TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat kesehatan Missouri, Amerika Serikat, menginvestigasi penyebab kematian seorang bayi berusia 10 hari yang tewas setelah mengkonsumsi susu formula. Bayi itu diduga terinfeksi bakteri Cronobacter sakazakii (C. sakazakii). Walmart memutuskan menarik susu merek Enfamil dari seluruh toko mereka di seluruh penjuru Amerika.
Walmart mengumumkan bahwa mereka telah menarik susu kaleng bubuk Enfamil untuk bayi berukuran 12,5 ons dengan nomor lot ZP1K7G dari 3.000 toko di 49 negara. Belum diketahui apakah susu formula bubuk itu masih dijual oleh pengecer lain di rak-rak mereka.
Menurut Daily Record Libanon, bayi Avery Cornett meninggal pada hari Minggu. Diagnosa awal dia terinfeksi Cronobacter sakazakii–sebelumnya disebut Enterobacter sakazakii—bakteri langka penyebab infeksi aliran darah dan sistem saraf pusat pada bayi. Tingkat kematian di kalangan bayi yang baru lahir dan terinfeksi dilaporkan setinggi 33 persen.
Apa yang menyebabkan infeksi bayi Missouri ini belum diketahui. Tetapi ada bukti yang meyakinkan dalam kasus infeksi C. Sakazakii lain bahwa susu formula bayi berbentuk bubuk ini menjadi sumbernya. Pedoman Organisasi Kesehatan Dunia menyebutkan bahwa orang tua harus menyadari "bahwa susu formula bayi bukanlah produk steril dan mungkin terkontaminasi."
Mead Johnson, produsen Enfamil, mengatakan telah bekerja sama dengan otoritas kesehatan setempat untuk mengidentifikasi infeksi bayi itu. Seorang juru bicara mengatakan perusahaan sudah mengetes bahan-bahan dan produk jadi susu formula bubuk terhadap C. Sakazakii. Batch yang dipakai oleh keluarga si anak juga sudah diuji dalam proses produksi dan pengemasan.
Gena Terlizzi, dengan Missouri Department of Health and Senior Services, mengatakan kepada media lokal bahwa, "Pada saat ini belum ditentukan apakah bakteri ini terkait dengan susu formula atau sumber luar." The Laclede County Health Department mengirimkan susu bubuk Enfamil, air yang digunakan untuk campuran formula dan formula cair ke CDC dan laboratorium FDA. Hasil tes belum diumumkan.
FOOD SAFETY NEWS | NININ DAMAYANTI