan obat-obatan yang dibutuhkan dalam transplantasi.
Selain itu, tidak semua rumah sakit dapat memberikan layanan transplantasi sel punca darah karena terapi ini butuh ruang rawat khusus yang dijaga sterilitasnya untuk menekan kemungkinan terjadinya komplikasi pascatransplantasi. Salah satu yang sudah bisa memberikan layanan itu adalah Tzu Chi Hospital di Pantai Indah Kapuk, Jakarta.
"Anak-anak yang menjalani transplantasi harus dirawat di dalam kamar steril selama kurang lebih 30 hari setelah sel punca diinfuskan ke dalam tubuhnya sampai sel punca yang ditransplantasikan dapat berfungsi dengan baik dan sistem imunnya siap," kata Edi yang praktik di rumah sakit itu.
Ia juga menambahkan kendala lain yang dihadapi saat akan melakukan transplantasi adalah sulitnya mencari donor sel punca karena kebanyakan transplantasi yang dilakukan untuk kelainan darah seperti talasemia butuh sel punca dari orang lain.
"Sayangnya, negara kita belum memiliki bank data sel punca publik seperti di negara-negara lain. Hal ini akan memperpanjang waktu yang dibutuhkan dalam menemukan donor yang cocok," jelasnya.
Simpan darah tali pusat
Dr. Meriana Virtin, Medical Advisor PT Cordlife Persada, mengatakan keterbatasan ini yang kemudian mendorong pihaknya giat memperkenalkan praktik penyimpanan darah tali pusat sejak 2007. Darah tali pusat merupakan salah satu sumber sel punca darah yang dapat digunakan dalam transplantasi untuk penyakit-penyakit yang berkaitan dengan kelainan darah seperti leukemia dan talasemia.
"Penyimpanan darah tali pusat bersifat seperti tabungan yang dapat digunakan pada waktu dibutuhkan. Tujuan utama penyimpanan darah tali pusat sebagai simpanan yang dapat digunakan oleh bayi pemilik darah tali pusat itu jika dibutuhkan saat ia tumbuh dewasa," paparnya.
Namun demikian, darah tali pusat yang disimpan ini juga mungkin bisa bermanfaat bagi keluarga jika ada yang butuh transplantasi sel punca. Ia mendorong orang tua untuk menyimpan darah tali pusat anak-anak mereka karena semakin banyak anak yang sel puncanya disimpan maka keluarga tersebut akan memiliki keragaman sel punca yang semakin banyak pula.
"Hal ini akan meningkatkan kemungkinan menemukan sel punca yang cocok digunakan ketika salah satu anggota keluarga membutuhkannya untuk terapi," katanya.
Pilihan Editor: Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca