TEMPO.CO, Jakarta - Penyelenggaraan debat calon presiden dan wakil presiden 2014 berhasil mencuri perhatian masyarakat Indonesia. Bukan hanya isi perdebatan antara-capres dan cawapres, moderator dalam acara tersebut juga sempat mendapat sorotan.
Debat capres-cawapres sesi pertama dengan tema "Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan Bersih, dan Kepastian Hukum" dipimpin Direktur Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) Universitas Gadjah Mada (UGM) Zainal Arifin Mochtar.
Dalam acara debat tersebut, Zainal banyak mendapat kritik. Ia dinilai tidak pandai mencairkan suasana dalam forum debat dan terlalu kaku. Tak ayal, Zainal pun sempat menjadi bahan bully di Twitter.
Beberapa netizen mencoba membuat akun Twitter yang diberi nama moderator. Lucunya, dalam setiap posting-nya, akun @sayamoderator ini hanya menuliskan, "Tolong jangan tepuk tangan," dan, "Silahkan tepuk tangan." (Baca: Ini Tahapan 'Audisi' Moderator Debat Capres)
Zainal memang kerap mengungkapkan hal tersebut saat memandu debat. Namun, dari pengakuannya di Twitter, hal ini karena format debat memang mengharuskannya untuk menjaga agar para pendukung capres bisa menahan euforia mereka.
Baca juga:
"Soal format debat kaku, UU menentukan itu milik KPU dan tim sukses. Jadi, saya disodori rundown yang dibuat mereka. Gak boleh keluar dari itu," tulis Zainal di akun Twitter-nya.
"Kedua, soal tepuk tangan, itu kesepakatan di awal. Tidak tepuk tangan dan lain-lain kecuali kalau sudah selesai. Kalau dilanggar, ya saya diminta mengingatkan," Zainal melanjutkan.
Terlepas dari kritikan kepada Zainal selaku moderator, beberapa jawaban capres pun menjadi "mainan" para netizen. Misal, paparan Jokowi soal implementasi revolusi e-government. Jokowi menyatakan, dengan bantuan pemrogram, proyek tersebut bisa selesai dalam waktu dua pekan saja. "Panggil programmer," seru Jokowi malam itu. Seketika, para netizen iseng membuat akun Twitter yang diberi nama @SayaProgrammer.
RINA ATMASARI
Berita Terpopuler:
Ina Culinary Fair 2014, Pesta Kuliner Nusantara
Pesona Kecantikan ala Ratu Monaco
Banyak Tahi Lalat Tanda Kanker Payudara?
International Photo Week 2014 diikuti 25 Negara