Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gadis ini Meninggal Karena Alergi Kacang

image-gnews
sxc.hu
sxc.hu
Iklan

TEMPO.CO, Sacramento - Gadis berumur 13 tahun meninggal akibat menderita alergi kacang. Saat berada di sebuah kamp musim panas di Sacramento, gadis ini diketahui memakan Rice Krispies yang ternyata mengandung kacang. Natalie Giorgi meninggal pada hari Sabtu  27 Juli 2013.

Seperti yang dilaporkan CBS News, Giorgi meninggal dalam pelukan ayahnya di Camp Sacramento setelah makan camilan tersebut, setelah sebelumnya, Giorgi mendapatkan beberapa dosis obat alergi. Seorang temannya, Augusta, mengungkapkan bahwa Giorgi sangat sensitif terhadap alerginya. Ia selalu meludahkan makanan yang mengandung kacang. "Dia tidak pernah memasukkan setiap makanan penutup atau apa pun ke dalam mulutnya sebelum berkonsultasi dengan seseorang," ungkap Augusta.

Sebelum meninggal, Giorgi sempat diberikan beberapa dosis Benadryl.  Namun, 20 menit kemudian, denyut jantung Giorgi berhenti dan ia dinyatakan tewas. Petugas kedokteran yang memeriksa keadaan Giorgi mengungkapkan bahwa terdapat pembengkakan di tenggorokannya. Orang tua Giorgi, Louis dan Joanna Giorgi, berharap kematian putri mereka akan memusatkan perhatian pemerintah pada bahaya alergi makanan.

Di Amerika Serikat, sekitar 3 juta anak-anak di bawah usia 18 tahun memiliki beberapa jenis alergi makanan.  Dan setiap tahunnya, 150 orang dari semua lapisan umur meninggal akibat alergi makanan. Penyebabnya didominasi oleh alergi kacang-kacangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kacang adalah alergen yang paling umum dalam makanan, diikuti oleh susu dan kerang, menurut American Academy of Allergy, Asma & Imunologi. Reaksi dapat berkisar dari iritasi kecil hingga dapat membahayakan jiwa. Gejala awalnya, terdapat reaksi kulit seperti gatal-gatal, kemerahan atau bengkak atau kesemutan di mulut dan tenggorokan, masalah pencernaan seperti diare, kram atau muntah, pengetatan pada tenggorokan, sesak napas dan hidung meler.



CBSNEWS.COM | ANINDYA LEGIA PUTRI

Terpopuler:
Joe Taslim Pindah Agama Demi Cinta

Berseteru dengan Ahok, Haji Lulung Pergi Umrah

Bang Ucu: PKL Bongkar Sendiri atau Saya Bakar

Briptu Rani Resmi Dipecat Polda Jawa Timur 

SBY ke Lumajang, Dukun Semeru Dikerahkan  

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

20 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker, Haiyani Rumondang.
Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.


Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Ilustrasi wanita pakai masker sambil bekerja. Freepik.com
Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.


Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.


Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan


Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.


Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.


Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.


Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?


5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.