"Peresmian Pusat Batik Nusantara ini semoga menjadi peluang yang baik di masa mendatang. Apalagi kini kecintaan serta animo masyarakat Indonesia terhadap batik begitu tinggi. Semoga kehadiran tempat ini menyemarakkan geliat dan potensi batik kita," kata Mari saat ditemui di sela peresmian.
Mari menilai jumlah penduduk Indonesia yang besar saat ini menjadi salah satu pendongkrak untuk mengoptimalkan potensi pasar produk dalam negeri, khususnya pasar batik. Dia mengatakan batik adalah salah satu potensial bagi produk dalam negeri untuk berkembang. Karena itu, Mari mengingatkan, kita harus memanfaatkan kesempatan uang yang tersedia supaya produk dalam negeri dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri. "Dengan demikian kita mampu bersaing dengan produk impor," ujarnya.
Kini, demi mendukung pencapaian tersebut, Mari menegaskan, pemerintah akan berupaya mengawasi produk batik asing, terutama serbuan batik printing dari Cina, dan meningkatkan perlindungan terhadap hak cipta dan pasar produk batik Indonesia. "Dari sisi corak, motif, pewarnaan, dan lainnya, batik kita tidak kalah, sangat dinamis, terus berkembang, inovatif, dan bervariasi."
Hadi Satyagraha, CEO PT Jakarta Reality, pengembang Thamrin City, memberi dukungan penuh. Dia menyebutkan, catatan tentang pemakaian tempat yang dirintis sejak November tahun lalu ini mengail keuntungan hingga Rp 3,5 miliar. Keuntungan tersebut melibatkan 4.750 pedagang dan jumlah pengunjung yang terus meningkat hingga 31 ribu orang.
Hadi sangat mengharapkan tempatnya menjadi wadah berkumpul para perajin untuk bersatu padu memajukan potensi batik Nusantara dan menekan laju serbuan produk kain impor, seperti dari Cina dan Korea. "Harapan saya tempat ini menjadi kebanggaan, terus berinovasi dan dinamis, bukan sekadar pusat batik biasa," ujarnya sembari menyebutkan bahwa pengunjung dimanjakan dengan koleksi batik dari Sabang hingga Merauke.
Hadi menambahkan, "Kami selalu menggelar pameran yang memang harus diikuti oleh kalangan perajin dari UKM (usaha kecil-menengah). Dengan demikian, rantai distribusi menjadi pendek serta harganya pun bersaing dengan produk impor yang murah."
Di antara pembatik dan perajin UKM, terselip perancang tersohor Boyonz Ilyas, yang membuka gerainya di lantai satu. "Gerai saya di sini ditangani istri, yang mengusung label Bovin, kepanjangan nama saya dan Alvin, nama istri. Pelanggan saya tahu persis saya hadir di sini bukan latah atau ikut-ikutan," ujar Boyonz. Jauh sebelumnya, Boyonz tertarik membuka gerainya sejak medio 2009, saat pembangunan Thamrin City belum rampung.
Perancang busana muslim asal Yogyakarta itu yakin tempat ini akan menjadi kebanggaan, seperti halnya Alun-alun Indonesia. Boyonz menegaskan, bila pemerintah serius memberikan dukungan terhadap tempat ini, prestisenya tidak kalah oleh Grand Indonesia, Senayan City, atau Plaza Indonesia. "Di sini saya berjualan barang berkualitas, harga bersaing mau yang biasa atau wah. Saya menjamin barangnya bukan asal atau ecek-ecek, karena kelas butik," kata dia, bersemangat.
Boyonz berharap Pusat Batik Nusantara ini bisa memberikan sosialisasi dan pembelajaran kepada para pelanggan setianya yang berasal dari kalangan atas. Datang ke tempat strategis, nyaman, dan lengkap ini menerbitkan semangat kebanggaan produk lokal. "Saya ingin mereka tidak asal datang. Tapi ada keterikatan emosional ke sini, bukan sekadar pusat batik biasa." l HADRIANI P
Boks
Suasana Sporty
Pria muda itu tampil percaya diri dengan kaus kuning dibalut jaket oranye cerah dan menenteng tas bahan tahan air. Sepatu kets dan celana training menegaskan paduan yang sporty. Juga ada seorang gadis menjinjing tas putih tegas melangkahi panggung. Aksen maskulin dari sepatu hitamnya tampak kontras dengan terusan baju hitam lengan panjang tapi berpotongan pendek nan seksi feminin.
Tak jauh dari pusat batik di Thamrin City, kentalnya suasana sporty dan kasual terlihat pada peragaan di Plaza Indonesia, Jakarta, 22 Januari lalu. Mengusung tema "Blenderize", koleksi busana pria dan wanita ditampilkan oleh sejumlah model. Misalnya busana untuk bermain golf, yang dipadu padan setelan topi dan t-shirt. Merek-merek terkenal turut ambil bagian, di antaranya Adidas, Rebook, Nike, Puma, dan Converse.
"Program blend diusung untuk menunjukkan keunikan Plaza Indonesia Extension, di mana kami mempunyai keberagaman penyewa yang saling melengkapi," kata Chorie Arland, Marketing Communications Manager Plaza Inonesia. "Program ini telah kami luncurkan pada Oktober 2009. Sebagai kontinuitas dari program tersebut, yang kami kombinasikan kali ini adalah penyewa sports dan F&B."
Dwi Arjanto