Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Buku Fiksi Ilmiah Djokolelono Dahului Star Wars

image-gnews
Ilustrasi. TEMPO/Aditia Noviansyah
Ilustrasi. TEMPO/Aditia Noviansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Selat Madura, 1971. Langit biru yang bersih itu mendadak hitam. Sebuah pesawat terbang kecil meledak dan merusak hamparan biru itu. Beberapa penumpang, termasuk Dwiyana, mahasiswa Ilmu Purbakala Universitas Brawijaya, melayang jatuh dan tak ditemukan tubuhnya. Tak ada yang tahu bahwa ledakan itu akibat sebuah helm yang ternyata berfungsi seperti mesin waktu.

Syahdan Dwiyana berhasil menyelamatkan diri dan terdampar di daratan asing pada 1292. Tiba-tiba saja ia dikelilingi segerombolan lelaki bertubuh besar, membawa tombak, dan bertanya dalam bahasa Jawa kuno, “Orang ajaib! Dari mana kau?”

Inilah awal dari petualangan kita bersama penulis Djokolelono melalui novel Terlontar ke Masa Silam (Pustaka Jaya, 1971). Dwiyana terlempar ke sebuah masa ketika Singasari tengah riuh-rendah dan Raden Wijaya belum menjadi Raja Majapahit. Di dalam novel setipis 51 halaman itu para pembaca mengikuti pengalaman seru Dwiyana sebagai manusia modern yang harus beradaptasi dan sibuk meyakinkan orang-orang pada abad ke-13 bahwa ia adalah manusia biasa; bukan dedemit, apalagi musuh.

Pertemuannya dengan Raden Wijaya dan para junjungan lain menjadi daya tarik utama. Dwiyana menampilkan pengetahuan kemampuan akademisnya tentang bagaimana sejarah mencatat peran Raden Wijaya dan kejayaan Majapahit. Tentu saja karena saat itu Wijaya tengah di penjara, dia—-dan segenap hamba sahayanya—menertawakan “nujum” Dwiyana. Bagaimana dalam keadaan terkurung Raden Wijaya diramalkan dianggap sebagai salah satu sosok sejarah terkemuka di kawasan ini? “Orang aneh” ini memang lucu.

Bagi Dwiyana, orang-orang di zaman Singasari itu juga lucu. Mereka tak hanya tampil seperti tokoh dalam wayang orang, tapi juga sebagai orang modern. Yana—panggilan Dwiyana—kerap bertanya kepada diri sendiri, apakah pasta gigi sudah tercipta pada zaman itu. Maklum, setiap kali mereka berteriak di hadapannya, aroma mulut mereka sungguh mengganggunya.

Djokolelono gemar bergurau. Tapi, yang lebih penting lagi, karyanya luar biasa fantastis. Ingatlah, di suatu masa, anak-anak Indonesia tumbuh bersama buku-buku karyanya. Mereka yang masih duduk di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama pada 1970-1980-an, yang hanya mengenal satu stasiun televisi (TVRI) serta saat DVD, game, telepon seluler, dan Internet nyaris belum ada, menganggap Djokolelono sebagai penyelamat kegelapan.

Masa kanak-kanak Indonesia menjadi penuh warna, fantasi, dan petualangan yang tak tertandingi dalam dunia nyata. Lahirnya novel anak-anak dengan penerbit Pustaka Jaya berjudul Genderang Perang dari Wamena (1970), Getaran (1972), Lawa dan Kusya (1976), Hancurnya Jembatan Beru (1977), serta serangkaian serial Astrid adalah kawan setia anak-anak di masanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berbeda dengan generasi masa kini, yang jauh lebih vokal dan didorong untuk kritis, generasi pada masa itu adalah generasi yang lazim harus patuh kepada orang tua dan dilarang bertanya di kelas. Karena itu tokoh-tokoh Djokolelono lantas menjadi tokoh idola para pembacanya. Misalnya novel Genderang Perang dari Wamena, yang berkisah tentang dua sahabat bernama Adi dan Yunanto. Adi adalah putra seorang kurator museum yang baru saja pindah dari Belanda. Sebagai anak yang baru saja mengenal Jakarta, tentu saja perkawanannya dengan Yunanto adalah sesuatu yang menyenangkannya.

Di sebuah hari yang tumpah hujan, Adi dan Yunanto mengorek-ngorek gudang ayahnya yang berisi barang-barang antik. Mereka menemukan sebuah gendering perang kuno yang berasal dari Wamena. Ketika genderang itu dipukul, mendadak saja gudang itu dipenuhi oleh kabut. Adi dan Yunanto terlempar ke suatu masa dan sebuah tempat yang tak terbayangkan. Mereka di tengah hutan. Genderang yang mereka pukul itu tampaknya menjadi sumber sengketa. Mereka menyaksikan bagaimana kelompok ekspedisi Belanda dan orang-orang lokal bersitegang. Seru.

Anak-anak dalam cerita Djokolelono selalu digambarkan sebagai pahlawan, atau sebagai sosok yang lebih superior ketimbang orang dewasa. Dalam Astrid Dibajak, yang dimuat sebagai cerita bersambung di harian Kompas, pahlawannya adalah si kecil Astrid.

Babak demi babak ditulis dengan bahasa yang sederhana dan kalimat yang ringkas. Djokolelono sadar betul pembacanya adalah anak-anak. Jika ada orang dewasa yang ikut tertarik membacanya, itu menjadi sebuah bonus. Daya tarik Djokolelono di masanya adalah karena dia satu-satunya penulis yang berhasil membuat buku sebagai sesuatu yang menghibur, menarik, penuh petualangan sekaligus pendidikan. Djokolelono tak pernah pedantik dan mengajar-ngajari pembaca. Tokohnya dengan sendirinya menjadi patokan moral yang pasti menjadi teladan anak-anak yang membacanya.

Lahirnya novel baru Djokolelono berjudul Anak Rembulan (Mizan Fantasi, 2011) adalah suatu perayaan kembalinya ia di antara kita dengan fantasinya yang luar biasa. Tentu saja tak mudah bagi dia untuk merenggut anak-anak masa kini dari keasyikan mereka bermain game, Internet, DVD, dan ponsel. Tapi mereka tetap harus mengetahui bahwa, di sebuah masa Indonesia pernah memiliki pendongeng ulung bernama Djokolelono.

LEILA S CHUDORI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peluncuran Buku Majukan Perdagangan Bersama Zulhas

5 Februari 2024

Peluncuran Buku Majukan Perdagangan Bersama Zulhas

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kembali menyoroti pentingnya kolaborasi sebagai kunci keberhasilan dalam memajukan sektor perdagangan Indonesia.


IKAPI Kecam dan Batal Hadiri Frankfurt Book Fair 2023, Begini Sejarah Ikatan Penerbit Indonesia

17 Oktober 2023

Frankfurt Book Fair (FBF). Ikapi
IKAPI Kecam dan Batal Hadiri Frankfurt Book Fair 2023, Begini Sejarah Ikatan Penerbit Indonesia

Simak sejarah IKAPI yang salah satu pelopornya merupakan sastrawan Sutan Takdir Alisjahbana. IKAPI mengecam dan batal hadiri Frankfurt Book Fair 2023


Buku Awan Merah: Cerita Colombus hingga Cyrus Habib dalam Refleksi Rohaniwan

28 September 2023

Suasana peluncuran Buku Awan Merah: Catatan Sepanjang Jalan di Yogyakarta Selasa, 26 September 2023. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Buku Awan Merah: Cerita Colombus hingga Cyrus Habib dalam Refleksi Rohaniwan

Rohaniwan yang juga pengajar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Baskara T. Wardaya menulis buku bertajuk Awan Merah: Catatan Sepanjang Jalan.


4 Tahapan Membuat ISBN, Penuhi 8 Syarat ini

11 Mei 2022

Ilustrasi wanita sedang membaca buku. Unsplash/Streetwindy
4 Tahapan Membuat ISBN, Penuhi 8 Syarat ini

Begini cara mengajukan permohonan ISBN dengan memenuhi 8 syarat teknis. Apa saja?


Lowongan Kerja Balai Pustaka bagi Lulusan D3 dan S1, Berikut Kualifikasinya

9 September 2021

Gedung Balai Pustaka, Jakarta. [TEMPO/ Hidayat SG
Lowongan Kerja Balai Pustaka bagi Lulusan D3 dan S1, Berikut Kualifikasinya

PT Balai Pustaka membuka lowongan kerja bagi lulusan D3 dan S1.


Sandiaga Uno Dukung Penerbitan Buku Wisata Halal Indonesia

2 Juli 2021

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 14 Juni 2021. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sandiaga Uno Dukung Penerbitan Buku Wisata Halal Indonesia

Sejumlah daerah di Indonesia juga telah menerapkan dan mengembangkan konsep wisata halal.


Cara Dapat Uang Dari Wattpad, Jangan Lewatkan 6 Tips ini

29 Mei 2021

Wattpad. support.wattpad.com
Cara Dapat Uang Dari Wattpad, Jangan Lewatkan 6 Tips ini

Di era serba digital, cara dapat uang dari Wattpad pun bisa dilakukan oleh mereka yang suka menulis. Simak tipsnya.


Program Nulis dari Rumah, Stimulus untuk Penulis dan Penerbit

6 Oktober 2020

Ilustrasi perempuan menulis. shutterstock.com
Program Nulis dari Rumah, Stimulus untuk Penulis dan Penerbit

Pemerintah memberikan stimulus untuk penulis dan penerbit melalui program "Nulis dari Rumah".


London Book Fair, Penerbit Asing Borong Hak Terbit Buku Indonesia

13 Maret 2019

12 Rights Buku Indonesia Terjual di London Book Fair Hari Pertama. Tempo/Erwin Zachri
London Book Fair, Penerbit Asing Borong Hak Terbit Buku Indonesia

Pada hari pertama pameran buku London Book Fair (LBF) 2019, Indonesia sudah membukukan penjualan hak penerbitan untuk 12 judul buku.


Buku Ucok Homicide Soal Hip Hop Dalam 1 Dekade Beredar

30 Agustus 2018

Elevation Books mengeluarkan buku Ucok Homicide, Flip Da Skrip: Kumpulan Catatan Rap Nerd dalam Satu Dekade, di pengujung Agustus. Istimewa
Buku Ucok Homicide Soal Hip Hop Dalam 1 Dekade Beredar

Penerbit buku independen Elevation Books belum kapok membidani kumpulan tulisan Herry Sutresna aka Ucok Homicide.