5. Menghitung Kalori
Terlepas dari fakta, kata Cynthia, kualitas dan ketepatan waktu mengonsumsi kalori sangat penting dalam proses penurunan berat badan. Namun praktek penghitungan jumlah kalori bisa menjadi bumerang. "Sebuah studi menemukan bahwa meski tanpa batasan, menghitung jumlah kalori membuat perempuan tertekan," ucapnya.
Cynthia mengatakan tidak semua orang ingin mengalami hal tersebut. Sebab, peningkatan stres dapat menyebabkan lonjakan kortisol, sebuah hormon yang meningkatkan nafsu makan, untuk memakan makanan berlemak dan bergula. "Serta menambah penyimpanan lemak di perut," katanya.
Menurut Cynthia, informasi tentang kalori yang tersedia di kotak makanan atau menu makanan di restoran bukanlah sistem yang sempurna. "Saya tidak mengatakan bahwa info kalori tidak berarti. Namun saya pikir ada beberapa cara efektif dan kurang praktis mengurangi kalori," ujarnya.
6. Menghindari Lemak
Para ahli gizi berusaha menghilangkan pendapat bahwa mengonsumsi lemak akan membuat gemuk. Namun penduduk Amerika Serikat tetap saja fobia lemak. Cynthia mengatakan, kliennya menghindari mengonsumsi alpukat lantaran memiliki kandungan lemak yang tinggi.
Menurut Cynthia, mengonsumsi lemak sehat merupakan sebuah cara jitu dalam strategi menurunkan berat badan. Selain mengurangi peradangan, lemak sehat membuat Anda tetap kenyang lebih lama," katanya.
7. Makan dengan Emasional
Cynthia mengatakan kebiasaan makan karena bosan, cemas, marah atau senang merupakan salah satu masalah besar yang dialami kliennya saat berupaya menurunkan berat badan. "Kami praktis diajarakan sejak lahir untuk menghubungkan makan dan perasaan," ujarnya.
Cynthia mengungkapkan banyak kliennya yang bercerita bahwa mereka dihadiahi dengan makanan jika memenangkan sebuah pertandingan atau setelah diolok-olok di sekolah. "Kami punya ikatan batin dengan makanan seperti untuk merayakan sesuatu atau sebagai cara mengatasi perasaan yang tidak nyaman," ujarnya.
Cynthia yakin seseorang akan mampu mengurangi berat badannya jika mampu menemukan alternatif untuk mengatasi kebutuhan emosionalnya sekitar 50 persen dalam satu waktu. "Alih-alih diet, perubahan ini yang paling mungkin dan berdampak dalam penurunan berat badan," ujarnya.
SINGGIH SOARES | HUFFINGTON POST
Topik terhangat:
KSAL Baru | Lumpur Lapindo | Perayaan Natal | Susi Pudjiastuti | Kasus Munir
Berita terpopuler lainnya:
'Kalau Lapindo Salah, Kamu Pikir Jokowi Mau'
Muhammadiyah Tak Haramkan Muslim Ucapkan Natal
10 Penemuan Ilmiah Paling Menghebohkan 2014
Faisal Basri: Premium Lebih Mahal dari Pertamax