TEMPO.CO, London - Kekhawatiran tentang virus mematikan baru, sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS), meningkat secara signifikan. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menyatakan keadaan darurat kesehatan masyarakat global, Rabu, 14 Mei 2014.
Keputusan ini diambil rapat Komite Darurat WHO yang digelar pada Selasa, 13 Mei 2014. Tindak lanjut ini setelah virus ini mulai meluas ke beberapa benua, seperti Amerika Serikat, Asia, dan Eropa. Virus ini telah membunuh 30 persen dari mereka yang terinfeksi. (Baca: Dua Lagi Kematian Akibat Virus MERS-CoV)
"Komite menyimpulkan bahwa kondisi untuk Darurat Kesehatan Masyarakat Peduli Internasional belum terpenuhi," kata WHO dalam sebuah pernyataan, Rabu, 14 Mei 2014. Alasannya, belum ada temuan virus ini bisa menular dari manusia ke manusia.
Virus yang menyebabkan batuk, demam, dan radang paru-paru kadang-kadang fatal dilaporkan telah menjangkiti lebih dari 500 pasien di Arab Saudi dan menyebar ke negara-negara tetangga.
MERS adalah virus dari keluarga yang sama seperti SARS atau Severe Acute Respiratory Syndrome yang menewaskan sekitar 800 orang di seluruh dunia setelah pertama kali muncul di Cina pada tahun 2002. (Baca: Cermati Perkembangan Penyakit MERS)
ASIAONE | EKO ARI
Berita Terpopuler
Sutan Bhatoegana Jadi Tersangka KPK
SBY Tak Mau Jadi Saksi, Anas: Ngeri, Kan
Jokowi Jadi Presiden, Ahok: Kami Kepung Monas