TEMPO.CO , Jakarta - Ternyata, tak semua kalangan artis suka menjadi bagian dari kelompok sosialita. "Selebritas kita lebih tertarik nyaleg," kata pengamat budaya, Veven Sp Wardhana kepada Tempo, Kamis 25 April 2013.
Adapun, menjelang Pemilu 2014, dunia pemberitaan diramaikan dengan berbagai nama artis-artis yang terjun ke dunia politik. Sebut saja, Edo Kondologit, Jane Shalimar, Doni Damara, Rachel Maryam, David Chalik, Andre Hehanusa.
Tapi, bukan berarti tak ada selebriti yang menjadi sosialita, ataupun sosialita yang menjadi artis. "Selebritas juga ada yang jadi sosialita," ujar Veven.
Di Indonesia, mereka yang disebut sosialita ini adalah dari kalangan glamor dan punya profesi mentereng. Para sosialita ini membentuk kelompok-kelompok arisan yang beragam jenisnya. Mulai dari arisan berlian, barang-barang mewah, hingga pria berondong alias lelaki muda.
Kata Veven, kelompok borjuis ini sudah ada sejak zaman orde baru Presiden Soeharto. Hanya saja, segala aktivitas kaum elit ini masih cenderung tertutup. Beda halnya dengan masa sekarang, kaum sosialita tak lagi malu-malu mengumbar kegiatannya di publik.
Istilah sosialita, menurut Veven, berasal dari bahasa Prancis, yang memiliki makna kelas borjuis. Gaya hidup elit ini kemudian ditiru negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Mengacu pada kamus Merriam-Webster, kata sosialita pertama kali digunakan pada 1928. Kamus tersebut mengartikan sosialita terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial dan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menghibur dan dihibur dalam acara-acara fesyen yang dihadiri kaumnya.
NIEKE INDRIETTA
Topik Terhangat:
Edsus Sosialita | Ustad Jefry | Caleg | Ujian Nasional | Bom Boston
Baca juga:
Jasad Alien Kerdil di Cile Ternyata Manusia
Bos Yahoo Mengundurkan Diri
Dengar, Suara Asli Alexander Graham Bell
Xbox 720 akan Dirilis 21 Mei