TEMPO.CO, Maryland - Anak kecil zaman sekarang sudah demikian akrab dengan perangkat layar sentuh. Ponsel, tablet, laptop hingga televisi yang menggunakan teknologi layar sentuh sudah banyak yang masuk ke rumah hingga sekolah. Mereka sejak dini sudah mahir menggunakan perangkat layar sentuh, bahkan mengalami ketergantungan.
Teknologi layar sentuh memang membawa manfaat. Tapi, efek samping bahkan bahaya juga menyertai penggunaan layar sentuh oleh anak, terutama balita. Ahli terapi dari Maryland, Amerika Serikat, Lindsay Marzoli, memperingatkan, penggunaan layar sentuh dalam jangka panjang oleh anak bisa melemahkan otot tangan. "Karena saat menggunakan layar sentuh, otot tangan mereka tak terlatih, dibanding jika menulis pada kertas," kata Marzoli, Kamis, 21 November 2013.
Marzoli menyatakan, jika anak dibiarkan terus-menerus memakai layar sentuh, otot tangan mereka akan lemah. Marzoli mengatakan, banyak pasiennya yang mengalami keterlambatan pertumbuhan otot atau kelemahan otot di beberapa bagian.
Dr. Timothy Doran, dokter anak dari Greater Baltimore Medical Centre , mengatakan bahwa penggunaaan layar sentuh tiga sampai empat jam sehari tanpa pengawasan orang tua bisa membahayakan perkembangan anak. (Baca:Penelitian: Bocah Zaman Sekarang Makin Lamban)
Para ahli masih memperdebatkan pengaruh layar sentuh bagi tubuh, karena teknologi ini masih baru dan pengaruh jangka panjangnya belum diketahui. Asosiasi dokter anak Amerika, American Academy of Pediatri, memberikan pedoman, anak tidak boleh menggunakan layar sentuh lebih dari dua jam sehari. Bahkan anak di bawah usia dua tahun tidak boleh menggunakan perangkat layar sentuh. Mereka menyarankan, televisi, tablet, dan komputer harus dijauhkan dari kamar anak-anak.
Peringatan lebih dini dinyatakan oleh Dewan Kesehatan Abertawe Bro Morgannwg University, Inggris tahun lalu. Perangkat elektronik seperti komputer, video game, dan smartphone menjadi bom waktu bagi kesehatan anak. Leher dan punggung mereka banyak yang sakit karena penggunaan komputer, video game, dan smartphone. Menurut penelitian, tiga dari empat anak SD dan dua dari tiga anak SMP/SMU dilaporkan menderita nyeri leher dan punggung.
Fisioterapis Lorna Taylor mengatakan, gaya hidup modern dan peningkatan pemakaian teknologi membawa efek buruk bagi kesehatan anak. Jika tidak ditangani, akan memiliki efek besar bagi generasi mendatang.
NUR ROCHMI | DAILYMAIL
Baca juga
Tertib Tidur Bisa Bikin Tubuh Langsing
Cara Mudah Tetap Langsing: Tidur Teratur
US-Asean Business Council Dukung Indonesia Sehat