TEMPO.CO, Jakarta - Pekan Mode London kali ini menyajikan koleksi musim semi-panas 2013. Seperti biasa, permainan warna, teknik cetak motif, dan cutting dalam pagelaran itu memukau semua yang hadir. Inilah yang membedakan Pekan Mode London dengan pekan mode di tiga pusat kota mode dunia di Paris, Milan, dan New York.
Dalam ajang ini, model-model yang boleh berjalan di atas panggung hanyalah para model yang sehat. Tidak ada yang namanya "double zero is the new size zero".
Adalah Moschino Cheap and Chic yang menunjukkan kecintaannya terhadap London melalui koleksi musim panas 2013 yang terinspirasi situasi kota ini di era 1970-an. Rosella Jardini, sang direktur kreatif menyajikan dungarees (baju kodok), hot pants, dan wedges supertinggi yang mendominasi tren mode tahun itu.
Hadir pula koleksi yang memadukan Austin Powers dengan tampilan independen ala fashion-blogger. Tidak ada yang aneh apabila kita hanya melihat jenis busana yang dirancangnya saja. "Yang membuat koleksi label ini berbeda karena pemilihan bahan dengan corak yang seolah ke luar dari pakem. Yang kami hadirkan melalui pemilihan warna-warna berani dengan teknik color blocking juga menjadikan koleksinya lebih edgy," kata Rosella yang diwawancara sebuah situs gaya hidup di London.
Koleksi musim ini memperlihatkan kesan retro yang kental melalui cropped pants, celana cutbray. Hadir pula beragam dress cantik mulai shirt dress hingga busana koktail.
Felder Felder, label milik perancang kembar Annette dan Daniela Felder asal Jerman, mengakui London sebagai rumah abadinya. Mereka menampilkan koleksi seksi sekaligus modern yang terinspirasi harmoni di dalam sebuah ketidakharmonisan yang menciptakan ilusi.
Beragam busana siap pakai mulai rok, celana panjang, blus, dan outer-wear, hingga beragam jenis dress, dari yang berpotongan panjang maupun pendek, mereka sajikan. Koleksi ini sebagian besar ditampilkan dengan memberi efek melambai yang cantik, berupa perpaduan mempesona kain lembut sifon dengan busana yang terstruktur, yang membuat koleksi Felder Felder musim ini cocok dikenakan untuk segala jenis tubuh.
Kepiawaian si kembar terlihat dari permainan jenis motif yang luar biasa menawan dengan bahan penuh corak, mulai dari motif kulit binatang hingga flora. Warna yang mereka pilih di antaranya adalah solid peach, merah jambu, putih, dan elektrik blue. Koleksi musim panas besutan si kembar lebih santai.
Koleksi Paul Smith, yang terkenal dengan gaya klasik, menyajikan shirt dan celana panjang, dress, serta setelan tiga potong (jas, kemeja, rompi). Dengan color blocking, motif geometrik, dan garis-garis, perancang asal Nottingham, Inggris ini menyajikan gaya unik berupa padu padan bahan sifon, katun, dan lace sekaligus.
"Saya tidak mau terjebak hanya menyajikan kesan klasik maskulin dalam kemeja, celana panjang, dan setelan. Kal ini, saya pun merancang dan memberikan sentuhan feminin berupa renda, corak bunga, panel merah jambu pada bahan sutera," kata Paul.
Di tangan Emma Hill, Mulberry mengangkat tema keindahan taman di pedesaan Inggris. Koleksi musim panas memang biasanya dipenuhi oleh corak bebungaan atau warna-warna terang yang menggambarkan kecerahan musim tersebut. Walaupun bertemakan keindahan taman, beruntunglah Mulberry tidak mengangkatnya secara literal.
Menurut Anna Wintour, pemimpin redaksi majalah Vogue Amerika, menyaksikan rancangan Mulberry sangat menyenangkan. Dengan menggunakan aksen flora berwarna-warni, kesan bunga-bunga lebih diaplikasikan ke detail kancing dan aksesoris lain. Label ini, kata Anna, tetap menggunakan motif kulit binatang dan pemilihan corak yang berwarna senada, melalui blazer, jumpsuit, hingga flowy dress. Sederetan busana terbilang sangat feminin dengan detail yang memesona.
"Sangat menyenangkan melihat koleksi yang begitu optimistis seperti ini. Saya bangga bisa hadir di sini. Saya rasa ini bukan sekadar keindahan taman Inggris, tapi sekaligus merek Inggris yang sudah meroket. Emma benar-benar telah menciptakannya kembali dengan sempurna," ujar Anna.
HADRIANI P | BERBAGAI SUMBER
