Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menangkal Tuberkulosis dengan Herbal

image-gnews
TEMPO/Gunawan Wicaksono
TEMPO/Gunawan Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Makassar - Awalnya, Asrul, 27 tahun, hanya batuk. Tapi, batuk yang dideritanya tak sembuh-sembuh. Justru, lama-kelamaan, batuknya disertai darah. Setelah memeriksakan diri ke dokter, ia divonis menderita tuberkulosis. Dia kemudian menjalani pengobatan medis dan diharuskan mengkonsumsi beberapa jenis obat. Namun, selama tiga bulan, sakitnya tidak lebih baik. Malah ia mengalami alergi obat sehingga sekujur tubuhnya bentol-bentol merah.

Tuberkulosis atau TB adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyerang paru-paru dan organ tubuh lain. Jika diterapi secara benar, penderita bisa sembuh. Sebaliknya, jika dibiarkan, penyakit itu dapat mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama. Selain itu, keterlambatan penanganan dapat berdampak besar karena penderita bisa menularkan penyakitnya kepada lingkungan dan orang-orang sekitarnya.

Berdasarkan organ yang terserang, TB dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni TB paru—paling sering dijumpai, TB ekstra paru, dan TB kelenjar getah bening. Untuk jenis yang disebut terakhir, yang paling sering terinfeksi adalah bagian ketiak dan lipatan paha.

Pengobatan TB membutuhkan waktu yang cukup lama. Pengobatan awal biasanya membutuhkan enam bulan, kemudian dievaluasi kembali oleh dokter. Karena pengobatan yang cukup lama, hal itu sering kali membuat pasien putus berobat atau tidak teratur. Ini berakibat fatal karena kuman justru bisa kebal. Belum lagi obat-obatan tak selalu cocok dengan pasien sehingga bisa mengakibatkan alergi seperti yang dialami Asrul.

Tapi, penderita TB seperti Asrul kini tak perlu khawatir. Ketua Persatuan Dokter Herbal Medicine Indonesia (PDHMI) Sulawesi Selatan, Profesor Veni Hadju, mengatakan, pasien TB bisa beralih ke obat-obatan herbal. Menurut dia, ada beberapa jenis tanaman yang bisa dikonsumsi untuk menangkal TB, di antaranya tanaman mahkota dewa dan sambiloto. Bahkan, baru-baru ini, penelitian yang dilakukan Institut Teknologi Bandung menemukan bahwa ramuan campuran antara jahe dan mengkudu bisa dipakai untuk melawan TB paru.

“Obat herbal itu juga bermanfaat untuk membunuh kuman. Hasil penelitian ITB yang menggabungkan antara jahe dan mengkudu ternyata sangat efektif, kenapa tidak dicoba?” kata Asisten III Direktur Pascasarjana Universitas Hasanuddin ini dalam Seminar Kesehatan Pengobatan Herbal Medicine pada Pasien TB Paru yang diadakan Forum Komunikasi Islam Kedokteran (FKIK) Wilayah IV di Universitas Muslim Indonesia (UMI), Sabtu lalu.

Karena bahan obat-obatan herbal itu dari bahan alami, penggunaannya bisa dipadukan dengan obat-obatan kimia. Pemerintah menyiapkan pengobatan khusus terhadap penderita TB, yang dikenal dengan Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) atau pengobatan yang disertai dengan pengamatan langsung yang dilakukan di puskesmas.

Dari presentasi awal dalam seminar ini, terungkap sekitar 30 persen pasien TB tidak mampu diobati dengan DOTS. Menurut Veni, penyebabnya adalah mereka sudah resistan. Jadi mencoba pengobatan herbal adalah alternatif yang sangat bagus, mengingat efek samping obat-obatan herbal nyaris tak ada. Itu selama proses pengobatan dilakukan sesuai dengan prosedur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bersama rekan seprofesinya, Veni melakukan penelitian terhadap 60 pasien TB di Balai Besar Kesehatan Paru Makassar (BBKPM). Para pasien diberi suplemen gizi yang mengandung virgin coconut oil alias minyak kelapa murni dan albumin ikan gabus. Para pasien juga menjalani program DOTS. Hasilnya, mereka yang mendapat suplemen gizi lebih cepat sembuh dan komprehensif dengan kondisi paru yang memang bagus.

Guru besar di Fakultas Kedokteran Unhas ini berharap, ke depan, pemerintah memiliki kebijakan bagi pasien TB untuk melakukan pengobatan dengan obat-obatan herbal.

Ketua Komite Farmasi dan Terapi Rumah Sakit Umum Regional Dr Wahidin Sudirohusodo, Andi Irwan Irawan Asfar, mengatakan, pengembangan obat anti-TB dengan buah mengkudu, rimpang jahe gajah, rimpang jahe merah, dan beberapa tanaman lainnya telah melalui uji laboratorium, dari uji seleksi tumbuhan, uji mikrobiologi, standardisasi bahan, uji efikasi, keamanan, uji stabilitas, serta uji klinis. “Ternyata, gabungan antara jahe dan mengkudu dapat dijadikan anti-TB,” katanya.

Menurut Irwan, hasil uji pra-klinik pada ekstrak jahe dan mengkudu menunjukkan aktivitas anti-Mycobacterium tuberculosis, baik untuk yang peka maupun resistan terhadap obat standar. Kandungannya juga dapat meningkatkan ketahanan tubuh. Dan, sebenarnya, kombinasi antara jahe dan mengkudu ini sudah digunakan sebagai obat anti-tuberkulosis sejak 2005.

IIN NURFAHRAENI DEWI PUTRI

Berita Terpopuler Lainnya:
Daging Impor, Luthfi-Suswono Bertemu Bos Indoguna

KPK: Ahmad Fathanah Operator Penerima Suap
Hakim Daming Tak Bisa Bedakan Sisir dan Sikat Gigi

Capres 2014, Jokowi Diibaratkan Sebagai Anak Macan

Indonesia Disebut Terlibat Program Rahasia CIA
Rhoma Irama Mirip Ronald Reagan, Kata Didik

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Percaya, Penjabat Kepala Daerah Bisa

5 hari lalu

Percaya, Penjabat Kepala Daerah Bisa

Berpedoman pada kerja nyata, Penjabat Wali Kota Bekasi, Raden Gani Muhammad membuktikan, meski hanya mengabdi pada periode transisi, ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk masyarakat.


Pakar Tanggapi Usaha Pengaburan Fakta BPA Demi Kesehatan Masyarakat

29 hari lalu

Pakar Tanggapi Usaha Pengaburan Fakta BPA Demi Kesehatan Masyarakat

Pakar Kebijakan Publik Dr. Riant Nugroho menegaskan bahwa terbitnya Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Nomor 6 Tahun 2024 mestinya didukung seluruh pemangku kepentingan, baik masyarakat umum maupun industri.


Perlunya Cukai MBDK untuk Lindungi Pola Konsumsi dan Kesehatan Masyarakat

32 hari lalu

Karyawan melintas di depan lemari pendingin minuman kemasan di salah satu gerai Alfamart di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis 20 Februari 2020. DPR menyetujui usul Menteri Keuangan untuk mengenakan cukai terhadap produk plastik yang meliputi kantong plastik hingga minuman berpemanis dalam kemasan plastik atau kemasan kecil (sachet) siap dikonsumsi. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Perlunya Cukai MBDK untuk Lindungi Pola Konsumsi dan Kesehatan Masyarakat

Pengenaan cukai pada produk minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) bisa menjadi cara mengatur pola konsumsi masyarakat.


Institut Kesehatan Hermina Gelar Kuliah Pakar Internasional Keperawatan, Prof Kyoko Sudo dari Jepang Jadi Narasumber

15 Mei 2024

Institut Kesehatan Hermina, program Studi Pendidikan Ners, D3 Keperawatan serta Kesehatan Masyarakat menggelar acara Kuliah Pakar antara lain narasumber Prof Kyoko Sudo dari National College of Nursing Japan, di Kampus Institut Kesehatan Hermina Tower pada Ahad, 12 Mei 2024. Acara ini dihadiri oleh 364 mahasiswa. Foto: Institut Kesehatan Hermina
Institut Kesehatan Hermina Gelar Kuliah Pakar Internasional Keperawatan, Prof Kyoko Sudo dari Jepang Jadi Narasumber

Institut Kesehatan Hermina gelar kuliah pakar internasional soal inovasi digital dan sistem informasi kesehatan. Satu narasumber Prof Sudo dari Jepang


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

17 April 2024

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


COP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama

5 Maret 2024

Parade Mural Hari Kesehatan Nasional. Foto: Instagram FCTC Indonesia.
COP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama

Sesi kesepuluh Konferensi Para Pihak (COP10) Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau WHO FCTC menghasilkan sejumlah kesepakatan jangka panjang.


Heru Budi Tutup Puskesmas Kelurahan Jati II: Dialihfungsikan Jadi Upaya Kesehatan Masyarakat

30 September 2023

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menjadi pembicara dalam acara Hub Talk yang diinisiasi Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Dalam acara bertajuk
Heru Budi Tutup Puskesmas Kelurahan Jati II: Dialihfungsikan Jadi Upaya Kesehatan Masyarakat

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi memutuskan menutup Puskesmas Kelurahan Jati II di Pulogadung. Apa Alasannya?


Polusi Udara, Mayoritas Warga Jakarta Ternyata Masih Abai Proteksi Diri

26 Agustus 2023

Peneliti Utama Health Collaborative Center Ray Wagiu Basrowi/Ray
Polusi Udara, Mayoritas Warga Jakarta Ternyata Masih Abai Proteksi Diri

Indikasi polusi udara dan himbauan itu ternyata belum membuat warga Jakarta mengubah kebiasaan untuk mengutamakan proteksi diri.


Dampak El Nino pada Kesehatan Masyarakat Harus Diantisipasi

7 Agustus 2023

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat.
Dampak El Nino pada Kesehatan Masyarakat Harus Diantisipasi

Kewaspadaan terhadap potensi munculnya penyakit yang dipicu dampak El Nino harus diantisipasi dengan tepat dan segera.


Energi Bersih Cegah 180 Ribu Kematian di Indonesia, Begini Penjelasannya

25 Juli 2023

Anggota dari berbagai komunitas peduli energi bersih memajang poster yang berisikan informasi terkait energi bersih saat Car Free Day (CFD) di kawasan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu, 11 Desember 2022. Mereka menyampaikan pesan kepada masyarakat bahwa pentingnya menggunakan energi bersih dan terbarukan. TEMPO/Abdullah Syamil Iskandar
Energi Bersih Cegah 180 Ribu Kematian di Indonesia, Begini Penjelasannya

Apa yang dimaksud energi bersih, benarkah bisa menyelamatkan ratusan ribu nyawa manusia?