TEMPO.CO, Jakarta - Hanya sekitar 12 persen orang yang tetap bertahan pada resolusi tahun baru mereka. Namun, jangan menyerah, karena membuat resolusi bukanlah sesuatu yang sia-sia.
Sekitar 50 persen orang Australia, seperti dikutip situs Sydney Morning Herald edisi 31 Desember 2012, membuat resolusi tahun baru. Dari jumlah itu, sekitar 88 persennya gagal melakukan resolusi tersebut.
"Anda bisa memulainya kapan saja," kata psikolog dari Sydney University, Profesor Thiagarajan Sitharthan. "Kita tahu mereka gagal, tetapi mereka gagal karena melakukan satu kesalahan dan menyerah. Mereka mengatakan, "Saya sudah mencoba tapi gagal, jadi untuk apa mencoba lagi?"
Sitharthan menambahkan agar kita, "Menambahkan kata 'terpeleset' dalam resolusi yang tidak tercapai karena hal tersebut bukan akhir segalanya. Anda hanya perlu melanjutkan perjalanan Anda."
Sebuah perjalanan bisa membuat perbedaan pada orang yang berbeda di saat yang berbeda. Berkebalikan dengan keyakinan umum bahwa diperlukan 28 hari untuk mengubah kebiasaan buruk. Hasil riset menunjukkan bahwa perubahan bisa berlangsung selama satu tahun. Menurut Sitharthan, orang membutuhkan tiga hingga empat kali usaha serius untuk mencapai tujuannya.
"Saya suka analogi sepeda," ujar Sitharthan. Ketika seseorang naik sepeda untuk pertama kalinya, mereka jarang bisa mengendarai dengan benar. "Anda jatuh untuk beberapa kali saat pertama, Anda perlu berlatih agar mahir bersepeda."
Hal ini sangatlah penting sebab mampu membuat kita menghargai kegagalan. Melakukan kesalahan atau kebiasaan buruk akan menimbulkan rasa bersalah. Namun, Sitharthan melanjutkan, mempertahankan rasa tidak nyaman untuk sementara waktu perlu dilakukan, sehingga kita mencoba untuk membuat perubahan.
Dikatakan Sitharthan bahwa kebiasaan baru adalah keahlian. "Setiap keahlian baru perlu waktu untuk berkembang," kata dia. "Karena itu, pasti akan ada kesalahan-kesalahan, ada rasa asing, tetapi hal tersebut bukan berarti kegagalan."
Setelah dua minggu, dia mengatakan, kita akan menjadi lebih terbiasa. Setelah dua bulan, lanjut dia, semuanya akan semakin mudah. "Dan setelah dua tahun, hal tersebut akan menjadi kebiasaan kedua," ucap Sitharthan.
Karena itu, kata dia, kita harus menerima bahwa akan ada kendala, tantangan, dan tentu saja kemunduran. Sebagai salah satu solusinya, berikan penghargaan kepada diri sendiri dan tetap teguh pada tujuan sekaligus alasan memilih resolusi tersebut. "Ini adalah sebuah perjalanan... terus lakukan dan Anda akan memperoleh manfaat," kata dia.
Berikut ini adalah tiga tip untuk kesuksesan resolusi ala Sitharthan:
1. tetapkan target yang bisa dicapai, bukan target yang ideal;
2. pertimbangkan kemungkinan gagal atau mundur; dan
3. jangan gunakan alasan kemunduran atau kegagalan untuk menunda resolusi tersebut hingga tahun depan.
SYDNEY MORNING HERALD | ARBA'IYAH SATRIANI