Penulis studi ini, Evanthia Diamanti-Kandarakis, MD, PhD, dari Sekolah Kedokteran Universitas Athens, Yunani, mengatakan bahwa wanita dengan sindrom ovarium polikistik harus waspada terhadap dampak bahan kimia yang merusak lingkungan ini bagi kesehatan reproduksi mereka.
Sindrom ovarium polikistik merupakan salah satu pengganggu endokrin wanita yang hampir mempengaruhi 5 sampai 10 persen perempuan usia subur (12 - 45 tahun) dan diperkirakan menjadi salah satu penyebab ketidaksuburan wanita.
Baca Juga:
Pengeluaran androgen (hormon yang mempromosikan sifat-sifat maskulin) berlebihan terjadi pada sindrom ini. Selain bisa meningkatkan risiko kemandulan, sindrom ini juga meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa BPA meningkat pada wanita yang pernah keguguran berulang. Bahan kimia ini dapat masuk ke aliran darah dari makanan dan minuman kemasan yang terbuat dari plastik keras polikarbonat.
Dalam studi baru ini, para peneliti membagi 71 wanita dengan PCOS dan 100 wanita yang sehat masuk ke dalam kelompok kontrol. Dibandingkan dengan kelompok kontrol, kadar BPA dalam darah perempuan kurus dengan PCOS hampir 60 persen lebih tinggi. Sementara itu, kadar BPA dalam darah wanita obesitas dengan PCOS lebih tinggi 30 persen.
Baca Juga:
ScienceDaily/Wikipedia/NgarF