TEMPO.CO, Jakarta - Toilet bagi banyak orang adalah tempat yang dihindari. Tapi, bagi Direktur PT Kereta Api Indonesia Ignasius Jonan, justru tempat inilah yang melambungkan namanya dan membuat banyak perubahan. Tak percaya, baca saja buku yang baru diluncurkan berjudul Jonan dan Evolusi Kereta Api Indonesia.
Buku yang ditulis Hadi M. Djuraid ini berisi gebrakan-gebrakan yang dilakukan Jonan dalam memimpin PT Kereta Api Indonesia. Buku ini memuat cerita-cerita, sikap dan kebijakan, serta data-data tentang permasalahan yang dihadapi perusahaan negara ini. Buku setebal 336 halaman ini dibedah dan didiskusikan pada Rabu, 9 Oktober 2013, di Erasmus Huis, Kuningan, Jakarta Selatan.
Dalam bedah buku dan diskusi ini, Jonan banyak bercerita tentang toilet. Bermula ketika gebrakan pertama kali untuk memperbaiki citra perusahaan ini. Saat itu dia bertanya kepada salah satu jajaran petinggi tentang toilet yang tak pernah bersih, selalu bau pesing.
“'Toilet kereta kan plunglap gitu, ya, apa enggak bisa diubah?' Dia jawab, 'Tidak bisa bersih karena memang begitu'. Ya, saya jawab lagi, 'Lah, itu pesawat Boeing 747 bisa enggak plunglap',” ujar Jonan, disambut tawa hadirin.
Usaha untuk membuat toilet yang bersih itu, kata Jonan, akhirnya mulai terwujud meskipun menghabiskan dana Rp 100 jutaan. Tak hanya itu, dia mulai menginstruksikan bawahannya untuk membuat toilet di semua stasiun menjadi bersih. Dia pun memerintahkan anak buahnya untuk studi banding ke negara tetangga agar belajar soal kereta api, termasuk soal toilet. Tak hanya cerita, data, dan foto, buku ini juga memuat beberapa pesan atau broadcast kepada bawahannya dalam memberi arahan.
Cerita tentang toilet inilah yang banyak diulas dalam diskusi yang gayeng ini. Jonan pun bercerita tentang beberapa hal yang menjadi perhatiannya untuk memajukan perusahaan negara ini. Seperti pembenahan pegawai dan sistem penggajian, serta sistem tiket yang berubah total dan menghilangkan calo. Ada pula cerita ketika dia membersihkan para pedagang kaki lima di sekitar stasiun. “Saya enggak menggusur, tapi membersihkan rumah saya. Boleh to? Apa mau saya kirim, mau berapa? Langsung saya kirim,” ujarnya lagi, yang membuat para undangan tertawa.
Buku ini ditulis dalam 11 bab, dengan pengantar dari Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan dan ditutup oleh CEO dan pendiri Markplus Inc Hermawan Kartajaya.
DIAN YULIASTUTI