TEMPO.CO, Jakarta--Kaset sekarang sudah jadi barang langka, tergusur oleh popularitas cakram padat (CD) sejak 1990-an. Banyak produsen musik berformat kaset yang gulung tikar. Sebagian yang bertahan atau beberapa label baru yang muncul hanya memproduksi album kaset dalam jumlah terbatas.
Keadaan ini diperparah oleh maraknya pembajakan, terutama saat munculnya format musik digital MP3 dengan Winamp, aplikasi pemutar musik digital gratis ciptaan Justin Frankel dan Dmitry Boldyrev pada 1997. Populernya berbagai perangkat pemutar digital, seperti I-Tunes, juga makin menjauhkan kaset dari pasar musik.
Belakangan, banyak musikus dan grup band yang kembali merilis kaset, seperti yang terjadi dalam acara Cassette Store Day di Saffron Bistro Kemang. Kaset mungkin belum tentu meledak lagi di pasar, tapi mulai bangkit sebagai barang eksklusif. Apalagi banyak kolektor kaset yang rajin mengumpulkan kaset-kaset lawas. Mengapa mereka kembali ke kaset?
Koran Tempo edisi Ahad, 22 September 2013 mengulas pita kaset dalam himpital digital. Saffron Bistro seolah menjadi arena kebangkitan kaset. Benda ini cukup populer di kalangan pencinta musik era 1950-an hingga 1990-an. Tapi, hari itu, sebagian besar dari 300 pengunjung yang hadir justru anak-anak muda era 2000–an, yang sebetulnya tidak lagi mengenal atau mendengar musik dalam format kaset.
Dalam acara itu beberapa band meluncurkan album mereka dalam bentuk kaset dalam jumlah terbatas, seperti Pandai Besi, Roman Catholic Skulls, Bin Idris, L'alphalpha, Sawi Lieu, dan Harlan. Pandai Besi mengeluarkan album Daur, Baur, hasil rekaman mereka di studio musik bersejarah Lokananta, dalam bentuk kaset. Roman Catholic Skulls, proyek musik dari Marcel Thee, yang sebelumnya dikenal sebagai vokalis Sajama Cut, merilis 100 kaset Weathered, album perdana mereka di bawah label indie Elevation Records yang dulu dirilis dalam format piringan hitam.
CHETA NILAWATY
Terhangat:
Penembakan Polisi | Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Mobil Murah
Baca juga:
Ini Radio Online Khusus Lagu Indonesia
5 Kebiasaan Sehat di Tempat Kerja
Desain Vintage, Mulai Lemari Hingga Bingkai
Ketika Balita Bicara Alat Kelaminnya