TEMPO.CO, Malang - Kepala Badan Perpustakaan Nasional Sri Sulastri mengatakan minat baca orang Indonesia tergolong rendah dibandingkan negara-negara lain. Bila orang Amerika rata-rata melahap 20 buku setiap tahun, dan Jepang sepuluh buku. Orang Indonesia hanya antara nol sampai satu buku. Adapun negara-negara lain di ASEAN setiap tahun warganya membaca dua sampai tiga buku.
"Fasilitas membaca perlu ditingkatkan untuk menggairahkan minat baca," kata Sri Sulastri, Senin, 15 Desember 2014, dalam kegiatan sosialisasi "Gemar Membaca" di Gedung Kartini Kota Malang. Selain peningkatan fasilitas, koleksi buku yang lengkap juga dapat memacu minat baca. (Baca: Minat Baca Rendah, Perpusnas Gelar Lomba Cerita)
Badan Perpustakaan Nasional menyelenggarakan roadshow "Gemar Membaca" ke sejumlah daerah untuk memacu minat baca. Kegemaran membaca buku, kata Sri, perlu terus ditumbuhkan karena menjadi landasan utama meningkatkan sumber daya manusia. "Sumber daya manusia meningkat jika minat baca juga meningkat," katanya.
Sri prihatin dengan masyarakat Indonesia lebih suka menonton televisi dibandingkan membaca. Tontonan yang digemari, katanya, antara lain sinema elektronika dan infotaimen. Selain itu, mereka umumnya latah menggunakan media sosial. "Untuk menumbuhkan minat baca, fasilitasnya harus tersedia," kata Sri. (Lihat pula: Sepuluh Langkah Agar Anak Gemar Membaca)
Sekretaris Daerah Kota Malang Cipto Wiyono berjanji menambah fasilitas perpustakaan. Setiap kecamatan, kata dia, akan didirikan perpustakaan untuk membudayakan gemar membaca. Selain itu, koleksi buku di perpustakaan juga ditambah. "Pemerintah Malang menyediakan perpustakaan di Taman Trunojoyo," katanya.
EKO WIDIANTO
Berita Terpopuler:
Mengintip Couch Surfing Makassar
Heboh Miss World 2014, Siapa Juaranya?
Tina Toon Berdagang Toko Online
Gaya Lipstik Oranye Ala Bintang K-Pop
Tidur Cukup Bisa Kurangi Sakit