TEMPO.CO, California - Bayi yang banyak terpapar polusi udara sewaktu masih dalam kandungan rentan memiliki autisme. Begitu pula bayi yang ketika tahun pertama hidupnya sering terpapar polusi udara. Penemuan ini juga mendukung penelitian sebelumnya yang mengaitkan bagaimana anak-anak yang hidup di dekat jalan raya berisiko tinggi menderita autisme.
"Kami tidak mengatakan polusi lalu lintas menyebabkan autisme, tapi mungkin menjadi faktor risiko terbesar untuk terjadi autisme," kata Heather Volk, asisten profesor di Keck School of Medicine, University of Southern California, Los Angeles, seperti dikutip dari situs Reuters, Rabu, 28 November 2012.
Autisme adalah gangguan spektrum mendalam, mulai dari ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan dunia luar dan keterbelakangan mental yang diawali dengan gejala ringan sindrom Asperger.
Prevalensi autisme terus berkembang selama beberapa tahun terakhir. Saat ini diperkirakan autisma dialami 1 dari setiap 88 anak yang lahir di Amerika Serikat. "Ini merupakan peningkatan sebesar 25 persen dari tahun 2006," ujar Volk.
Menurut Geraldine Dawson, yang juga Kepala dari Autism Speaks, kelompok advokasi tentang autisme, jumlah penelitian tentang penyakit ini sudah dimulai sejak tahun 2000. Kebanyakan penelitian, katanya, berfokus tentang biologi dengan penyakit ini.
Studi baru Volk, bagaimana pun, adalah salah satu dari serangkaian penelitian yang melihat bagaimana faktor lingkungan dapat berpengaruh terhadap risiko pertumbuhan anak menjadi autis. Penelitian Volk ini sudah dilakukan selama beberapa tahun terakhir. "Saya pikir, daerah itu adalah daerah yang terus menjadi pantauan dalam penelitian ini," ujar Volk.
Pada penelitian terakhir, Volk dan timnya menyebutkan bahwa anak-anak yang hidup di dekat jalan bebas hambatan akan memiliki risiko lebih tinggi menderita autisme. Namun, pada penelitian terbaru, Volk menyebutkan, udara di sekitar tempat tinggal anak memiliki pengaruh yang lebih besar.
Penelitian menyebutkan, 245 anak California yang tidak memiliki autisme lebih sedikit terpapar polusi dibandingkan dengan 279 anak California yang memiliki autisma. Para peneliti bahkan telah menemukan fakta bahwa anak-anak dengan autisma dua kali lebih sering terpapar polusi dibandingkan anak-anak yang tidak terpapar polusi. Bahkan, tiga kali lebih sering selama tahun pertama kehidupan mereka.
Para peneliti juga menemukan fakta bahwa anak-anak dengan autisma terpapar partikel campuran asam, tanah, logam, dan debu dibandingkan dengan anak-anak yang tidak memiliki autisma. Jenis polusi ini dilacak secara regional oleh Badan Perlindungan Lingkungan Amerika. Volk juga melihat adanya kaitan penyebab autisme dari nitrogen dioksida yang dihasilkan oleh gas pembuangan mobil, truk dan kendaraan lainnya. "Ini merupakan faktor risiko yang dapat kita kurangi dan kita modifikasi," ujar peneliti lainnya, Geraldine Dawson.
Penelitian mengungkapkan polutan tertentu memang memainkan peran dalam perkembangan otak, tapi polutan itu tidak membuktikan polusi udara langsung membuat anak-anak autis. Mereka memperingatkan ada faktor kemungkinan lain yang menjelaskan hubungan, termasuk polusi dalam ruangan dan paparan asap pada ketua tangan. "Ada beberapa faktor kemungkinan yang akan kita periksa dalam penelitian berikutnya," ujar Volk.
CHETA NILAWATY
Berita Terpopuler:
Ini Curhat Bekas Penyidik KPK tentang Abraham Samad
Marzuki Alie Lapor Menlu, Dubes di Jerman Santai
Jokowi: Saya Selesai, MRT Selesai
Surat Pengunduran Diri Penyidik Hendy Puji KPK
Misteri Otak Saat Koma Mulai Terkuak
Ahok Terima Kunjungan Wali Kota Beijing