TEMPO.CO, Jakarta - Masalah pendengaran merupakan hal serius yang sedang dialami dunia ini. Dari 700 miliar lebih masyarakat dunia, sekitar 360 juta jiwa mengalami gangguan pendengaran. Gangguan ini umumnya muncul akibat infeksi pada telinga.
"Penyebab paling umum gangguan di seluruh dunia ini adalah dari infeksi telinga," kata Shelly Chadha, pemimpin program WHO untuk pencegahan tuna rungu dan gangguan pendengaran.
Dari 76 negara yang diteliti, Shelly Chadha, pemimpin program WHO untuk pencegahan tuna rungu dan gangguan pendengaran, menemukan sepertinga dari penduduk dunia menderita gangguan pendengaran saat usianya di atas 65 tahun. Di sisi lain, ada juga yang kehilangan pendengarannya sejak lahir.
Menurut Shelly, negara-negara berkembang perlu strategi untuk mencegah masalah ini dengan langkah-langkah sederhana. "Mereka bisa membuat program imunisasi rutin, peningkatan kesehatan ibu dan anak, pengurangan kebisingan, dan menciptakan kebiasaan merawat kebersihan telinga untuk mencegah infeksi," katanya.
Untuk membantu masalah ini, WHO memberikan dukungan teknis dan bimbingan kepada negara-negara anggota agar dapat mengurangi masalah tersebut. Misalnya, dengan mengembangkan rencana pencegahan, identifikasi awal pada anak-anak yang memiliki gangguan pendengaran, dan layanan yang sesuai.
"Beberapa layanan yang diperlukan meliputi diagnosis infeksi telinga dan kemungkinan penerapan antibiotik atau operasi untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Akses menggunakan alat bantu dengar juga harus dianjurkan pada pasien," kata Shelly.
RINDU P HESTYA | VOICE OF AMERICA
Berita Lain:
Alat Kejut 3.800 Kilovolt Tak Membunuh Ade Sara
Pakai Tikus, Keberhasilan Terapi Avatar 70 Persen
Tes Darah Bisa Ungkap Alzheimer Lebih Dini
Hidangan Dekoratif Membuat Makanan Lebih Enak
Rancangan Seba Dipakai Fashion Police Hollywood