TEMPO.CO, Jakarta -“Xin nian kuai le (selamat tahun baru Imlek). Nian nian you yu (semoga setiap tahun berkelimpahan).” Kalimat itu diucapkan pakar kuliner William Wongso ketika membuka tradisi makan bersama menyambut tahun baru Imlek di Mal Ciputra, Jakarta, pada Kamis dua pekan lalu.
Dia kemudian meminta para tamu mengaduk-aduk yu sheng dengan sumpit. Sajian ini berupa salad yang terdiri atas 15 bahan. “Taburkan dengan rapi, diaduk-aduk setinggi mungkin. Siapa yang paling berantakan, hokinya kurang,” kata dia sambil berkeliling ke meja-meja.
Kelima belas jenis bahan salad itu terdiri atas sayur, buah, ikan, dan ubur-ubur yang ditaburi bubuk kayu manis, wijen, kerupuk, minyak ayam, lada putih, dan saus plum. Para tamu yang terdiri atas perwakilan media massa, manajemen Ciputra, dan undangan segera tenggelam dalam kesibukan mengaduk-aduk yu sheng.
Baca juga: Imlek Sebentar Lagi, Atur-atur Rumah Yuk! Cek Feng Shui-nya
Menurut William, mengaduk yu sheng setinggi-tingginya dan menyantapnya bersama-sama adalah simbol kebersamaan, rezeki berlimpah, serta keberuntungan. “Bahan salad yang kering-kering seperti kacang itu ibarat emas, wijen untuk kelancaran dan hoki rata dari mana-mana,” dia menjelaskan.
Dikatakan William, tradisi makan siang bersama ini bukan berasal dari Negeri Cina, melainkan dari Singapura. Tradisi yang bermula sejak 1963 tersebut sekarang menjadi rebutan hak paten antara Malaysia dan Singapura, mengingat pada masa itu Singapura merupakan bagian dari Malaysia.
Tak berselang lama, William menyajikan sup hangat yang dibuat dari delapan bahan dasar berupa teripang, jamur tungku, ikan, udang, perut ikan, dry scallop, abalon (sejenis kerang), jamur hitam ditambah gingko nut, dan biji bunga lotus. Menu kedua ini diberi nama eight treasure soup yang mengandung harapan agar setiap usaha dapat berkembang pesat.
Menurut William, abalon merupakan bahan dasar makanan yang harganya mahal. Satu kilogram abalon yang terdiri atas dua ekor abalon berusia 50 tahun yang dihargai Rp 15-20 juta.
Setelah menu kedua, datang lagi menu berikutnya, yaitu jumbo king prawn with butter sauce yang melambangkan kemakmuran. Dari pengamatan Tempo, udang disajikan utuh dengan kepala dan ekor tanpa dikupas kulitnya. Tetamu menyantap paling sedikit dua ekor udang. Dalam sekejap, penganan nan lezat itu hampir tandas di tiap meja.
Makan siang menjelang Imlek ini diperpanjang lagi dengan menu keempat berupa sea-cucumber with abalone mushroom and broccoli. Kali ini, abalon disajikan dengan potongan sebesar telapak tangan beserta brokoli segar. Filosofi sajian ini adalah meraih kehidupan yang lebih baik.
Dan dalam tradisi Imlek, pindang bandeng adalah sebuah keharusan. Di atas panggung yang disaksikan para pengunjung mal, William mengolah pindang bandeng. Makna dari menu ini adalah harapan supaya bisnis senantiasa lancar dan melaju ke depan, persis seperti lancarnya ikan berenang.
Belum berhenti di situ, para tamu disuguhkan dengan hidangan ayam kodok yang merupakan simbol kebahagiaan dan keberuntungan. “Tolong disisain ayam kodoknya, ya,” kata penyanyi Tina Toon yang tampil dengan menyanyikan lagu-lagu Mandarin.
Menurut perempuan berusia 23 tahun itu, keluarga besarnya juga menggelar tradisi makan Imlek di rumahnya dengan menu yu sheng, pindang bandeng, misoa, kue keranjang, lapis legit, dan jeruk. “Ikan bandeng biar banyak rezeki dan misoa untuk panjang umur. Hao che (enak),” katanya tersenyum.
Adapun sauteed misoa yang melambangkan panjang umur disajikan menjelang akhir makan siang tersebut. Sebagai hidangan penutup tampil kue keranjang jongkong kelapa muda yang bermakna pengharapan agar setiap hubungan menjadi erat.
Penyajian penganan khusus dalam menyambut tahun baru Imlek 2568 yang jatuh pada 28 Januari 2017 juga digelar oleh Table8, restoran masakan Cina di Hotel Mulia, Senayan. Restoran ini menyiapkan kue beras nian gao, yang menjadi simbol kesejahteraan serta kesuksesan. Tim dapur Table8 menggaransi nian gao buatan mereka tercipta dari bahan-bahan yang bebas pengawet, pemanis, serta pewarna buatan.
Menu yu sheng? Tentu saja ada. Selain berisi sayuran, ikan segar yang dicampur saus plum, kacang tanah, wijen, yu sheng Table8 diperkaya dengan bumbu khas yang didatangkan dari Cina, seperti lima rempah-rempah bubuk (wu xiang fen), dan jeruk keprok segar (ju zi). “Yu sheng dapat dinikmati dari 25 Januari hingga 10 Februari 2017,” kata Direktur Komunikasi Hotel Mulia Romy Herlambang, Kamis lalu.
EFRI RITONGA, MARTHA WARTA SILABAN
Baca juga:
Imlek di Hotel, Ada Angpao dan keberuntungan
Menikmati Donald Trump di Tokyo