TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog Tika Bisono mengatakan ada beberapa dampak yang bisa dirasakan para istri akibat dipoligami oleh sang suami. Menurut Tika, paling tidak ada 4 penyakit psikis yang akan dirasakan para wanita bila tidak kuat dipoligami.
"Mereka bisa menjadi antisosial, paranoid, bipolar, dan tidak percaya diri," kata Tika saat dihubungi Kamis 7 September 2017.
Menurut Tika, para wanita yang suaminya menikah lagi, banyak yang sebenarnya merasa dipaksa menerima poligami. Wanita itu, lanjutnya, seakan dihajar dan dipaksa untuk menerima poligami itu. "Entitas wanita itu seharusnya mandiri dan merdeka," katanya.
Paksaan itu akhirnya bisa membuat banyak wanita yang tertekan dan depresi. Tika mengatakan hal itu banyak dialami kliennya. Para wanita berkonsultasi bahwa ia merasa terpaksa menerima poligami yang dilakukan suaminya. "Mereka tidak mau cerai karena mempertimbangkan ekososbud," kata Tika.
Ekososbud artinya ekonomi, sosial dan budaya. Secara ekonomi, para wanita ini khawatir cerai berdampak pada sisi keuangannya. Secara sosial, wanita pun takut dibicarakan rekan-rekannya sehingga takut malu. Beberapa pun masih menganggap, cerai itu tidak sesuai dengan budaya yang ada. Baca : Aplikasi Poligami, Pertarungan dalam Hukum dan Godaan
Klien-klien Tika, mengatakan suami mereka tidak lagi bersikap adil saat sudah memiliki madu. Hal itu tidak sesuai janji sang suami saat meminta izin istri pertamanya untuk menikah lagi. Tika tidak heran sang suami akan berkurang berbuat adil. "Sikap adil itu harus dilatih. Susah berjanji adil, kalau sebelumnya tidak pernah merasakan harus berbagi," kata Tika.
Tika mengatakan biasanya wanita yang mengalami poligami emosinya tidak stabil. Mereka lebih banyak pasrah atas kondisi yang mereka alami. "Mereka tidak punya jati diri dan sistem egonya itu rusak," kata Tika.
Menurut Tika, seorang manusia seharusnya memiliki keseimbangan ego. Untuk memperbaiki kondisi para wanita yang dipoligami, Tika menyarankan untuk melacak pangkal masalahnya. Jangan sampai sang istri hanya bisa menyalahkan dirinya. "Selain itu, penting juga untuk melakukan hipnoterapi," katanya. Salah satu cara hipnoterapi adalah mampu berdiskusi tentang diri sendiri demi mengembalikan egonya yang sempat hilang.
MITRA TARIGAN